Selasa, 06 April 2021

Ning Ita Lahirkan Kampung UMKM Mandiri Di Tengah Pandemi Covid-19

Baca Juga


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat memperagakan cara membuat kue dalam Pelatihan Jajanan Khas dan Pelatihan Digital Marketing yang digelar pada Senin (05/04/2021) Sd. Rabu (07/04/2021).


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pandemi Covid-19 telah melanda seluruh pelosok negeri sejak satu tahun terakhir. Perekonomian mengalami kehancuran, hingga banyak masyarakat yang di rumahkan. Melihat permasalahan tersebut, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari getol membangkitkan pelaku usaha agar tetap bertahan sekaligus menciptakan wirausaha baru melalui pemberdayaan masyarakat yang dikemas dalam berbagai pelatihan dan inkubasi wirausaha.

"Sebenarnya, program-progran pelatihan bagi pelaku usaha dan masyarakat sudah kami lakukan sejak 2019. Hanya saja, saat dilanda pandemi seperti ini, kondisinya pun berubah. Oleh karena itu, kami pemerintah daerah terus meningkatkan jumlah pelatihan-pelatihan dalam memberdayakan masyarakat. Kalau dulu pelatihan hanya untuk pelaku usaha yang sudah punya usaha, sekarang tidak begitu. Semua orang bisa ikut pelatihan meskipun belum memiliki usaha", kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Selasa (06/04/2021).

Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan "Ning Ita" menerangkan, untuk tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menyasar 350 orang maupun Industri Kecil Menengah (IKM) serta 6.000 peserta di 300 IKM untuk mendapatkan pelatihan.

Diterangkannya pula, bahwa hal itu merupakan langkah-langkah strategis demi membangkitkan perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Utamanya dengan memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal agar dapat naik kelas, sehingga mampu bersaing dengan produk-produk unggulan dari daerah lain.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat meninjau kegiatan Pelatihan Jajanan Khas dan Pelatihan Digital Marketing yang digelar pada Senin (05/04/2021) hingga Rabu (07/04/2021).


"Tahun 2020 hingga 2021, pemerintah daerah telah menjalankan program inkubasi wirausaha dalam bentuk pendampingan dan pemberian modal usaha melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2021 secara berkelanjutan. Adapun bukti konkret hasil dari pendampingan UMKM tersebut adalah masuknya produk-produk UMKM lokal di pasar modern. Baik pada bidang kuliner, craft maupun suvenir", terang Ning Ita.

Lebih lanjut, wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini menjelaskan, bahwa selama ini telah Pemkot Mojokerto telah melakukan pemberdayaan melalui pelatihan dan inkubasi. Di antaranya seperti, pelatihan meningkatkan keterampilan IKM jajanan tradisional, pelatihan leather craft, pelatihan teknik ECO print, pelatihan kerajinan Shibori, peningkatan ketrampilan bordir, pelatihan pembuatan anyaman bambu, pelatihan pembuatan suvenir cor kuningan, pembuatan suvenir berbahan fiber, business matching IKM Alas Kaki, pelatihan pendampingan inkubasi wirausaha dan masih banyak lainnya.

"Misalnya saja, kampung UMKM Batik Majapahit, kampung UMKM Alas Sepatu, kampung UMKM Alas Sandal, kampung UMKM Onde-onde, kampung UMKM Hidroponik, kampung UMKM suvenir berbahan fiber, kampung UMKM suvenir cor dari kuningan dan maaih banyak lainnya", jelas Ning Ita.

Ning Ita menandaskan, hasil dari pemberdayaan melalui pelatihan dan inkubasi bagi masyarakat ini, kedepan tidak hanya mampu menembus pasar modern saja. Melainkan, juga dapat melahirkan Kampung-kampung UMKM mandiri yang memiliki ciri khas produk lokal masing-masing sehingga dapat menarik wisatawan luar.

"Karena sebentar lagi Kota Mojokerto akan menjadi Kota Pariwisata, maka kami ingin partisipasi dari masyarakat untuk ikut andil dalam pembangunan kota ini melalui produk-produk lokal UMKM. Nah, melalui produk-produk UMKM tersebut kami ingin kategorikan masing-masing. Sehingga, kalau ada pengunjung atau wisatawan yang singgah dan ingin melihat proses pembuatan produk lokal, kita bisa arahkan langsung ke kampung UMKM yang dimaksudkan", tandasnya. *(rn/Hms-Kominfo/HB)*