Minggu, 20 Maret 2022

Kukuhkan Pengurus APTRI, Gubernur Khofifah Ajak Manfaatkan Transformasi Digital Serta Sinergi Dengan PTPN Dan Pabrik Gula

Baca Juga

 


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan sambutan pada acara Pengukuhkan Dewan Pembina APTRI masa bakti 2022–2027 di hotel Best Western Papilio Surabaya, Sabtu (19/03/2022).

 
Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengukuhkan Dewan Pembina dan Pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) masa bakti 2022–2027 di hotel Best Western Papilio Surabaya, Sabtu (19/03/2022).

Kepada para pengurus yang baru dilantik, Gubernur Khofifah berpesan supaya bisa memanfaatkan transformasi digital dalam proses produksi mulai tanam, panen sampai ke pabrik gula penggilingan tebu.

Gubernur Khofifah menerangkan, dengan adanya sistem digital, maka para petani dapat meningkatkan kualitas bibit tebu untuk ditanam, musim panen hingga ke pabrik gula saat antrean penggilingan agar lebih produktif dan efisien.

“Jadi, digitilasi sistem ini memuat data apa saja yang bisa memberikan informasi kepada kita terkait produksi tebu ini", terang Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya pada acara Pengukuhkan Dewan Pembina dan Pengurus APTRI masa bakti 2022–2027 di hotel Best Western Papilio Surabaya, Sabtu (19/03/2022).

"Kalau ini terkoneksi antara satu petani tebu dengan yang lain, maka akan memudahkan pemetaan dan pengaturan mulai cari bibit yang baik, kapan saat panen agar antrean saat penggilingan tidak terlalu lama, serta kadar rendemen gula yang transparan", lanjutnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan sambutan pada acara Pengukuhkan Dewan Pembina APTRI masa bakti 2022–2027 di hotel Best Western Papilio Surabaya, Sabtu (19/03/2022).



Selain mengajak memanfaatkan teknologi digital, Gubernur Perempuan Pertama di Provinsi Jawa Timur ini juga meminta APTRI melakukan koordinasi dan sinergi dengan PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) serta dengan pabrik gula yang ada. Hal ini untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dan menguatkan. Utamanya, dalam penyediaan bahan baku tebu untuk pabrik gula.  

“Jadi pabrik gula ini juga sebagai industri pengolah hasil perkebunan. Jadi, komunikasi dan koordinasi baik dengan Pabrik Gula maupun PTPN ini harus terjalin dengan baik. Sehingga segala masalah yang ada bisa dicarikan solusi dan komunikasi terbaik", pinta Gubernur Khofifah.

Gubernu Khofifah pun menjelaskan, yang tidak kalah penting adalah para petani tebu juga harus melakukan koordinasi dengan beberapa instansi yang memiliki pusat penelitian untuk menghasilkan bibit tebu yang berkualitas, terutama kadar  rendemen. Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula didalam batang tebu yang dinyatakan dengan persen. 

“Jadi bila bibitnya baik, berkualitas baik , bongkar ratunnya  terukur, maka tingkat rendemennya juga akan baik. Jadi ini harus dikoordinasikan dengan instansi terkait terutama soal bibit tebu", jelasnya.

Mantan Mensos RI ini menandaskan, sekitar 95% petani tebu di Jatim adalah petani rakyat. Artinya, bahwa para petani rakyat tersebut bisa menjadi pengusaha di bidang bahan baku pergulaan. Untuk itu, koordinasi dan sinkronisasi baik dari para petani tebu rakyat, APTRI, pabrik gula maupun PTPN ini harus terkonsolidasi dengan baik.

“Sinergi ini tentunya untuk memberikan proteksi terhadap petani tebu. Misalnya jika petani tebu sedang panen ya jangan digiling bersamaan dengan raw sugar yang diimpor. Ini harus dimanage dengan baik untuk memproteksi para petani tebu yang sebagian besar adalah petani rakyat", tandad Gubenrur Khofifah.

Sebagai informasi, pada tahun 2021, produksi tebu di Jawa Timur mencapai 14.767.763 ton dan menghasilkan gula sebesar 1.087.415 ton. Jumlah produksi gula mencapai 46,25% dari keseluruhan produksi gula nasional. Hingga saat ini, Provinsi Jawa Timur menjadi Provinsi penghasil gula tertinggi di Indonesia. 

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina APTRI H. Arum Sabil mengatakan, bahwa pelaksanaan Munas dan Pengukuhan Pengurus APTRI dilakukan di Jatim karena di Jatim merupakan basis pabrik gula dan basis petani tebu. Luas perkebunan tebu di Jatim ini kurang lebih hampir mencapai 50 persen luas perkebunan tebu nasional.

“Jatim barometer dan kunci kebangkitan gula nasional. Ke depan, kami juga berharap agar swasembada gula di Indonesia ini benar-benar bisa terwujud", cetusnya.

Dalam kesempatan ini, turut dilakukan Pengukuhan Dewan Pembina dan Pengurus APTRI masa bhakti 2022–2027. Adapun susunannya, yakni Ketua Dewan Pembina H. Arum Sabil, Ketua Dewan Kehormatan H. Abdul Wachid, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat H. Fatchuddin Rosyidi, Sekretaris Umum H. Sunardi Edi Sukamto serta Bendahara Umum I Made Windu.

Turut hadir pada acara ini, di antaranya Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI Ardi Praptono, Direktur PTPN X Tuhubangun, Direktur PTPN XI Tulus Pandu Wijaya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Jatim Hadi Sulistyo serta Kepala Dinas Perkebunan Prov. Jatim Heru Suseno. *(DI/HB)*