Baca Juga

Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo saat memastikan kondisi dan harga bahan pangan pokok jelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijjriyah / 2022 Masehi di pasar modern di kawasan jalan Benteng Pancasila Kota Mojokerto, Rabu (06/07/2022) pagi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo bersama jajaran pejabat Forum Komunikasi Pimpiman Daerah (Forkopimda) Kota Mojokerto melakukan Sidak (inspeksi mendadak) di beberapa pasar tradisional dan modern yang ada di Kota Mojokerto, Rabu (06/07/2022) pagi.
Sidak untuk memastikan ketersediaan dan harga sejumlah bahan pangan pokok jelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijjriyah / 2022 Masehi tersebut juga diikuti beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto terkait.
Adapun sejumlah pasar tradisional dan pasar modern yang menjadi sasaran Sidak kali ini di antaranya pasar tradisional Tanjung Anyar, pasar Prajurit Kulon dan sebuah supermarket yang berlokasi di jalan Benteng Pancasila Kota Mojokerto.
“Untuk ketersediaan tidak ada masalah, tapi ada beberapa bahan pangan pokok yang harganya mengalami peningkatan", ungkap Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo di sela Sidak di Pasar Tanjung Anyar, Rabu (06/07/2022) pagi.
Lebih lanjut, Gaguk Tri Prsetyo menjelaskan, sejumlah komoditas bahan pangan pokok yang mengalami kenaikan harga jelang Hari Raya Idhul Adha 1443 / 2022 Masehi di antaranya cabai kecil, cabai merah dan bawang merah.
Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo bersama Forkopimda saat Sidak harga bahan pangan pokok jelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijjriyah / 2022 Masehi di pasar modern di kawasan jalan Benteng Pancasila Kota Mojokerto, Rabu (06/07/2022) pagi.
Atas adanya kenaikan harga tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto akan melakukan pengecekan lebih lanjut agar didapat data yang lebih komprehensif, sehingga bisa dilakukan analisis lanjutan untuk mengetahui penyebab dari kenaikan sejumlah komoditas tersebut.
“Sejauh ini, salah-satu indikasi kenaikan cabai merah adalah karena ketersediaan stok di tempat yang biasa tidak memenuhi, sehingga pedagang harus mengambil di tempat lain yang lebih jauh. Nah, ini berdampak pada transportasinya", jelas Gaguk.
Selain itu, dalam Sidak juga didapati penurunan drastis pada permintaan daging sapi. Hal ini, diduga dipicu karena terjadinya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi. Konsumen 'takut' jika daging yang dibeli adalah daging sapi yang terjangkit PMK yang kemudian dapat berimbas pada kesehatan mereka.
Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo menegaskan, bahwa ketakutan tersebut tidak benar. "Penyakit Mulut dan Kuku ini tidak akan berdampak kepada yang mengonsumsi, jika dagingnya dimasak atau direbus dengan suhu 100 derajat celcius selama 30 menit”, tegasnya.
Perihal bolehnya daging PMK dikonsumsi tersebut juga dibenarkan oleh pakar epidemiologi veteriner dam kesehatan masyarakat veteriner, drh. Widi Nugroho, Ph.D. Hal tersebut diungkapkan dalam sosialisasi yang digelar oleh Pemkot Mojokerto di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto pada Kamis (30/06/2022) lalu. *(EL/an/HB)*