Minggu, 26 Maret 2023

Gubernur Khofifah Ajak Muhammadiyah Jadikan Indonesia Pusat Industri Halal

Baca Juga


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan sambutan dalam acara Kajian Ramadhan PW Muhammadiyah Jatim di UMM Dome, Malang, Sabtu (25/03/2023).


Kota MALANG – (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak keluarga besar Muhammadiyah Jawa Timur untuk bersama-sama mendukung supaya Indonesia mampu menjadi pusat industri halal dunia. Hal itu, disampaikannya saat menyampaikan sambutan dalam acara Kajian Ramadhan PW Muhammadiyah Jatim di UMM Dome, Malang, Sabtu 25 Maret 2023.

"Kekuatan Jawa Timur untuk menjadi pusat industri halal Indonesia sudah terwujud dan terus kita kembangkan, sehingga ketika Indonesia menjadi pusat industri halal dunia", kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan sambutan dalam acara Kajian Ramadhan PW Muhammadiyah Jatim di UMM Dome, Malang, Sabtu (25/03/2023).

Gubernur Perempuan Pertama di Provinsi Jawa Timur tersebut menjelaskan, seperti yang disampaikan Founder Alibaba Group, Jack Ma, bahwa pada tahun 2030, 99 persen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dunia akan melakukan pemasaran dan penjualan secara daring dan 85 persen diantaranya melalui e-commerce.

Dengan kondisi tersebut, jejaring lembaga-lembaga ekonomi di lingkungan Muhammadiyah akan mengalami penguatan yang luar biasa jika terkoneksi dengan kekuatan perguruan tinggi yang dimiliki Muhammadiyah.

"Menurut saya, bukan hanya untuk jejaring pasar, tetapi hal ini akan memberikan penguatan UMKM daring global", jelas Gubernur Khofifah.

Disampaikan Gubernur Khofifah, bahwa penguatan jaminan produk halal juga tidak boleh dikesampingkan. Hal tersebut diperkuat dengan jumlah populasi masyarakat Muslim pada 2030 yang diperkirakan mencapai 26 persen dari populasi masyarakat dunia. Ini adalah pasar yang luar biasa.

Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa timur tersebut pun menyampaikan, bahwa pasar produk halal Asia-Pasifik pada 2030 akan mencapai 62 persen, Afrika 15 persen, Timur Tengah 20 persen dan Eropa-US 3 persen. Yang mana, produk halal saat ini sudah menjadi gaya hidup masyarakat global.

Oleh karena itu, kehadiran Kawasan Industri Halal di Sidoarjo saat ini juga harus diiringi dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Muhammadiyah juga diharapkan mampu memberikan sejumlah pendampingan untuk pengembangan SDM itu.

"Misalnya, kita perlu penguatan pendampingan sertifikasi halal pada berbagai produk, di sini Muhammadiyah bisa mengisinya melalui potensi warga maupun perguruan tinggi Muhammadiyah", tandasnya. *(HB)*