Minggu, 18 Februari 2024

Jadilah Dermawan, Lakukan Infak Dan Shodaqah

Baca Juga


Machradji Machfud bersama istri.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. A’udzubillahiminasysyaithanirrajim. Bismillahirrahmanirrahim.
Islam merupakan agama yang benar dan baik. Islam mengajarkan kepada ummat manusia tentang kebenaran dan kebaikan. Islam menganjurkan dan memerintahkan kepada manusia agar menjadi sosok yang dermawan dengan rajin melakukan infak dan shodaqah (sedekah).

Konsep ajaran Islam dapat dilihat dari seringnya disebut berdampingan dalam ketentuan, kaidah maupun ayat-ayat dalam kitab Suci Al-qur’an dua hal yaitu Amanu (iman) dan Amilush Shalihat (amal sholeh ). Sangat sering dijumpai dalam ayat kitab Suci Agama Islam Al-Qur’an rangkaian kata Amanu Wa'amilushalihat. Beriman dan beramal sholeh. Yang mengisaratkan, bahwa iman yang benar dan kuat dibuktikan dengan melakukan amal shaleh, amal yang baik, perbuatan baik yang sejalan dengan tuntunan Islam.

Amal sholeh itu wujudnya antara lain Infak dan shodaqah/sedekah. Konsep Islam itu iman, hubungannya dengan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa (habulum minallah) dan amal sholeh hubungannya dengan sesama manusianya, dengan kata lain sisi sosial kemasyarakatan (hablum minannas).

Shodaqah dan infak merupakan bukti dari iman seseorang. No sedekah dan infak, iman seseorang bisa diklaim sebagai iman palsu, iman bohong-bohongan, iman imitasi, iman lemah dan iman tipis. Sosok orang yang beriman beneran, kuat dan baik pastilah menjadi orang yang dermawan, rajin dan suka berderma, berinfak dan bershodaqah.

Secara bahasa (etimologi) infak berasal dari bahasa Arab, infaq yang asal katanya anfaqa-yunfiqu dan nafaqa yang artinya telah lewat, berlalu, habis, mengeluarkan isi, menghabiskan miliknya, membelanjakan, menafkahkan atau membiayai.

Secara istilah (terminology) infak adalah harta atau benda yang dikeluarkan, dibelanjakan untuk kebaikan, kepentingan masyarakat umum sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt.

Infak bisa berupa untuk belanja membangun sekolah, jembatan, jalan, panti asuhan, poliklinik, masjid, mushala, menolong yang miskin, menyekolahkan anak-anak miskin dan terlantar, menafkahi keluarga, menggaji pegawaii, membantu yang miskin dan kekuarangan, menolong yang kena musibah, menolong yang terjepit dan sulit ekonominya dll.

Secara bahasa Shodaqah atau sedekah berasal dari bahasa Arab, berasal dari kata 'ash-shidqu', yang berarti orang yang banyak benarnya dalam perkataan. Secara istilah, sedekah adalah melakukan suatu kebajikan sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah, baik pemberian yang bersifat materil maupun non-materil.

Selanjutnya adalah sedekah. Sedekah pada dasarnya merupakan cerminan dari keimanan. Sedekah merupakan kegiatan melakukan pemberian secara sukarela kepada orang lain. Dalam melakukan sedekah, tidak ditentukan jumlah maupun jenis pemberiannya. Sedekah juga dapat dilakukan kapan saja, karena tidak ada aturan waktu pemberiannya. Jenis pemberiannya pun tidak terbatas pada materi, dengan tersenyum dan membuat orang lain bahagia pun sudah terhitung sebagai sedekah.

Dari uraian di atas sebenarnya pengertian infak dan shidaqah/ sedekah itu sama saja. Perbedaannya hanya kalau infak hanya pemberian berupa materi, uang dan benda. Sedangkan shodakah pemberian berupa materi dan non materi/jasa termasuk budi pekerti yang baik, senyuman, perlakuan baik dan sopan juga mengajarkan ilmu. Shodaqah lebih luas pengertiannya dari infak.

Jadi, shodaqah bisa berupa infak dan zakat. Tapi, agar diterima Allah amal shalehnya, baik infak, shadakah dan zakat syaratnya harus diberikan secara ikhlas karena Allah (lillahi ta’ala) bukan untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain (lin naas). Tidak mengharap apa-apa, kecuali hanya ibadah dan mengharap ridha Allah SWT.

Jika, ditengah Masyarakat semarak dan gaung infak dan shodaqah hidup dan tampak jelas. Maka, akan terjadi kedamaian, persatuan dan kesatuan, hidup rukun dan damai. Si Miskin mencintai dan menghormati si Kaya. Dan si Kaya mencintai dan melindungi si Miskin. Persatuan, keamanan, ketrentaman dan kedamaian akan terjadi secara nyata di masyarakat dan negara tersebut.

Berikut dalil-dalilnya:

Surat Ali ‘Imran ayat (133)–(134):

۞ وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Wa sāri'ū ilā magfiratim mir rabbikum wa jannatin 'arḍuhas-samāwātu wal-arḍu u'iddat lil-muttaqīn

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِين

Allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-'āfīna 'anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Surat Al-Baqarah ayat (215):

يَسْـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ ۖ قُلْ مَآ أَنفَقْتُم مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ

Yas`alụnaka māżā yunfiqụn, qul mā anfaqtum ming kairin fa lil-wālidaini wal-aqrabīna wal-yatāmā wal-masākīni wabnis-sabīl, wa mā taf'alụ min khairin fa innallāha bihī 'alīm

Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.

Surat Al-Furqan ayat (67):

وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

Wallażīna iżā anfaqụ lam yusrifụ wa lam yaqturụ wa kāna baina żālika qawāmā

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

Surat Al-Baqarah ayat (261):

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Maṡalullażīna yunfiqụna amwālahum fī sabīlillāhi kamaṡali ḥabbatin ambatat sab'a sanābila fī kulli sumbulatim mi`atu ḥabbah, wallāhu yuḍā'ifu limay yasyā`, wallāhu wāsi'un 'alīm

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Surat Al-Baqarah ayat (268):

ٱلشَّيْطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِٱلْفَحْشَآءِ ۖ وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Asy-syaiṭānu ya'idukumul-faqra wa ya`murukum bil-faḥsyā`, wallāhu ya'idukum magfiratam min-hu wa faḍlā, wallāhu wāsi'un 'alīm

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir, menahan infak); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan (atas dosa dan kesalahan) daripada-Nya dan karunia ( rezqi yang berlimpah/luas). Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.

Surat Al-Hadid ayat (7):

ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَأَنفِقُوا۟ مِمَّا جَعَلَكُم مُّسْتَخْلَفِينَ فِيهِ ۖ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَأَنفَقُوا۟ لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ

āminụ billāhi wa rasụlihī wa anfiqụ mimmā ja'alakum mustakhlafīna fīh, fallażīna āmanụ mingkum wa anfaqụ lahum ajrung kabīr

Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.

Hadits Asma, ra:

حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا عَبْدَةُ عَنْ هِشَامٍ عَنْ فَاطِمَةَ عَنْ أَسْمَاءَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُوكِي فَيُوكَى عَلَيْكِ
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ عَنْ عَبْدَةَ وَقَالَ لَا تُحْصِي فَيُحْصِيَ اللَّهُ عَلَيْكِ

Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadhal, telah mengabarkan kepada kami 'Abdah dari Hisyam dari Fathimah dari Asma' radhiallahu'anha berkata, Nabi ﷺ berkata, kepadaku, "Janganlah kamu tahan tanganmu dari berinfak karena takut miskin, sebab nanti Allah menyempitkan reziki bagimu." Telah menceritakan kepada kami 'Utsman bin Abu Syaibah dari 'Abdah dan beliau ﷺ berkata,: "Janganlah kamu menghitung-hitung untuk bersedekah karena takut miskin, sebab nanti Allah menyempitkan rezeki bagimu".
( HR. Bukhari dan Muslim ).

Hadits Abu Hurairah:

وَبِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ اللَّهُ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ

Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib, telah menceritakan kepada kami Abuz Zinad bahwa Al A'raj menceritakan kepadanya, bahwa ia mendengar Abu Hurairah, ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Kita adalah orang-orang yang datang terkemudian, namun kita yang terlebih dahulu ke surga pada hari kiamat."
(Masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadis sebelumnya -dari Abu Hurairah-) Allah berfirman, "Berinfaklah engkau, niscaya Kuberikan infak (ganti) kepadamu."
(HR. Bukhari).

Hadits Abu Hurairah:

و حَدَّثَنِي الْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّا حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ بِلَالٍ حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ أَبِي مُزَرِّدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Dan telah menceritakan kepadaku Al Qasim bin Zakariya, telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad, telah menceritakan kepadaku Sulaiman bin Bilal, telah menceritakan kepadaku Mu'awiyah bin Abu Muzarrid dari Sa'id bin Yasar dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidaklah seorang hamba memasuki waktu pagi pada setiap harinya, kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satunya memohon: 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi dermawan yang menyedekahkan hartanya.' Dan satu lagi memohon: "Ya Allah, musnahkanlah harta si bakhil", (HR.Muslim).

Hadits Abu Malik al-Asy’ari:

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا حَبَّانُ بْنُ هِلَالٍ حَدَّثَنَا أَبَانُ حَدَّثَنَا يَحْيَى أَنَّ زَيْدًا حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَا سَلَّامٍ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآَنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالصَّلَاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Habban bin Hilal, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Aban, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya, bahwa Zaid telah menceritakan kepadanya, bahwasanya Abu Sallam telah menceritakan kepadanya, dari Abu Malik al-Asy'ari, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Bersuci merupakan separuh keimanan, ucapan ALHAMDULILLAH dapat memenuhi timbangan, sementara ucapan SUBHANALLAH dan ALHAMDULILLAH dapat memenuhi ruang antara langit dan bumi. Salat adalah cahaya, sedekah adalah petunjuk (bukti), kesabaran adalah sinar, dan Al-Qur’an akan menjadi manfaat bagimu kelak atau bumerang bagimu. Setiap manusia berangkat di pagi hari, lantas ada yang menjual dirinya (untuk taat atau maksiat), sehingga akan membebaskannya (dari azab) atau (hawa nafsunya) akan membinasakannya", (HR.Muslim).

Hadits Abu Hurairah:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub, Qutaibah dan Ibnu Hujr, mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far, dari al-'Alaa', dari Bapaknya, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda: "Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidaklah seorang hamba yang memaafkan kesalahan, melainkan Allah akan tambahkan kemuliaan baginya. Dan tidaklah seseorang yang merendahkan hati karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya", (HR.Muslim).

Surat At-Taubah ayat (60):

۞ إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْعَٰمِلِينَ عَلَيْهَا وَٱلْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَٱلْغَٰرِمِينَ وَفِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Innamaṣ-ṣadaqātu lil-fuqarā`i wal-masākīni wal-'āmilīna 'alaihā wal-mu`allafati qulụbuhum wa fir-riqābi wal-gārimīna wa fī sabīlillāhi wabnis-sabīl, farīḍatam minallāh, wallāhu 'alīmun ḥakīm

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Semoga bermanfaat Saudaraqu. Wal afwu minkum. W a s s a l a m. *(Machradji Machfud/HB)*