Baca Juga
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Saya, pengguna kartu telkomsel simpati nomor 081235345976 yang sudah sekitar 3 tahunan menggunankan nomor tersebut, tak menampik untuk mengakui kelebihan sinyal dari provider tersebut yang bisa dikata unggul dibanyak medan maupun daerah. Termasuk untuk penggunaan internet dan untuk berbagai gadget.
Sebelum kejadian untuk yang ke-dua kalinya, tepatnya Rabu (27/01/2016) kemarin, saya masih percaya jika kejadian hilangnya pulsa regular dan pulsa kuota internet yang pertama (tahun lalu), hanyalah merupakan suatu peristiwa yang kebetulan belaka. Namun, begitu kejadian tersebut berulang lagi pada pada Rabu kemarin, saya bertekat bahwa hanya akan menghabiskan sisa pulsa yang saat ini masih tersisa Rp. 30.700,- dengan masa aktif hingga 08 Januari 2017. Inipun, jika tidak disedot lagi oleh "Siluman Yang Penghisap Pulsa" yang bercokol dalam perusahaan jasa layanan komunikasi tersebut.
Jika sebelumnya rutinitas isi pulsa regular Rp. 20 ribu hingga Rp. 50 ribu perbulan dan inipun masih ditambah lagi dengan beli pulsa internet dengan kuota bulanan untuk smartpone saya, tetapi untuk masa berikutnya membuat saya benar-benar "kapok" untuk beli pulsa regular maupun pulsa paket internet untuk SIM Cart simpati saya. Terkait ini, tekad saya hanya satu, "Akan melepas dan tidak akan menggunakan SIM Cart produk dari perusahaan jasa layanan komunikasi tersebut".
Kejadian susutnya sejumlah nominal pulsa regular dan raibnya paket kuota internet pada Rabu kemarin, dapat dikatakan motif kronologinya sama dengan kejadian pada tahun sebelumnya. Kejadian raibnya pulsa regular kuota internet yang pertama, awalnya dengan masih khusnudzon, bahwa ini mungkin karena hanya suatu kebetulan dan unsur ketidak-sengajaan saja.
Dengan masih berpandangan positif, keesokan harinya saya mendatangi kantor grapari telkomsel yang ada dijalan Gajah Mada, saya laporkan kejadian hilangnya pulsa regular dan paket internet bulanan yang baru saya isi 3 hari sebelumnya. Petugas yang berjaga saat itupun menanggapinya dengan meminta KTP dan SIM Cart simpati yang terpasang pada smartpone saya.
Setelah keduanya saya berikan, petugas grapari pun lantas mencatat KTP dan mengecek SIM Cart simpati saya. Sekira 5 menitan, petugas menyerahkan kembali KTP dan SIM Cart simpati saya serta tanda bukti pelaporan, sambil mengatakan kurang lebihnya : "Maf pak, laporan ini sudah tercatat pada kami dan sedang kita proses pada jasa layanan. Tolong ditunggu dua~tiga hari, akan ada tanggapan dari pihak kami. Dan, kalau dalam batas waktu 3 hari belum ada tanggapan, bapak bisa telepon pada nomor kami ini atau bisa datang kesini lagi", kata petugas grapari saat itu, sembari memberikan nomor HPnya.
Cukup memuaskan, malamnya sekitar pukul 23.30-an WIB, ada SMS masuk dari nomor layanan 3636 yang kurang lebihnya tertulis : "Mohon maaf atas ketidak nyamanan anda atas layanan kami. Pulsa anda sekarang telah normal kembali. Silahkan cek pada nomor layanan anda dengan menekan *888# dan *889#".
Benar saja, begitu saya cek dinomor kedua layanan tersebut, pulsa regular saya Rp. 67.4xx,- dan paket kuota internet bulanan saya 1,6xx GB yang tadinya raib telah kembali lagi. Dengan ini, permasalahan saya anggap selesai dan kepercayaan saya untuk tetap memakai telkomsel simpati tetap tak berubah, meskipun tak sekali dua-kali saya mendengar dari teman tentang kejadian yang menimpanya serupa seperti pada saya. Bahkan, mungkin jengkelnya, istri sayapun sampai menanggalkan kartu telkomsel simpatinya, dengan alasan baru isi pulsa dan baru digunakan 3~4 kali dipakai SMS pulsanya habis.
Hingga pada Rabu (27/01/2016) dini hari lalu, usai menggunakan smartpone saya sebagai modem laptop untuk mendownload 5 dan mencetak berita (untuk kepentingan verifikasi redaksi) yang telah terunggah pada media online ini, saat mencabut smartpone muncul SMS pemberitahuan dari nomor layanan 3636 yang kurang lebih isinya menyatakan bahwa saya telah menggunakan tarif pulsa internet normal. Agar lebih hemat, diminta beli paket flas melalui *363#.
Mendapat SMS tersebut, langsung saya cek pulsa regular dan intenet saya melalui nomor layanan *888# dan *889#. Ternyata pulsa regular tingga Rp. 30.700,- dan kuota internetnya kosong. Padahal beberapa hari sebelumnya saya isi pulsa Rp.50 ribu yang sebelumnya masih ada sisa Rp. 20 ribu sekian dan isi kuota paket 2GB/bulan {foto (1)}.
Kejadian ini otamatis mengingatkan saya pada peristiwa setahun sebelumnya. Dengan masih berpikiran positif, dalam benak pun timbul rencana : "Besok pagi atau siang mendatangi grapari untuk melaporkannya" dan langsung mematikan koneksi internet smartpone saya.
Rabu (27/01/2016) sekitar pukul 2 siang pun saya datang dikantor grapari telkomsel yang ada dijalan Gajah Mada Kota Mojokerto. Sesampainya ruang kantor digrapari tersebut, begitu saya utarakan laporan saya tentang kejadian raibnya sejumlah nominal pulsa regular dan paket kuota internet saya, petugas langsung menanyakan nomor SIM saya, "Nomor SIMnya berapa pak...?", tanya Futih, petugas yang melayani saya saat itu.
Saya pun langsung memberikan nomor SIM saya dan dia pun memasukannya dalam komputernya. Dalam hitungan detik, dia mengatakan pada saya, "Data disini menyatakan banyak digunakan untuk hotspot pak. Jadi ya memang sudah habis kuotanya", kata dia.
Mendengar keterangan ini, kontan saja saya kaget dan menimpalinya, " Tolong dicek lagi mbak. Sebelum saya koneksikan dengan laptop untuk download 5 berita, pulsa regularnya ada lima puluh ribu lebih dan paket kuota internetnya sekitar 1,4 GB. Gak mungkin habis atau kurang sehingga mengambil pulsa regularnya, kan hanya saya pakai untuk download 5 berita", timpa saya.
Dengan agak bingung, petugas grapari itu meninggalkan tempat duduknya menuju yang kata dia adalah pimpinannya. Sekitar 3 menit, dia kembali ditempat duduknya semula yang berhadapan dengan saya, lantas berujar, "Maaf pak, ini tadi sudah saya konsultasikan dengan pimpinan dan katanya juga tidak bisa. Jadi ya memang habis karena banyak digunakan untuk hotspot", ujarnya.
Merespon ini, saya keluarkan smarpone dari saku tas lantas saya buka file log penggunaan data dan saya tunjukkan ke petugas tersebut. "Kok aneh...!? Lihat ini, log penggunaan data internet pada HP dan SMS verifikasi saat setelah isi pulsa internet", lontar saya sembari menyodorkan smartpone saya yang memaparkan rangkaian penggunaan data internet lantas membukakan bukti SMS verifikasi dari 3636 yang menyatakan besaran kuota paket internet {foto (1) dan foto (3)}.
Ketika Futih yang tak lain adalah petugas grapari telkomsel jalan Gajah Mada Kota Mojokerto, memperhatikan layar smartpone saya yang menunjukkan SMS verifikasi dari momor layanan 3636 yang menyebutkan bahwa pada tanggal 19 Desember 2016 kuota paket internet saya 2GB dan pada log penggunaan data internet menyebutkan bahwa penggunaan kuota internet untuk hotspot sampai pada 27 Desember 2016 tercatat hanya 35,x MB, dahinya nampak berkerut dan wajahnya berubah agak kemerahan.
Ketika jari-jari tangannya nampak akan bergerak, dengan cepat saya katakan, "Mbak jangan dihapus lo, itu bukti yang harus saya arsipkan", kata saya pada Futih, dan dengan serta merta saya ambil smartpone saya dari pegangan jemarinya. Dia pun menimpalinya, "Tidak kok pak, cuma mau melihat lihat saja", timpalnya.
Begitu smartpone sudah saya ambil kembali, tampak hasrat ingin meyakini keraguannya, Futih berujar lagi, "Coba saya cek lagi disini ya pak...", ujar dia, sembari jemarinya mengutak-atik keyboard komputernya. Sejenak, lantas berkata lagi, "Iya pak..., disini dinyatakan kuota jnternetnya sudah habis. Jadi ketika kuotanya internetnya habis, secara langsung akan menggunakan pulsa regularnya", kata Futih lagi.
Menyadari bahwa dia hanyalah karyawan biasa yang hanya tunduk pada atasan dan sistem didalamnya, saya pun tak mau terlelap dalam debat kusir yang berkepanjangan dan nantinya malah semakin merugikan waktu maupun tenaga saya, saya pun berkata kepadanya, "Ya sudah mbak, mungkin sistem disini memang seperti itu, percuma saja berpanjang-lebar. Yang jelas data pada smartpone saya kan sudah sampeyan lihat sendiri. Tolong minta print-out data yang tercatat pada sintem disini", kata saya pada Futih, serasa menahan diri.
"Iya pak..., sebentar ya...", jawab Futih, sembari jemarinya mengutak-atik keyboard komputernya lagi. Menunggu sekitar satu menitan, terdengar bunyi derit printer yang sedang mengeluarkan selembar kertas yang berisi catatan perhitungan penggunaan internet yang digunakan oleh nomor SIM Cart saya.
"Ya... terima kasih. Sebagai bukti lain bahwa saya telah datang dikantor grapari ini dan mendapat pelayanan disini, saya foto ya... dan agar pengguna lain lebih berhati-hati dalam menggunakan layanan sehingga tidak terseret arus-layanan, akan saya publikasi dimedia online ini", ujar saya sembari menunjukkan ID Cart PERS dan mencoba mengambil gambar petugas grapari telkomsel jalan Gajah Mada Kota Mojokerto yang melayani saya.
Sayangnya, begitu dia melihat ID Cart dan tahu akan saya ambil gambarnya, dia berusaha menyembunyikan raut wajah dengan cara memalingkan mukanya. Menyadari atas haknya sebagai Warga Negara, terpaksa mengambil gambar sekenanya saja.
Menimbang kejadian pertama yang terjadi setahun sebelumnya, saya tunggu hingga 3 hari terhitung sejak tanggal 27 Desember 2016. Setelah 3 hari tak ada tanggapan, timbul keinginan browser untuk melihat apakah pernah ada kejadian serupa sengan yang saya alami dengan membuka google dan mengetik "Kehilangan Pulsa Simpati" (add. tentunya tidak-menggunakan kartu SIM provider itu lagi). Begitu tema tersebut saya "klik", kontan saja muncul puluhan, bahkan ratusan kejadian serupa dengan yang saya alami.
Sementara itu, tulisan ini tidak ada maksud lain, kecuali agar pembaca release-an ini yang kebetulan menggunakan layanan yang disediakan oleh provider tersebur hendaknya waspada. Karena meskipun kejadian itu terjadi pada kita, dengan begitu enaknya saja pihak grapari menyangkalnya dengan mengatakan "Siatem kami mencatatnya seperti itu e...".
Dengan mengamati telah sebegitu banyaknya kejadian serupa dengan yang saya alami, sementara ini masih menunggu tindakan dari pihak yang berwenang menanganinya, dengan menggaris bawahi "Berani dan Mampukah Pihak Berwenang Menjerat Siluman Penyedot Pulsa Yang Bersembunyi Dibalik Provider Itu...?". *DI*