Baca Juga
Foto : Wali Kota Mojokerto, Mas'ud Yunus saat diwawancarai sejumlah awak media.
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Meski sebatas wacana, pembangunan frontage atau lahan diatas sungai Brantas yang dilontarkan oleh Dinas Pemuda Olah-raga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Mojokerto ini sangat layak untuk disebut sebagai ide briliant. Pasalnya, disamping wilayah administrasi Kota Mojokerto sangat kecil, juga minim atas adanya kawasan wisata yang dapat menyedot ketertarikan turis.
Pasalnya, eksplorasi sungai Brantas sebagai pusat rekreasi dan wisata kuliner ditengah keterbatasan sumber daya alam Kota Mojokerto ini, jika dapat terealisasi juga akan melibatkan 17 Satker yang ada ditubuh Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto. Sehingga, akan menghapus kesan egosentris tiap-tiap kepala Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD).
Disamping itu, jika wacana tersebut dapat terealisasi, sistem kerja terintegrasi yang bakal melibatkan 17 Satker ini juga dapat dikategoterikan merupakan kebijakan langka, sejak masa Pemerintahan Walikota Masud Yunus. Yang mana, ini juga merupakan suatu tantangan tersendiri dalam pengambilan kebijakan dan keputusan.
Menanggapi munculnya rencana pembuatan frontage di sungai Brantas tersebut, Walikota Masud mengungkapkan apresiasinya terhadap ide brilian itu. "Bagus itu, sama halnya dengan paparan kerja setiap SKPD lainnya. Setiap gebrakan itulah yang kita harapkan", tutur Mas'ud Yunus, Wali Kota Mojokerto, Rabu (23/03/2016).
Pun, orang nomor-satu dijajaran Pemkot Mojokerto ini mengaku, bahwa sangat respek atas upaya eksplorasi sungai Brantas sebagai pusat rekreasi dan wisata kuliner ditengah keterbatasan sumber daya alam di Kota Mojokerto . "Saya sudah mendengar dan mengapresiasi paparan kerja Disporabudpar tentang pembuatan frontage tersebut. Kita lihat dulu, sejauh mana eksennya ditahun ini", ungkap Walikota Mas'ud Yunus.
Ditemui terpisah, Rabu (23/03/2016), Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Sonny Basuki Rahardjo juga menyatakan mengapresiasi pembuatan frontage tersebut. Menurutnya, sepanjang hal tersebut bermanfaat bagi masyarakat, Sony pun menyatakan sebagai pihak yang mendukungnya. "Bagus rencana tersebut. Apalagi bisa diaplikasikan tahun depan", ujarnya.
Sementara itu, dimenit berbeda, Kepala Sub. Bagian Penyusunan Program (Ka. Subag. Sungram) Badan Penilitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Mojokerto, Agus Triyatno mengatakan, bahwa pembuatan frontage diatas sungai Brantas akan melibatkan hampir semua instansi yang ada di Pemkot Mojokerto. Menurutnya, proyek ini tidak hanya dilakukan oleh Dinas PU dan Dinas Pariwisata saja.
"Pembuatan frontage atau lahan diatas sungai Brantas ini melibatkan hampir seluruh instansi yang ada di Pemkot. Sebab, kerja ini tidak hanya dilakukan oleh Dinas PU dan Disporabudpar. Misalnya, untuk rekasa lalin harus ditangani oleh Dishub, untuk penataan PKL harus dilakukan Disperindag dan UMKM dan sebagainya", kata Agus T.
Dipaparkannya pula, bahwa hasil pembangunan ini nantinya akan mengentas dapat pengangguran di Kota ini. Dengan pembuatan frontage seluas 3.900 meter x 4 meter, bisa menampung 1000 lapak atau 1000 tenaga kerja. "Nantinya, PKL yang ada disana adalah orang yang benar-benar belum mempunyai pekerjaan atau pengangguran. Sedangkan yang 30 titik diisi oleh profesional. Dengan menampung pengangguran murni, berarti kita mengurangi telah 4,88 % atau 687 orang pengangguran berdasar catatan Mojokerto Dalam Angka (MDA)", paparnya. *(DI/Red)*