Selasa, 11 Oktober 2016

Sembilan Kecamatan Di Kabupaten Mojokerto Rawan Bencana Banjir Dan Longsor...?

Baca Juga

Kepala Pelaksana Tugas BPBD Kabupaten Mojokerto, Tanto Suhariyadi.

Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Hasil mitigasi BPBD Kabupaten Mojokerto menyatakan, bahwa 4 Kecamatan rawan bencana banjir dan 5 Kecamatan rawan bencana banjir serta puting beliung. Hal ini, dikuatkan dengan keluarnya surat pernyataan Bupati Mojokerto tentang Ketetapan Siaga Darurat Bencana Banjir, Longsor dan Angin Puting Beliung. "Per satu Oktober 2016, pak Bupati mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Ketetapan Siaga Darurat Bencana Banjir, Longsor dan Puting-beliung nomor : 360/2841/416-213/2016 tertanggal 30 September. Status siaga bencana ini berlaku sampai 30 November. Tapi, masih mungkin untuk diperpanjang", ungkap Kepala Pelaksana Tugas BPBD Kabupaten Mojokerto, Tanto Suhariyadi, Rabu (12/10/2016).

Dijelaskannya pula, bahwa penetapan status siaga bencana itu menyusul adanya prediksi cuaca ekstrem rilisan BMKG yang bakal menerjang wilayah Jawa Timur. Yang mana, dalam kurun 2 bulan kedepan, diperkirakan bakal terjadi hujan deras dengan disertai angin kencang berpotensi menerjang wilayah Kabupaten Mojokerto. "BMKG merilis, dalam kurun 2 bulan kedepan, diperkirakan bakal terjadi hujan deras dengan disertai angin kencang berpotensi menerjang wilayah Kabupaten Mojokerto", jelasnya.

Selai itu, BMKG juga memperingatkan adanya pergerakan tanah di wilayah selatan Kabupaten Mojokerto. Yakni kawasan lereng Pegunungan Anjasmoro, Welirang, dan Penanggungan yang meliputi Kecamtan Jatirejo, Gondang, Pacet, Trawas, dan Ngoro. "Adanya pergerakan tanah di wilayah topografi pegunungan mengakibatkan adanya retakan tanah. Saat diguyur hujan, retakan itu berpotensi longsor karena tekanan volume air. Ditambah lagi vegetasi sebagai penguat tanah di bagian tebing semakin kecil," terangnya.

Terkait itu, pihaknya menghimbau agar seluruh warga di 5 Kecamatan tersebut selalu waspada, terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi. Dirincinya pula, bahwa titik rawan longsor meliputi Desa Rejosari, Desa Jabung Desa Sumberjati  Kecamatan Jatirejo, Desa Gumeng dan Dilem Kecamatan Gondang, Desa Kemiri, Padusan, Pacet, Claket, Cembor Kecamatan Pacet. "Jadi, seluruh warga di 5 Kecamatan tersebut saya himbau untuk selalu waspada. Terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi", himbaunya.

Selain Desa di 5 Kecamatan tersebut, Tanto pun mengingatkan, agar warga Desa Seloliman, Duyung, Penanggungan, Kedungmuti di Kecamatan Trawas serta Desa Kunjorowesi di Kecamatan Ngoro juga tak salahnya untuk turut waspada. Pasalnya, selain faktor alam, potensi longsor juga akibat pembangunan jalan diwilayah tebing yang kurang baik. "Selain faktor alam, potensi longsor juga akibat pembangunan jalan di wilayah tebing yang kurang baik. Kurangnya pemadatan tebing dan tak ada penahan membuat longsor kerap terjadi," ujarnya.

Tanto pun mengingatkan kejadian yang terjadi pada Minggu (09/10/2016) malam. Yang mana, terjadi tanah longsor dikawasan Desa Jarijejer sehingga memutus jalur Trawas—Pacet. Sementara di Desa Claket Kecamatan Pacet, longsoran badan jalan hingga mengakibatkan rusaknya 2 rumah warga.

Menurut Tanto, terjadinya bencana tanah longsor  tak hanya berpotensi di 4 Kecamatan tersebut. Wilayah Kabupaten Mojokerto juga terancam bencana banjir akibat luapan beberapa sungai yang tak kunjung dinormalisasi. Saat hujan deras turun, otomatis air akan meluap karena daya tampung sungai yang tak lagi memadai. "Luapan Sungai Lamong kerap kali membuat banjir di Desa Pulorejo dan Banyulegi (Kecamatan Dawarblandong). Sedangkan luapan Sungai Sadar berpotensi mengakibatkan banjir di Kecamatan Mojoanyar, Bangsal, Mojosari, Pungging. Kalau hujan intensitas tinggi, banjir berpotensi meluas ke wilayah Meri, Kenanten, dan Dlanggu", paparnya.

Untuk mengantisipasi adanya korban jiwa yang diakibatkan baik oleh bencana tanah longsor maupun banjir, pihaknya tengah membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) yang terdiri dari BPBD, Dinas PU Bina Marga, PU Cipta Karya yang sekaligus melibatkan aparat TNI dan Polri.

Hanya saja, kendala anggaran Tanggap Bencana yang kerap mengganjal, akan disiasati dengan penggunaan Bantuan Tak Terduga (BTT) senilai Rp 7,5 miliar yang saat ini mengendap di Kas Daerah Pemkab Mojokerto yang ditambah dengan bantuan adanya pengajuan 1.000 paket logistik yang terdiri dari makanan siap saji, pakaian, perlengkapan bayi dan sabun yang tengah diajukan ke BNPB.
*(DI/Red)*