Baca Juga
Kubangan bekas galian proyek siluman dijalan raya Semeru (selatan) Kel. Wates Kec. Magersari, Rabu (09/11/2016) pagi.
Kubangan bekas galian proyek siluman dijalan raya Semeru (utara) Kel. Wates Kec. Magersari, Senin (07/11/2016) siang.
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Akhir tahun anggaran 2016 yang tinggal 7 (tujuh) pekan lagi, membuat pengerjaan sejumlah proyek fisik dilaksanakan secara ngebut. Disusul pula bermunculannya sejumlah proyek-proyek siluman yang dikerjakan dengan kesan asal-asalan pula. Seperti halnya, 2 kubangan pada proyek siluman dikawasan jalan Semeru diwilayah Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Kota Mojokerto yang 4 hari terakhir telah menjatuhkan sejumlah pengendara sepeda-ontel dan sepeda-motor.
Minimnya aspek keselamatan dan informasi pelaksanaan kegiatan proyek fisik pada sejumlah proyek siluman dipenghujung tahun ini meski terus menjadi sorotan publik, tetap saja tak menjadikan perhatian bagi dinas penanggun-jawab anggaran. Misal, pada proyek siluman peningkatan jalan Semeru dikawasan Kelurahan Wates Kota Mojokerto.
Pihak kontraktor pelaksana diduga sengaja membiarkan kerukan aspal kurang-lebih 3 x 4 meter-persegi melintang ditengah jalan yang bagai kubangan air dikala hujan. Bukan hanya satu, tapi dua kubangan dengan kedalaman sekitar 30 cm didepan agak selatan sedikit SMPN 9 dan disebelah utara perempatan Pasar Burung.
Sebagaimana dikeluhkan salah-satu pengguna jalan Semeru, Priyo (35) warga Jatikulon yang hampir terjatuh saat melintas dijalan tersebut.
"Setahu saya, kubangan ini sejak empat hari lalu dan dibiarkan begitu saja tanpa ada pekerjaan lanjutan. Ini sangat membahayakan pengguna jalan. Minggu malam lalu (Red : 06/11/2016), saya hampir jatuh. Waktu saya berhenti akan mengambil sandal saya yang jatuh karena terpeleset, ada sepasang suami istri jatuh dari motornya. Malahan, saya sempat menolongnya", keluh Priyo, Rabu (09/11/2016).
Disamping pengerjaan proyek yang terkesan asal-asalan, minimnya penerangan jalan juga menjadi penyebab jatuhnya beberapa korban dimalam hari. Dini (34) warga Lingkungan Bancang Kelurahan Wates ini pun jadi salah-satu korbannya. "Tadi malam (Red : Selasa-malam, 08/11/2016), aya hampir terperosok ke got. Dalam kondisi hujan saya dari arah selatan, tahu-tahu masuk kubangan besar yang lumayan dalam. Untung saja tidak terlalu kencang dan masih bisa menguasai stir...!?", keluhnya kesal, Rabu (09/11/2016) pagi.
Ditambahknnya, bahwa lubang bekas galian itu sangatlah membahayakan, terutama dimalam hari. "Lubang itu tidak kelihatan pada malam hari. Apalagi kalau hujan, jalanan tertutup air sehingga membahayakan pengendara sepeda motor maupun mobil", tambahnya, tandas.
Menurutnya, dalam mengerjakan proyek jalan, seharusnya instansi terkait juga memperhatikan keselamatan pengguna jalan. "Kami berharap ada perhatian dari instansi terkait. Kalau mau mbangun jalan ya harus tetap memperhatikan standar keselamatan pengguna jalan. Ini kan jalan raya...!?", tandasnya.
Dikonformasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Mojokerto Wiwiet Febrianto tampak merespon keluhan warga, meski terlambat. "Terkait dengan keluhan warga, kita sudah mewarning pelaksana agar segera menyelesaikan pengecoran jalan yang dikeruk. Jika dalam dua hari atau sampai Jumat tidak dicor maka PU ambil inisiatif pengurukan cerukan itu", kelitnya, Rabu (09/11/2016) siang.
*(Yd/DI/Red)*
BERITA TERKAIT :