Baca Juga
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Mewakili Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus menanda-tangani perjanjian kerja sama (MoU) Smart City dan E-Goverment dengan Pemkot Bandung yang diwakili Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Dimana, penanda-tanganan perjanjian kerja sama itu dilakukan pada Rabu (08/03/2017) malam, di Balai Kota Kusuma Wicitra, jalan Sudanco Supriyadi Kota Blitar, Jawa Timur.
Selain Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus dan Wali Kota Bandung Bandung, 5 Kepala Daerah lain juga turut hadir dalam acara ini. Dari Jawa Timur, yakni Wali Kota Blitar sendiri sebagai tian rumah, Bupati Malang, Bupati Probolinggo dan Bupati Kediri. Sedangkang dari luar Jawa, yakni Bupati Buleleng Provinsi Bali dan Bupati Tanjung Balai Provinsi Sumatra Utara.
Usai penannda-tanganan MoU, Wali Kota Mojokerto menuturkan, bahwa kolaborasi dengan daerah yang lebih maju sangatlah dibutuhkan. "Kita sangat butuh kolaborasi dengan daerah lain yang lebih maju. Ini seiring dengan semangat tahun 2017 yaitu semangat kreasi, inovasi dan prestasi untuk kemajuan Kota Mojokerto", tutur Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus, Rabu (08/03/2017) malam.
Sebelumnya Pemkot melalui Wali Kota mengajukan usulan kerja sama jaringan lintas perkotaan kepada Wali Kota Bandung. Hal ini disambut baik oleh pihak Pemkot Bandung, sehingga terlaksanalah kolaborasi lintas perkotaan dengan beberapa daerah yang berlangsung kemarin. "Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah harus mengedepankan semangat kebangsaan, integrasi dan kolaborasi. Apa yang sudah dicapai Pemkot Bandung, harus bisa diterapkan di Kota Mojokerto", ungkap Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus.
Begitu juga sebaliknya, lanjut Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus, ini demi kemajuan bersama. "Program Pusyar misalnya, daerah manapun juga bisa belajar dari Kota Mojokerto. Kita melakukan kerja sama dengan semangat kebangsaan. Semuanya menarik. Kita juga banyak kurangnya namun juga banyak lebihnya. Intinya, dimana kita kurang akan adopsi mana yang bagus dari Bandung. Begitu juga sebaliknya", lanjutnya.
Lebih jauh, Wali Kota Mijokerto Mas'ud Yunus menerangkan, harmonisasi dan sinkronisasi program ini dalam rangka percepatan dan pemerataan pembangunan serta peningkatan kerja sama untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. "Kesepakatan bersama ini, dalam rangka melaksanakan alih pengetahuan dan pengalaman best practices antar Pemerintah Daerah. Agar dapat lebih menibgkatkan pelayanan kepada masyarakat", terang Wali Kota Mas'ud Yunus.
Menurut Wali Kota Mas'ud Yunus, banyak hal yang harus dikolaborasikan dengan Pemkot Bandung dalam nota kesepahaman tersebut. Terlebih untuk mewujudkan pengembangan 'Smart City' dan e-government di Kota Mojokerto yang berbasis aplikasi. "Bayangkan saja, untuk mengembangkan Smart City, Kota Bandung menghabiskan anggaran 50 milyar rupiah dalam tiga tahun terakhir. Tapi dengan adanya kolaborasi ini Kota Mojokerto dapat memangkas anggaran yang sangat besar", jelas Wali Kota Mojokerto, Mas'ud Yunus.
Sementara Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil lebih memberikan semangat pada kepala daerah yang hadir untuk percaya diri dengan menggali kearifan lokal bagi kemajuan bangsa terutama menjaga persatuan kesatuan. "Indonesia ini kalau kompak tidak ada yang melawan. Tadi saya bilang, tahun 2030 akan jadi ranking tujuh dunia, tahun 2045 akan ranking tiga dunia. Syaratnya apa, cepat pertumbuhannya", kata Ridwan Kamil.
Diterangkannya, bahwa syarat cepat tumbuh harus kompak dengan saling berbagi. Tapi, semua berjalan sendiri-sendiri, mustahil pertumbuhan itu cepat tercapai. Untuk itu, cara paling mudah untuk ditiru daerah lain adalah program Smart City dengan teknologi. "Intinya kurangi kata-kata kompetisi, sebaliknya perbanyak kata-kata kolaborasi. Kami lompat jauh dengan memakai sistem ini, dari ranking 200 menjadi ranking satu penghargaan dari Menpan. Layanan publik sudah terlampaui, open Governance kami juga diakui Mendagri. Nah... ini bisa disharing untuk daerah lain", terangnya.
Wali Kota Bandung menjelaskan, bahwa ada 300 software Smart City yang bisa diadopsi bagi daerah yang mau mengadopsinya. Ridwan Kamil mengilustrasikan, bahwa Pemkot Bandung membelanjakan dana 500 miliar untuk teknologi hingga mencapai Smart City. Jika semua daerah membelanjakan anggaran yang sama untuk permasalahan yang sama, dijamin Indonesia akan maju pesat berkembang bersama.
Namun demikian, menurut Wali Kota Bandung ini, diantara 300 software itu, yang paling istimewa adalah software e-budgeting. Menurutnya juga, software ini berhasil menemukan anggaran-anggaran siluman ataupun anggaran-anggaran kurang penting. "Bandung pakai software itu, terbukti bisa menghemat hingga 1 trilyun rupiah. Silakan dipakai mana yang cocok untuk kemajuan bersama", pungkas Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
*(DI/Red)*