Rabu, 08 Maret 2017

Marah Massal, Ratusan Warga Mojokerto Rusak Truk Kontainer Pabrik Karet PT. BNM

Baca Juga


Kondisi truk kontainer pasca diamuk massa, Rabu (08/03/2017).

Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Ratusan warga 5 Desa diwilayah Kecamatan Puri marah massal. Dalam marahnya, Rabu (08/03/2017) mulai sekitar pukul 15.00 WIB, ratusan warga 5 Desa itu menghadang truk penganngkut kiriman bahan baku maupun hasil produk pabrik karet PT. Bumi Nusa Makmur (BNM) yang berada dikawasan Desa Medali Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.

Aksi penghadangan truk yang dilakukan ratusan warga 5 Desa ini, dipicu rasa ketidak-nyamanan warga selama 8 tahun selalu menghisap bau busuk (seperti bau kotoran manusia yang telah mengering) yang diduga berasal dari limbah sisa produksi pabrik pengolah karet PT. BNM yang berada dikawasan Medali Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto ini, hingga berujung pada kemarahan massal.

Ratusan massa dari Desa Medali, Sumolawang, Balongmojo, Brayung dan Desa Mlaten Kecamatan Puri membuat barikade dijalur akses dari By Pass Mojokerto menuju PT. BNM. Tepatnya, barikade berupa portal dari bambu dengan spanduk bertuliskan 'Demi anak cucu kami masyarakat menolak truk muatan karet' dibuat warga di Desa Sumolawang yang berjarak sekitar 500 meter sisi utara pabrik karet tersebut.

Tak lama kemudian kericuhan terjadi saat truk kontainer Nopol L 8686 UY yang akan menuju ke PT. BNM menolak dihentikan warga. Bahkan, sopir truk sempat melontarkan ancaman akan menabrak barikade warga. Dan, entah siapa yang memulai, ratusan warga yang marah massal itu merusak truk kontainer yang nekat menerobos barikade warga.

Tak ayal lagi, akibat penyerangan itu, kaca depan truk kontainer hancur. Hingga trukpun tak bisa dipindahkan karena hand rem dalam kondisi macet. Sementara sang sopir kontainer langsung kabur begitu saja. "Warga langsung marah melempari truk dengan batu", kata Hadi (35), warga Desa Medali dilokasi.

Menurut Hadi, kemarahan warga juga dipicu kejadian sebelumnya. Yakni, adanya 6 preman dari PT. BNM yang mengawal truk tersebut agar bisa melewati barikade warga. Namun, melihat adanya ratusan warga yang emosi, keenam orang itu memilih kabur. "Preman-preman itu kabur semua, takut dengan warga", ujarnya.

Situasi yang sempat mencekam itu akhirnya kondusif setelah ratusan polisi dari Polres Mojokerto diterjunkan dilokasi. Anggota bersenjatakan lengkap maupun berpakaian preman berjaga ditempat penghadangan untuk mengantisipasi kericuhan susulan. Hanya saja, ads 9 kontainer dan 9 truk yang akan masuk ke PT. BNM tertahan disisi utara barikade warga.

Informasi dari warga lainnya, Sunarno (58) menyatakan, jika aksi penghadangan truk PT BNM ini dilakukan karena kekesalan warga atas beroperasinya pabrik karet itu telah memuncak. Menurutnya, pabrik karet dikawasan Desa Medali itu hampir 24 jam tiap harinya menghasilkan bau busuk menyerupai kotoran manusia. "Penghadangan ini kami lakukan sampai ada yang bertanggung jawab menjamin pabrik tak produksi lagi. Karena yang marah bukan warga sini saja, banyak Desa yang terdampak bau busuk", pungkasnya.

Sementara Kepala Desa Medali, Miftahuddin menjelaskan, selain dipicu persoalan bau busuk dari PT. BNM, aksi penghadangan kali ini juga sebagai ungkapan kekesalan warga atas lalu lalangnya truk kontainer kepabrik karet. Diungkapkannya pula, bahwa hilir-mudiknya truk berukuran besar dijalan masuk ke PT. BNM yabg melewati Desa Banjaragung, Balongmojo, Sumolawang dan Medali itu membuat arus lalu-lintas di sepanjang jalan tersebut kerap kali tersendat. Jalan beraspal selebar 4 meter itu tak muat untuk dilalui kendaraan lain dari arah berlawanan saat truk kontainer melintas. "Kondisi itu mengganggu kenyamanan warga. Tonase truk yang melebihi kelas jalan juga membuat jalan ini rusak parah", jelasnya.

Diterangkannya pula, jika kelas jalan yang dilalui truk kontainer PT. BNM itu merupakan jalan kelas 3 yang seharusnya hanya bisa dilewati kendaraan roda 4 bertonase maksimal 8 ton. Sedangkan truk maupun kontainer yang keluar-masuk dari dan ke PT. BNM bertonase melebihi ketentuan. "Semua kendaraan pabrik  beratnya diatas itu. Tiap hari ada sekitar 60 kontainer pengangkut bahan mentah dan bahan jadi PT. BNM melalui jalan ini", terangnya.

Menurutnya, upaya mediasi untuk menuntaskan polemik kelas jalan menuju PT BNM  telah berulangkali dilakulan. Bahkan, telah melibatkan Polres, Dishub, Dinas Peizinan dan Dinas PU. Namun, manajemen pabrik masih enggan mematuhi ketentuan kelas jalan tersebut. "Selain harus bisa tak menimbulkan bau busuk, kami minta PT. BNM mematuhi aturan kelas jalan, agar tak lagi meresahkan warga", pungkasnya tandas.
*(DI/Red)*