Jumat, 02 Juni 2017

Cangkrukan Dan Sahur Bareng Kabag Ops Polres Mojokerto Di Gubug Gus Ir, Mantapkan Cinta Pancasila Dan NKRI Harga Mati

Baca Juga

Kabag Ops Polres Mojokerto Kompol Tri Sujoko saat menyampaikan wejangan kepada para satri Gus Ir, pemuda Desa Tambak Agung dan beberapa pemerhati, Kamis (01/06/2017) malam, di "Gubug Gus Ir".

Para satri Gus Ir, pemuda Desa Tambak Agung dan beberapa pemerhati saat menyima wejangan Kabag Ops Polres Mojokerto Kompol Tri Sujoko, Kamis (01/06/2017) malam, di "Gubug Gus Ir".

Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Kiprah Polisi sebagai Pengayom Masyarakat, tentunya tidak lepas dari bagaimana kinerja Aparat Negara ini dalam mengayomi sekaligus melayani masyarakat. Karena pada hakekatnya Polisi adalah merupakan manusia biasa, sehingga dalam menjalankan tugas mengayomi dan melayani masyarakat, Polisi selalu mendapat sorotan dari berbagai kalangan.

Terkait itu, dengan harapan bisa mengubah mindset masyarakat tentang bagaimana sejatinya Polisi dan untuk menunjukkan bagaimana Polisi bisa sangat dekat dengan masyarakat, Kamis (01/06/2017) malam sekitar pukul 23.00 WIB hingga Jum'at (02/06/2017) dini hari, Kabag Ops Pelres Mojokerto Kompol Tri Sujoko, menghadiri Cangkrukan dan Sahur Bareng di Gubug (padepokan) "Gus Ir" yang berada di Dusun Tambak Sari Desa Tambak Agung Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.

Menariknya, dimalam-buta dan tanpa pengawalan seorang anak buahpun, Kompol Tri Sujoko hadir ditengah padepokan yang memiliki sekitar 70-an santri ini dengan penampilan yang sederhana dan penuh keakraban. Bahkan, sebelum memperkenalkan diri, hanya hadirin tertentu saja yang tahu jika Tri Sujoko merupakan orang nomor tiga dijajaran Polres Mojokerto.

Ketika tiba gilirannya memperkenalkan diri dan diminta memberikan wejangan ditengah kerumunan para santri dan beberapa pemuda Desa serta sejumlah pemerhati, tampak hampir semua yang hadir agak tercengang sekaligus kagum atas keberadaan Kompol Tri Sujoko ditengah mereka. "Kawula paring asmo Tri Sujoko. Keleresan..., wekdal sakmeniko dipun embani tugas dumateng Polres Mojokerto, kadapuk dados Kabag Ops", ungkap Kompol Tri Sojoko dalam bahasa Jawa dengan begitu santunnya, Kamis (01/06/2017) malam.

Menariknya pula, dengan begitu fasihnya Kompol Tri Sujoko ini memaparkan sejarah masuknya Islam dipulau Jawa melalui pedagang dari Gujarat dan para Waliyullah (Wali Songo). Tak urung, hal ini membuat para hadirin semakin kagum pada Perwira Polisi yang ini. "Kesimpulanipun, mboten-wonten setunggal kemawon ajaran Islam ingkang ngajaraken kebencian ugi permusuhan, menapa malih saling serang. Pramila meniko, Pancasila saha UUD 1945 sampun selaras kalian ajaranipun para alim ulama", papar Kompol Tri Sujoko.

Agar lebih memahami dan menghayati dan dapat mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, lanjut Kompol Tri Sujoko, Pancasila adalah merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan oleh Ir. Soekarno yang rumusan finalnya ditetapkan sebagai Dasar Negara pada 18 Agustus 1945. "Ini merupakan jiwa besar para founding father, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok nusantara, sehingga bisa membangun kesepakan bangsa yang mempersatukan kita", lanjutnya.

Terkait kehidupan berbangsa dan bernegara yang akhir-akhir ini mengalami tantangan kebhinekaan, Kompol Tri Sujoko menerangkan, kebhinekaan kita sedang diuji dengan munculnya pandangan dan tindakan yang mengancam kebhinekaan dan kesatuan bangsa. "Saat ini, ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi selain Pancasila. Masalah ini semakin mencemaskan dan diperparah oleh penyalah-gunaan media sosial yang banyak mengabarkan berita-berita HOAX atau kabar bohong. Untuk itu, kami berpesan, agar sedulur-sedulur berhati-hati dan waspada dalam menerima kabar yang tidak jelas sumber dan kebenarannya. Jika perlu, sampaikan ke kami. Kami terbuka 24 jam", terangnya, seraya menyebutkan nomor selulernya.

Lebih jauh lagi, Kompol Tri Sujoko menjelaskan perlunya belajar dari pengalaman buruk Negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan bahkan hingga perang saudara. "Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, kita bisa terhidar dari hal itu. Selama ini kita bisa hidup rukun dan bergotong-royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, Indonesia adalah harapan dan menjadi rujukan internasional untuk membangun dunia yang damai, adil dan makmur ditengah kemajemukan", jelasnya.

Dipenghujung pemaparannya, Kompol Tri Sujoko mewanti-wanti tentang pentingnya perdamaian, persatuan dan pesaudaraan diantara sesama. "Mari kita bersikap santun, saling menghormati, saling toleran dan saling membantu untuk kepentigan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu dan bergotong-royong demi kemajuan bangsa Indonesia. Mari kita jaga Pancasila dan UUD 1945 serta NKRI harga mati", pungkas Kabag Ops Polres Mojokerto, Kompol Tri Sujoko.

Tiba pada sesi tanya-jawab, hampir semua santri di "Gubug Gus Ir" mengajukan persoalan-persaolan yang pernah mereka temui dan hadapi. Meski demikian, dengan sabar dan santunnya Perwira Polisi ini memberikan ulasan maupun jawaban satu demi satu hingga terpuaskan yang menjadi segala uneg-uneg para santri. Hingga tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 2 lebih (Jum'at, 02/06/2017) yang diakhiri dengan do'a dan santap sahur bersama.
*(DI/Red)*