Selasa, 19 September 2017

Wabup Mojokerto Serukan, Jangan Mudah Terprovokasi Ujaran Kebencian Dan Berita Hoax Tragedi Etnis Rohingya Di Myanmar

Baca Juga


Wabup Mojokerto Pungkasiadi saat memasuki halaman Maha Vihara Mojopahit - Trowulan, Kab. Mojokerto, Selasa (19/09/2017) siang.
l

Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi menyerukan, agar masyarakat bersikap  tidak mudah terprovokasi dengan ujaran kebencian dan berita hoax terkait tragedi kemanusiaan atas etnis Rohingnya di Rakhine - Myanmar, yang sebetulnya bukanlah masalah antar agama. Melainkan, masalah kemanusiaan yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Azasi Manusia  (HAM) serta permasalahan lain yang bersifat kompleks.

Sebagaimana disampaikan oleh Wabup Mojokerto dalam acara Rapat Koordinasi dan Silaturahmi Antar Umat Beragama pada Selasa (19/09/2017) siang, di Maha Vihara Mojopahit - Trowulan, Kabupaten Mojokerto, bahwa tragedi yang menimpa etnis Rohingnya di Rakhine - Myanmar bukanlah masalah agama. “Tragedi pada etnis Rohingnya di Myanmar, sebetulnya bukan masalah antar agama namun masalah kemanusiaan yakni pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dari berbagai masalah yang kompleks", tutur Wabup Mojokerto Pungkasiadi, Selasa (19/09/2017) siang, dilokasi.

Lebih jauh, Wabup Mojokerto mewanti-wanti, agar masyarakat waspada dan berhati-hati dalam menyikapi isu tersebut. Dikhawatirkannya, ada pihak-pihak tertentu yang sengaja memprovokasi dengan memanfaatkan isu konflik HAM tersebut menjadi isu SARA (Suku Agama Ras dan Antar-golongan). "Konflik kemudian diprovokasi dan berkembang menjadi isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA). Padahal semua agama mengajarkan cinta damai terhadap sesama. Untuk itu, saya minta agar kita semua tidak mudah terpancing ujaran kebencian atau berita hoax yang bertebaran di media sosial yang belum tentu kebenarannya”, pesan Wabup Mojokerto, Pungkasiadi.

Wabup Mojokerto Pungkasiadi yang juga Ketua Dewan Penasehat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pun mengajak semuanya untuk senantiasa bersyukur karena memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika sebagai penguat persatuan. "Kita wajib bersyukur dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Oleh karenanya, aparat pemerintah maupun pengurus FKUB beserta segenap elemen masyarakat agar senantiasa memperkuat persatuan dan kesatuan", ajak Wabup Mojokerto, Pungkasiadi. *(Yd/DI/Red)*