Rabu, 08 November 2017

Dewan Sorot Lambannya Proyek GMSC Kota Mojokerto Tahap 2, Rp. 31,7 Miliar

Baca Juga

Anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Sony Basoeki Rahardjo

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto agaknya mulai grogi dalam finalisasi proyek Graha Mojokerto Service City (GMSC) yang kini tengah berlangsung pelaksanaan pembangunannya tahap 2  (dua). Hal ini dapat diindikasi dari langkah Plt. Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Mojokerto Gentur Prihantono membentuk Tim Khusus (Timsus) yang  bertugas untuk memantau jalannya pelaksanaan proyek multi-years tahap 2 senilai Rp. 31,8 miliar ini.

Terkait itu, Plt Sekdakot Mojokerto Gentur Prihantono menyebut jika selama tiga bulan kedepan sejak ditunjuk Gubernur Jatim, dirinya akan fokus pada pembangunan infrastruktur di Kota Mojokerto. Termasuk salah satunya yakni finishing proyek gedung perijinan terpadu Graha Mojokerto Service City (GMSC) menelan anggaran Rp 31,7 miliar. "Evaluasi untuk pekerjaan GMSC kita lakukan setiap dua hari sekali.  Saya sudah melihat dan yakin pekerjaan akan selesai tepat waktu", ujar Gentur Prihantono, Selasa (24/10/2017) yang lalu.

Saat itu, dengan begitu yakinnya,  Sekdakot Mojokerto Gentur Prihantono menyatakan, bahwa pihaknya menargetkan pengerjaan proyek multiyears tersebut dalam setiap harinya harus terlaksana hingga 2% (dua persen).
"Kita pantau terus progres pembangunannya. Target kami, setiap hari pengerjaannya harus naik dua persen. Optimis selesailah...! Sesuai target, sampai akhir tahun ini", ujar Gentur Prihantono, saat itu.

Saat itu, Gentur Prihantono menerangkan, bahwa pihaknya akan berupaya maksimal atas penyelesaian proyek di jalan Gajah Mada tersebut melalui pemantauan secara terus-menerus. "Untuk memantau perkembangannya, evaluasi proyek GMSC dilakukan setiap dua hari sekali melalui meeting khusus", terangnya, saat itu.

Pun dijelaakannya, bahwa saat ini pengerjaan finishing GMSC Kota Mojokerto tahap 2 sudah berjalan 15%. Pemkot optimis, proyek akan selesai sesuai kontrak kerja, karena semua bahan material sudah berada di lokasi. "Pekerjaan yang paling berat adalah pemasangan keramik dan AC Central. Tapi, semua bahan material sudah ada di lokasi dan tinggal pemasangannya saja", jelasnya.

Terkait percepatan pengerjaan proyek GMSC Kota Mojokerto tahap 2 ini, saat itu Plt. Sekdakot Mojokerto Gentur Prihantono menegaskan, bahwa pihak pelaksana sudah melibatkan 140 karyawan. Namun demikian, Pemkot Mojokerto meminta untuk menambah jumlah tenaga kerjanya lagi. “Kita memang tidak ingin proyek ini molor. Target tahun ini, targetnya proyek fisik selesai. Tahun depan, akan menyentuh isinya, seperti meubeler dan perlengkapannya", tegasnya, saat itu.

Menurut Gentur, optimisme itu muncul setelah dirinya melihat track record kontraktor dan juga harga yang diputuskan Pemkot Mojokerto cukup pantas. "Nilai kontraknya sudah cocok, dan track record kontraktornya cukup bagus. Tidak ada alasan kalau pekerjaan tidak bisa selesai tepat waktu", pungkas Plt Sekdakot Mojokerto Gentur Prihantono, saat itu.

Sementara itu, diprediksi proyek yang diharapkan dapat difungsikan tahun depan tersebut tak bakal tuntas tahun ini.
Hingga kini, PT. Ardi Tekindo Perkasa Surabaya (ATP) pemenang lelang proyek senilai Rp 31.763.752.000,- ini hanya melakukan pekerjaan bagian luar saja. Sementara bagian dalam gedung belum tersentuh pekerjaan.

Pihak DPRD Kota Mojokerto yang sejak awal terus melakukan pemantauan, akhirnya menagih janji Plt. Sekdakot Mojokerto Gentur Prihantono yang sejak awal mwngatakan bahwa semenjak menjabat Plt. Sekdakot Mojokerto dirinya bersedia mengawal pekerjaan tersebut secara ketat dan terprogres. "Kita tetap berpatokan pada janji Plt. Sekdakot, bahwa pengawasan dan evaluasi akan dilakukan setiap dua hari sekali. Kita akan minta penjelasan, apa yang menjadi kendala", tegas anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto Sony Basoeki Rahardjo, Rabu (08/11/2017).

Politisi partai Golkar ini menandaskan, bahwa pihaknya akan membawa persoalan ini ke dalam Komisi II yang membidangi pembangunan. "Nanti akan kami ajak bicara. Saya khawatir Pak Sekdakot hanya melihat data laporan tertulis diatas kertas saja. Seharusnya pekerjaan fisik seperti itu pengawasannya harus aktif ke lapangan. Nanti kita akan tanyakan apa kendalanya dan kondisi riilnya seperti apa", tandasnya. *(DI/Red)*