Rabu, 06 Desember 2017

Antisipasi Bencana, DPRD Kota Mojokerto Himbau OPD Bergerak di bawah Satkorlak

Baca Juga

Ketua Satkorlak Kota Mojokerto, Mashudi yang juga menjabat Kadis Pol PP Pemkot Mojokerto saat memberi keterangan pers kepada beberapa wartawan, di depan kantor DPRD Kota Mojokerto, , Rabu (06/12/2017) siang.

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Cuaca buruk yang menyebabkan terjadinya bencana banjir, tanah longsor maupun angin puting beliung di beberapa daerah, termasuk Kota/Kabupaten Mojokerto dalam beberapa hari terakhir  yang disebabkan cuaca buruk, mendapat atensi kalangan DPRD Kota Mojokerto. Kalangan Dewan mewanti-wanti, agar penanganan maupun penanggulangan bencana sepenuhnya dibawah koordinasi Satuan Koordinator Pelaksana (Satkorlak) setempat.

Himbauan Ketua DPRD Kota Mojokerto Febriyana Meldyawati ini terlontar, menyusul tengara adanya miss koordinasi antara Pol PP dengan Dinas Sosial (Dinsos) dalam penanganan banjir di wilayah Kecamatan Magersari pada tahun lalu. "Perkara ini (Red: penanggulangan bencana), rekan-rekan sudah beberapa kali mengonsultasikan persoalan ini ke pusat. Untuk itu kita merekomendasikan penanganan bencana diserahkan ke Satkorlak", ujar Febriyana Meldyawati, Rabu (06/12/2017).

Febriyana Meldyawati mengaku prihatin adanya miss penanganan bencana di internal Pemkot. "Semestinya itu tidak harus terjadi. Sebab imbasnya masyarakat di daerah bencana akan makin menderita. Terkait penyerapan anggaran, saya kira Satkorlak bisa langsung menyerapnya di pos force majeure ini", cetusnya.

Menurut Ketua DPRD Kota Mojokerto yang ini, Pemkot mengalokasikan anggaran bencana sebesar Rp. 1,4 miliar. "Sengaja kita anggarkan besar, yakni sekitar Rp 1,4 miliar. Belajar dari pengalaman yang kemarin, Kota Mojokerto terkena bencana. Apalagi kini, sifatnya anomali cuaca yang ekstrim", pungkasnya

Terpisah, dikonfirmasi tentang hal itu, Ketua Satkorlak Penanggulangan Bencana Kota Mojokerto Mashudi membenarkan, jika penanganan bencana menjadi tanggungjawab Satkorlak. "Kalau bicara kordinasi memang mekanisme penanganan bencana itu mutlak di bawah Satkorlak. Soal miss itu hanya persoalan kesalahan penerjemahan mekanisme saja", jelasnya.

Ketua Satkorlak yang juga menjabat Kepala Dinas Pol PP ini menerangkan, jika pihaknya kini tengah siaga bencana. "Kita sudah mengadakan persiapan seperti menyiagakan perahu karet, melipat gandakan tiga pompa yang ada menjadi enam pompa, penyiagaan dapur umum, tenaga kesehatan dan obat-obatan. Sudah jalan semua", terang Mashudi.

Menurut Mashudi, saat ini, 3 (tiga) pompa berkemampuan besar hasil pengadaan tahun lalu disebar di tiga titik berbeda. Selain itu, sejumlah pompa portable juga ditempatkan dalam posisi siap jika sewaktu-waktu Kota Mojokerto dilanda banjir. Bahkan, Satkorlak juga telah memetakan daerah rawan bencana banjir. "Peta bencana berdasar musibah sebelumnya, yakni di daerah Kuti, Gunung anyar, Keboan, Kedungsari yang menjadi langganan banjir. Potensi ada di Ngaglik. Kalau Kranggan itu cepat surut. Penyebab air tumpah di titik terminal," pungkasnya. *(DI/Red)*