Jumat, 01 Desember 2017

Peringati Maulud Nabi Muhammad SAW, Pemkot Mojokerto Gelar Kenduri 5000 Layah Dan Parade Budaya

Baca Juga

Wali Kota Mojokerto KH. Mas'ud Yunus saat mengangkat asahan tumpeng (kenduri) layah (cobek) bersama isteri, Sekdakot Mojokerto Gentur Prihantono dan Kasdim 0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, Jum'at (01/12/2017) pagi.

Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Sebagaimana tahun sebelumnya, agenda tahunan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto berupa tradisi memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW, kembali digelar dilapangan Raden Wijaya yang terletak dikawasan Kelurahan Surodinawan Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto, Senin (01/12/2017) pagi. Yang mana, agenda tahunan yang digelar Pemkot Mojokerto bersama-sama TNI—Polri ini, dihadiri oleh Kapolresta Mojokerto, Kasdim Kodim 0815, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkup Pemkot Mojokerto, Camat, Lurah, RW dan RT serta seluruh elemen masyarakat Kota Mojokerto.

Pantauan media, kegiatan dalam rangka memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW 1439 Hijjriyah / 2017 Masehi yang kali ini mengambil tema 'Kenduri 5000 Tumpeng Layah' ini sangatlah meriah. Terlebih, agenda tahunan yang digelar Pemkot Mojokerto yang juga untuk menggerakkan laju peningkatan dunia pariwisata di Kota Mojokerto ini, juga diadakan arak-arakan 'Tumpeng Gunungan Onde-onde' dan 'Tumpeng Gunungan Aneka Buah' yang kurang-lebih disusun setinggi 3 meter. Yang mana, jajanan onde-onde ini merupakan simbol jajanan khas Kota Mojokerto.

Sejak sekitar pukul 05.30 WIB, tampak ribuan warga sudah mulai memadati arena digelarnya tumpengan. Terlebih, pada sekitar pukul 07.30 WIB, lebih dari 6000 warga telah memenuhi disediakannya tempat (terop) untuk melaksanakan tumpengan. Itupun belum ditambah dengan jumlah warga Kota Mojokerto dan warga luar kota yang berdiri disekitar terop. Sementara, acara baru dibuka pada sekiyar pukul 08.00 WIB.

Detik-detik arak-arakan pembawa 'Tumpeng Gunungan Onde-onde' dan 'Tumpeng Gunungan Aneka Buah' yang kurang-lebih disusun setinggi 3 meter tiba dilokasi acara, Jum'at (01/12/2017).

Ribuan warga yang terdiri dari perwakilan RT di masing-masing kelurahan, pelajar dan seluruh organisasi keagamaan di Kota Mojokerto dengan kompak memakai baju warna oranye dan membawa layah atau cobek berisikan lauk dan nasi tumpeng. Sambil melantunkan shalawat, ribuan warga berduyun-duyun hanyut dalam suasana khusuk memaknai peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Acara yang melibatkan ribuan warga Kota Mojokerto ini, diawali dengan kirab budaya yang menampilkan ratusan pelajar yang mengenakan pakaian dari berbagai suku di Indonesia, kesenian reog, barongsai, jaran kepang hingga bantengan mengiringi rombongan arak-arakan yang membawa Tumpeng Gunungan Onde-onde' dan 'Tumpeng Gunungan Aneka Buah' yang disusun kurang-lebihnya setinggi 3 meter.

Detik-detik 'Tumpeng Gunungan Onde-onde' dan 'Tumpeng Gunungan Aneka Buah' yang kurang-lebih disusun setinggi 3 meter 'diserbu' warga yang dipercayai bisa menjadi berkah tersendiri, Jum'at (01/12/2017).

Dalam sambutannya, Wali Kota Mojokerto KH. Mas'ud Yunus menuturkan, bahwa kenduri layah merupakan salah-satu sarana untuk menunjukkan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. “Berbagai cara bisa dilakukan untuk menunjukkan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Termasuk mengadakan tumpeng 5000 layah ini, sebagai salah-satu sarana syi'ar Islam untuk menjalin kebersamaan dalam mewujudkan masyarakat yang rukun, aman, damai dan sejahtera", tutur Kyai Ud, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto KH. Mas'ud Yunus, Jum'at (01/12/2017) pagi, dilokasi.

Birokrat yang juga seorang ulama ini menjelaskan, dipilihnya layah sebagai wadah tumpeng adalah karena sudah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat Kota Mojokerto, bahwa layah untuk wadah kenduri. Yang mana, tempat makan dari dari bahan tanah liat yang ukurannya lebih besar dari cobek itu kini kian langka karena tergusur perabot dari bahan plastik. "Layah itu budaya lokal, dimana setiap peringatan Maulud Nabi masyarakat memakai layah sebagai wadah tumpeng. Sementara itu, pengusaha layah lokal saat ini kalah dengan plastik. Saya ingin, setiap tahun memberikan dukungan kepada para pengusaha layah agar omzet penjualan mereka ikut naik", jelas Kyai Ud.

Menurut KH. Mas'ud Yunus, dengan menggelar acara ini setiap tahun Pemerintah Kota Mojokerto juga ingin mengangkat budaya lokal masyarakat. Dan, kearifan lokal bertajuk Kenduri Maulud ini diharapkan dapat dijadikan sebagai agenda pariwisata di Kota Mojokerto. “Dengan makan bersama, suasana kebersamaan masyarakat akan terjalin saat makan dalam satu layah. Sehingga masyarakat akan semakin guyub rukun dan memiliki semangat gotong royong membangun kotanya", pungkas Wali Kota Mojokerto, KH. Mas'ud Yunus.

Usai acara seremonial, Wali Kota beserta seluruh masyarakat yang hadir berebut gunungan onde-onde dan gunungan aneka buah yang merupakan jajanan khas Kota Mojokerto. Yang kemudian dilanjutkan makan bersama 5000 tumpeng layah dan diakhiri dengan penampilan atraksi seni budaya jaran kepang. *(DI/Red)*