Kamis, 04 Januari 2018

Penyesalan Orang Kafir : Mengapa Menjadi Manusia, Tidak Jadi Tanah Saja...?

Baca Juga

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Oleh :  Machfud Machradji.


Surat An-Naba’ Ayat 40:

إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah".

Manusia merupakan makhluk Allah Swt yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Allah Swt yang ada. Akan tetapi Allah Swt telah mengabarkan bahwa dalam diri manusia terdapat dua kekuatan sekaligus. Yaitu kekuatan membangun, memperbaiki, positif (taqwa) dan kekuatan merusak, buruk, negative (fujur).

Kekuatan positif inilah yang menyebabkan manusia dapat berbuat baik, amal shaleh, berperilaku makruf, mengubah dunia menjadi indah, hidup menjadi enak dan mudah, serta selamat baik didunia dan akhirat kelak. Sedang kekuatan negative dapat membuat manusia berperilaku buruk, jahat, merusak, membuat dunia menjadi rusak, hidup sulit dan sengsara serta celaka hidupnya didunia dan akhirat kelak.

Allah mengingatkan kepada manusia, bahwa ada kehidupan setelah mati. Kematian tidak kemudian membuat manusia selesai perkaranya, dikubur, jadi tanah dan debu daging serta tulangnya, selesai, habis perkara. Tidak..., tidak demikian...! Setelah dikubur, tulang dan daging menjadi tanah...! Maka pasti terjadi kiamat, manusia dibangkitkan dari kubur...! Diadili satu persatu, mempertanggung-jawabkan setiap apa saja yang yang telah dikerjakan semasa hidup didunia.

Allah Swt Yang Maha Kuasa yang melakukan pengadilan diakhirat kelak. Pengadilan yang sebenarnya ! Tidak ada suap dan kecurangan ! Pengadilan sejati ! Yang beriman dan bertaqwa hasil pengadilannya amal shalehnya lebih banyak dibandingkan dengan  dosanya ( berat timbangannya ) maka mendapat balasan kenikmatan masuk surga. Sedang orang Kafir hasil pengadilannya dosanya lebih banyak dibandingkan amal shalehnya ( ringan timbangannya ) maka mendapat balasan siksa yang dasyat masuk neraka.

Orang kafir tidak percaya alias ingkar dengan adanya kiamat, kebangkitan dari kubur, kehidupan sesudah mati, pengadilan diakhirat, kehidupan akhirat. “Masak orang mati sudah menjadi debu bisa hidup lagi ? “, begitu katanya mengejek.

Begitu melihat bagaimana sakit dan  dasyatnya siksa dineraka, orang kafir menyesali perbuatannya dengan mengatakan : "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah". ( Waduh nek ero koyok ngene dadine, alungo aku biyen dadi lemah timbang dadi menungso, enak gak disikso. Bhs,Jawa). Nasi sudah menjdi bubur. Sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak ada gunaya.
Semoga bermanfaat saudaraku.
*(M2/DI/Red)*