Senin, 05 Maret 2018

Komisi III Apresiasi Kesiapan Dispendik Soal UNBK SD/MI 2019

Baca Juga


Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto, M. Cholid Virdaus Wajdi.

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Tindak-lanjut yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto atas hasil konsultasi Komisi III DPRD Kota Mojokerto bersama Dinas Pendidikan Pemkot Mojokerto ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) beberapa waktu yang lalu, mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari kalangan DPRD setempat.

Komisi III DPRD Kota Mojokerto pun menyatakan, langkah-langkah yang ditempuh pihak Dispendik Pemkot Mojokerto dalam mengimplementasi hasil konsultasi bersama pihaknya dengan Kemendikbud juga selayaknya mendapat support penuh dari Pemkot juga para orang tua murid.

"Karena, setidaknya akan membawa nama Kota Mojokerto dalam dunia pendidikan di kancah Nasional. Setidaknya juga, akan ada nilai plus bagi para siswa Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtida'iyah Kota Mojokerto, yakni mereka akan terampil menggunakan komputer atau laptop", ujar Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto M. Cholid Virdaus Wajdi, Senin (05/03/2018).

Diterangkannya, bawa hasil konsultasi Dinas Pendidikan Pemkot Mojokerto bersama Komisi III DPRD Kota Mojokerto ke Kemendikbud RI beberapa waktu yang lalu agar Kota Mojokerto mejadi 'pilot project' Ujian Negara Berbasik Komputer (UNBK) untuk jenjang Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtida'iyah (MI), berbuah hasil yang menggembirakan. Dimana, pihak Kemendikbud menerima dengan baik atas usulan tersebut.

Tanggapan Kemendikbud atas usulan dijadikannya Kota Mojokerto sebagai pilot project UNBK SD/MI itupun membuat kalangan Legislatif dan Eksekutif Kota Mojokerto terus berkoordinasi dalam menindak-lanjuti hasil konsultasi bersama tersebut. Kedua lembaga bermitra tersebut inipun menyatakan kesiapannya mengaplikasikan program Ujian Nasional bebasis IT tersebut pada tahun 2019 mendatang.

“Waktu itu, pihak Kemendikbud menerima dengan baik usulan Kota Mojokerto menjadi pilot project ujian SD berbasis komputer itu. Kami selalu berkoordinasi dengan Dispendik dalam menindak-lanjuti hasil kegiatan konsultasi yang digelar Komisi III bersama pihak Diknas ke Kemendikbud beberapa waktu yang lalu", terang Cholid Virdaus.

Poitisi PKS ini memaparkan, saat itu, dihadapan Kemendikbud, pihak Komisi III bersama pihak Dispendik Pemkot Mojokerto menyampaikan berbagai alasan pun pertimbangan terkait rencana tersebut.

”Pertimbangan yang kami paparakan, diantaranya Kota Mojokerto layak jadi pioneer UN SD berbasis komputer karena jumlah siswa disini tidak terlalu besar, yakni sekitar 5.000 siswa. Yang kedua, wilayahnya tidak terlalu besar. Atas dasar itu maka tidak menutup alasan untuk tidak mengadakannya", papar Cholid Vitdaus.

Politisi kawakan ini bahkan menyatakan kesiapan Kota Mojokerto dalam melaksanakan program tersebut. “Sebenarnya, UN tahun ini sudah bisa dimulai. Namun, untuk mematangkannya waktu itu diusulkan tahun 2019. Sambil memenuhi kebutuhan fisik prasarananya terutama untuk pengadaan laptopnya", cetusnya.

Ditegaskannya, saat ini pihak Dispendik tengah menyiapkan segala sesuatu, termasuk SDM gurunya. “Sekarang ini, Dispendik telah menyiapkan segala sesuatunya. Salah-satu yang terpenting adalah SDM gurunya. Untuk pengadaan laptop masuk dalam APBD tahun ini (Re: Tahun Anggaran 2018)", tegasnya.

Terkait kekhawatiran beberapa pihak tentang siswa SD yang masih gagap teknologi, menurut Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto M. Cholid Virdaus Wajdi, hal itu bisa di antisipasi dengan sering berlatih. "Soal kekuatiran anak SD masih gagap menggunakan komputer itu soal kecil dan bisa diantisipasi dengan sering berlatih. Makanya, Dispendik juga mempersiapkan SDM guru yang akan membina anak-anak", tandasnya.

Menurut Cholid Virdaus, SDM anak Kota Mojokerto ini rata-rata termasuk unggul. "Kwalitas SDM anak Kota Mojokerto tidak perlu diragukan. Rata-rata, anak sekarang masih kecil sudah mengenal teknologi komputer. Mereka sudah banyak yang mengerjakan tugas-tugas sekolah secara kelompok dengan menggunakan komputer  baik ke Warnet atau laptop yang dikoneksikan dengan wifi atau smartphone miliknya. Jadi, untuk SDM anak sekarang jangan diragukan lagi", pungkasnya. *(DI/Red)*