Baca Juga
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Audzubillahiminasysyaithanirrajim
Bismillahirrahmanirrahim
Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آَتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا [النساء/19]
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menghalangi mereka (dari menikahi orang lain setelah menalaknya), karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata[1]. Dan Pergaulilah mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah), karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. (QS. An-Nisaa’ : 19).
Allah -Ta’ala- berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا [الأحزاب/59]
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab : 59).
Allah -Azza wa Jalla- berfirman kepada para wanita,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآَتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ [الأحزاب/33]
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya”. (QS. Al-Ahzab : 33).
Allah -Azza wa Jalla- berfiman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ [التحريم/6]
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At-Tahrim : 06).
Allah -Ta’ala- berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُن [النور : 30 ، 31]
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya”. (QS. An-Nuur : 30-31).
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al Rûm [30]: 21).
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?.” (QS. An Nahl [16]:72)
هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
“Mereka (istri-istri) adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” (QS. Al Baqarah [2]: 187).
Surat Al-Ahzab Ayat 35:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Surat At-Taubah Ayat 71:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga sering mengingatkan dengan sabda-sabdanya agar umat Islam menghargai dan memuliakan kaum wanita. Di antara sabdanya:
اِسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.” (HR Muslim: 3729).
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku.” (HR Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Al Albani dalam “ash-shahihah”: 285).
اَلْمَرْأَةُ عِمَادُ الْبِلَادِ اِذَاصَلُحَتْ صَلُحَ الْبِلَادُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْبِلَادُ (حديث)
“Wanita adalah tiang negara jika wanitanya baik maka baiklah negara, dan bila wanita buruk maka negara juga ikut buruk”.
Dijaman modern ini atau jaman now istilahnya masih saja ada tuduhan miring, negatif atau dengan kata lain tuduhan bullshit bahwa Islam merendahkan, menghina, mendiskriminasi dan menistakan harkat dan martabat wanita.
Tuduhan bullshit tersebut diarakan kepada Islam, oleh karena menurut pandangan mereka orang-orang bodoh, kafir, benci dan musuh Islam, oleh karena Islam melarang wanita keluar rumah, wanita hanya boleh duduk manis patuh mengerjakan kebutuhan rumah, tidak boleh bekerja diluar rumah, pakaian harus menutup tubuh sehingga keindahan rambut, kemolekan tubuh wanita tertutup tidak kelihatan, laki-laki boleh poligami, wanita tiadak boleh poliandri, warisan dapat separuh bagian laki-laki, dll.
Tidak adil, diskriminasi, membatasi gerak wanita, begitu teriak para pembenci Islam.
Padahal kalau mau jujur, justru Islam itu menjunjung tinggi harkat dan martabat wanita. Wanita diberi kedudukan suci, bersih, posisi tinggi sebagai tempat dilahirkannya anak turun yang terhormat, pandai cerdas, pintar dan berakhlak mulia.
Lihat saja fakta sejarah didunia sebelum datangnya Islam.
Bagaimana masyarakat memperlakukan wanita? Tidak bisa dipungkiri, masa itu wanita dipandang rendah, tidak ada harganya. Wanita dianggap seperti barang benda yang bisa diperjual belikan seenaknya, wanita dipandang sebagai pembuat kerusakan dan kerusuhan. Semua kerusuhan dan kerusakan itu sumbernya ya wanita. Wanita dipandang rendah, jika punya anak lahir wanita boleh dibunuh dan dikubur hidup-hidup.
Pada masa itu, wanita tidak punya hak apa-apa, dipandang seperti benda yang bernilai ekonomis. Jika ditinggal mati suaminya, kemudian menjadi janda maka diwariskan kepada anak tertuanya atau saudara tertuanya. Tidak boleh kawin lagi kecuali dengan seijin mereka itu. Boleh kawin dengan orang lain asal seijin yang punya hak tersebut, atau dengan mengembalikan mas kawin. Wanita dipersulit urusannya. Bahkan, pinjam istri barang biasa saja, karena wanita dianggap sebagai sawah yang bisa ditanami siapa saja asal mau membeli sawah itu atau mendapat ijin dari yang punya sawa.
Sungguh pada jaman sebelum Islam, wanita tidak ada harganya, dianggap biang kerusakan, sangat rendah harkat dan martabatnya serta sangat nista sampai-sampai tidak mempunyai hak untuk memiliki sesuatu.
Islam datang dengan membawa ajaran yang memuliakan wanita, menempatkan harkat dan martabat pada posisi terhormat dan tinggi.
Perhatikan ayat-ayat dan hadits-hadits diatas. Islam memandang sama derat laki-laki dan wanita, tidak ada bedanya. Wanita punya hak memiliki sesuatu, mendapat warisan walau nominal gak sama akan tetapi adil karena krodat laki-laki dan wanita memang berbeda.
Kuwajiban pakain wanita menutup aurat untuk menjaga kehormatan wanita agar tidak menampakkan perhiasannya sehingga enggan orang mengganggu dan menjauhkan diri dari kemaksiatan. Wanita mengurus rumah tangga agar anak-anaknya terdidik dengan baik dan beresnya urusan rumah tangga yang merupakan bagian dari tugas laki-laki sebagai kepala keluarga.
Wanita boleh keluar rumah bila memang ada kebutuhan penting. yang tidak boleh hanyalah wanita beraktivitas diluar rumah dengan masuk terlalu jauh kewilayah maskulinitas. Wanita sebaiknya tidak bekerja dalam pekerjaan laki-laki. Karena memang kodratnya berbeda. Kalau dipaksakan akan terjadi bencana dan problematika.
Islam mengajarkan agar laki-laki memperlakukan secara baik kepada perempuan, tidak boleh seenaknya saja walau sudah menjadi istrinya.
Justru kehidupan modern hakekatnya menjatuhkan martabat dan harkat wanita. Wanita dieksploitasi dalam hiburan2 malam, dengan pakaian cenderung bugil dipamerkan keindahan tubuhnya untuk promosi dagangan mobil, motor, pakaian, sabun, dll. Wanita bebas seenaknya keluar rumah dengan alasa emansitasi membuahkan selingkuh, mesum, kumpul kebo yang sangat-sangat menjijikkan dan menjatuhkan martabat wanita.
Dengan alasan wanita modern, wanita karier seenaknya keluar rumah alasan bekerja, bercampur baur dengan laki-laki sangat riskan terjadinya kemaksiatan.
Islam nyata menjaga dan menghormati harkat, maetabat dan hak-hak wanita.
Semoga bermanfaat saudaraku. Wassalam. *(M2/DI/Red)*