Kamis, 31 Januari 2019

Pemkab Mojokerto Bantu 23 Desa Terdampak Bencana Banjir Dan Longsor

Baca Juga

Wabup Mojokerto Pungkasiadi saat memberikan bantuan, Kamis. (31/01/2019).



Kab. MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, memberi bantuan kepada warga 23 desa di 8 kecamatan terdampak bencana alam banjir dan longsor yang terjadi pada 18 Januari 2019 lalu. Kedelapan kecamatan yang terdampak banjir dan longsor pada 18 Januari 2019 lalu adalah Kecamatan Ngoro, Kec. Trawas, Kec. Pacet, Kec. Kutorejo, Kec. Pungging, Kec. Bangsal, Kec. Mojoanyar dan Kecamatan Gondang.

Bantuan diserahkan langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Mojokerto Pungkasiadi dengan didampingi Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto Moch. Zaini pada Kamis (31/01/2019) pagi, di Balai Desa Gedangan Kecamatan Kutorejo. Total bantuan yang diberikan bernilai kurang lebih Rp. 90 juta berupa 155 sak semen, 82 lembar asbes, 15 rit pasir, 6.600 lembar glangsing, 30 lembar bronjong, 110 paket sembako, pakaian, paket tambahan gizi dan lain-lainnya.

Dalam laporannya, Moch. Zaini melaporkan beberapa tindakan penanganan yang telah  dilakukan terkait bencana alam banjir dan longsor yang terjadi 18 Januari 2019 lalu. “Kita telah melakukan kaji cepat dan pembersihan lokasi oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Mojokerto, dibantu dengan mobilisasi alat berat Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto", lapornya.

Moh. Zaini pun melaporkan, pihaknya pun melakukan evakuasi penyelamatan dengan bantuan dari pihak TNI dan Polri serta sejumlah relawan. "Bersama TNI, Polri, serta relawan mitra BPBD juga melakukan evakuasi penyelamatan. Penetapan status tanggap darurat bencana mulai 18 Januari hingga 1 Pebruari 2019. Kami juga telah mengkaji kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi bencana oleh tim Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna)", lapornya juga.

Sebagaimana diketahui, bencana banjir dan longsor tersebut telah menimbulkan kerugian material yang cukup banyak. Sedikitnya, ada 37 unit rumah warga mengalami rusak ringan, 11 rumah warga rusak berat, 13 tanggul atau plengsengan jebol, hingga merusak 9 jembatan serta 2 lokasi jaringan air bersih. Perubahan iklim global menjadi salah-satu faktor pemicu peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati (Wabup) Mojokerto Pungkasiadi mengajak masyarakat agar memahami kondisi tersebut untuk terus mepersiapkan diri dan menyiagakan sumber daya yang ada.
“Kemungkinan (bencana alam), masih sangat besar di Kabupaten Mojokerto. Saya instruksikan semua perangkat daerah untuk menyiagakan sumber daya yang dimiliki dalam penanganan kejadian bencana yang akan terjadi. Saya akan turun langsung untuk memastikan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Mojokerto berjalan maksimal", pungkas Wabup Mojokerto Pungkasiadi. *(DI/HB)*