Kamis, 12 Desember 2019

Kikis Anggapan Negatif ODHA, Pemkot Mojokerto Gelar Seminar Peringatan HAS 2019

Baca Juga

Salah-satu suasana acara Seminar Peringatan Hari Aids Sedunia (HAS) 2019 yang digelar Dinas Kesehatan Kota Mojokerto di Graha Praja Wijaya Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, Kamis (12/12/2019).


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Anggapan negatif bahwa Orang Dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus)/AIDS (ODHA) serta kesalah-pahaman tentang bagaimana HIV/Aids ditularkan dan apa artinya hidup dengan HIV yang berakar pada ketakutan terhadap penyakit yang 'mematikan' terdebut, menjadi sentral topik Seminar Peringatan Hari Aids Sedunia (HAS) 2019 yang digelar Dinas Kesehatan Kota Mojokerto di Graha Praja Wijaya Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, Kamis (12/12/2019).

Dalam paparannya, Kabid P2P Dinas Kesehatan Pemkot Mojokerto, dr. Farida Mariana selaku narasumber dalam seminar tersebut meminta agar masyarakat menghentikan anggapan negatif terkait ODHA.

“Stop Stigma negatf tentang ODHA perlu terus disosialisasikan ke masyarakat dengan penyampaian informasi yang benar dan terbuka tentang HIV. Apa itu HIV dan orang yang hidup dengan HIV. Ini cara kita membantu mengakhiri stigma HIV melalui kata-kata dan tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari”, ujar Kabid P2P Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, dr Farida Mariana di pendopo Graha Praja Wijaya Pemkot Mojokerto, Kamis (12/12/2019).

Dalam seminar yang dibuka Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad Rizal Zakaria tersebut, dr. 
Farida menegaskan, stigma yang dianggap sebagai fakta itu seringkali memicu kesalah-pahaman hingga berdampak pada pendidikan dan kesadaran tentang ODHA.

“Stigma negatif ODHA, menyebabkan orang tidak diperlakukan dengan tidak bermartabat dan hormat”, imbuhnya.

Menurut dr. Farida, perubahan cara pandang tentang HIV-AIDS yang tengah diupayakan adalah bahwa HIV adalah penyakit kronis yang bisa dikelola. Percepatan akan terjadi jika stigma dan diskriminasi telah menurun. 

“Sedangkan terkait pencegahan penularan, dilakukan edukasi kesehatan reproduksi remaja, perilaku hidup sehat bagi masyarakat, pendidikan kespro yang tepat di dalam kurikulum pendidikan, peningkatan peran kader kesehatan", jelasnya. 

Ditandaskan, lebih dari 70% ODHA bukan dari populasi kunci. Sesuai Target indonesia, seluruh masyarakat  diajak terlibat aktif dalam pencapaian 3 zero, yaitu Zero New Infection atau tidak ada infeksi baru HIV AIDS, Zero AIDS Related Deaths atau tidak ada kematian akibat AIDS dan Zero Discrimination atau tidak ada Stigma dan diskriminasi kepada ODHA.

“Partisipasi masyarakat adalah kunci dari penurunan stigma dan diskriminasi serta dukungan terhadap ODHA", tandasnya. 

Sementara itu dalam kasus ODHA di Kota Mojokerto, dalam catatan Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, kurun 2019 ditemukan 71 ODHA baru. Sedangkan proporsi kumulatif kasus HIV yang ditemukan per kelompok umur tahun 2002 sampai dengan Oktober 2019 sebanyak 943. Kelompok umur 25 tahun sampai  49 tahun paling mendominasi, yakni 651 kasus HIV atau sebesar 69 persen. *(DI/HB)*