Minggu, 12 Juli 2020

Reses, Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Junaedi Malik Disambati Soal Covid-19

Baca Juga

Salah-satu suasana reses yang digelar Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Junaedi Malik di Lingkungan Randu Gede Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto, Minggu (12/07/2020) siang.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pertengahan bulan Juli 2020, sebanyak 25 (dua puluh lima) Anggota DPRD Kota Mojokerto yang terdiri atas 3 (tiga) Pimpinan dan 22 (dua puluh dua) Anggota ini mulai menjalani 'masa reses'. Yakni, suatu masa (waktu) para Anggota Dewan bekerja di luar gedung DPR, menjumpai konstituen di daerah pemilihannya (Dapil) masing-masing.

Sedangkan 'reses' sendiri merupakan pelaksanaan tugas Anggota Dewan di Daerah Pemilihan (Dapil)-nya masing-masing dalam rangka menjaring, menampung aspirasi konstituen serta melaksanakan fungsi pengawasan yang dikenal juga dengan istilah kunjungan kerja (Kunker). Yang mana, Kunker atau reses ini bisa dilakukan oleh Anggota Dewan secara perseorangan maupun secara berkelompok.

Terkait itu, Anggota Fraksi - Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) DPRD Kota Mojokerto yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Junaedi Malik menggelar reses di Lingkungan Randu Gede Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari. Reses, dihadiri oleh 40 (empat puluh) konstituen di Dapil-nya di kala Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun 2019 lalu.

"Prinsipnya, reses Dewan ini adalah kegiatan sidang di luar gedung DPRD kota Mojokerto dalam rangka menjaring atau menampung aspirasi panjengan sedaya (Red: Bhs. Jawa = anda semua) serta melaksanakan fungsi pengawasan", ungkap Junaedi Malik mengawali reses yang digelar Lingkungan Randu Gede Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari, Minggu (12/07/2020) siang.

Junaedi Malik kemudian mempersilahkan para konstituennya untuk menyampaikan uneg-uneg, kritik, usulan atau saran terkait pembangunan di Kota Mojokerto maupun persoalan-persoalan yang ada di lingkungan sekitar mereka masing-masing.

Secara spontan, puluhan konstituen itu mengacungkan tangan berebut kesempatan untuk menyampaikan uneg-uneg, kritik, usulan atau saran terkait pembangunan di Kota Mojokerto maupun persoalan-persoalan yang ada di lingkungan sekitar mereka masing-masing.

Dari uneg-uneg, kritik, usulan atau saran terkait pembangunan di Kota Mojokerto maupun persoalan-persoalan yang ada di lingkungan sekitar para konstituen itu, ada 2 (dua) hal menarik yang disampaikan oleh puluhan konstituen yang hadir.

Yang pertama, yaitu soal Ach. Tolifin, korban kecelakaan di Randegan yang di makamkan secara protokol Covid-19, padahal hasil tes swab belum keluar.

Yang kedua, yaitu soal Zulkarnaen, warga Kelurahan Kedundung yang keberatan jika ada salah-satu warga dinyatakan positip Covid-19 harus melakukan karantina mandiri, karena warga tidak mampu menanggung biaya hidup selama karantina mandiri.

"Apapun yang telah panjenengan sedaya sampaikan disini sudah kami catat. Isya' ALLAH... yang terkait dengan pembangunan segera akan kami sampaikan ke Pemkot melalui instansi terkait lewat Musrenbang. Semoga segera ada solusinya tahun 2020 ini, atau setidaknya tahun 2021 depan", kata
Junaedi Malik menanggapi uneg-uneg, kritik, usulan atau saran terkait pembangunan di Kota Mojokerto maupun persoalan-persoalan yang ada di lingkungan sekitar para konstituennya.

"Khususnya untuk masalah almahum Achmad Tolifin dan Pak Zulkarnaen, akan saya sampaikan secara khusus kepada Pemkot melalui Tim Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Mojokerto lewat RDP (Rapat Dengar Pendapat) atau rapat paripurna", tandas Junaedi Malik. *(DI/HB)*