Senin, 05 Oktober 2020

Gubernur Khofifah: OPOP Salah-satu Langkah Kembangkan Ekonomi Syariah

Baca Juga


Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah.

Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pondok pesantren (Ponpes) merupakan salah-satu kekuatan pengembangan ekonomi dan keuangan syari'ah di Jatim dan Indonesia pada umumnya.

Karena itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim memfokuskan perhatiannya pada tumbuh kembang dan pentingnya peran pesantren dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syari'ah, sehingga program One Pesantren One Product (OPOP) akan terus dikembangkan.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun mengatakan, saat ini ada 6 ribu Ponpes di Jatim. Dari jumlah itu, diharapkan akan lahir 1 juta wira-usaha dalam 5 (lima) tahun ke depan. Gubernur Khofifah juga berharap, nantinya akan ada seribu produk unggulan pondok pesantren yang muncul dalam lima tahun ke depan.

“Bahkan para alumni pesantren juga diharapkan memiliki inovasi dan produk inovatif yang tentunya harus berbasis digital technology", ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat membuka Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Jawa yang digelar secara virtual, Senin 05 Oktober 2020.

Gunernur Khofifah menjelaskan, untuk menuju target tersebut, pihaknya sudah melakukan banyak hal. Salah-satunya mendirikan OPOP Training Centre yang dalam hal ini Pemprov Jatim menggandeng Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) sebagai pusat OPOP Training Centre.

Dijelaskannya pula, bahwa kehadiran OPOP merupakan salah-satu upaya Pemprov Jatim untuk meningkatkan kegiatan dan aktivitas ekonomi syari'ah yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. "Hingga saat ini, sudah ada 200 pesantren yang tergabung dalam OPOP ini dengan jumlah produk sebanyak 362", jelasnya.

Gubernur Khofifah menegaskan, peluang dan potensi ekonomi syariah masih sangat besar. Pemprov Jatim juga mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah agar bisa menjadi referensi ekonomi syariah di tingkat global.

Untuk itu, tegas Gubernur Khofifah pula, Pemprov Jatim akan melakukan 4 (empat) hal. Yakni pengembangan dan penguatan produk halal, keuangan syari'ah, dana sosial syari'ah serta usaha syari'ah.

“Di Jatim kami akan berusaha  mengembangkan industri halal, industri pangan halal termasuk produk UMKM, juga juru sembelih halal mulai di tingkat pasar tradisional hingga rumah penyembelihan hewan (RPH)", tegas Gubernur Khofifah.

Ditandaskannya, bahwa Pemprov Jatim sangat mendukung pengembangan produk medis halal melalui produk cangkang kapsul dari rumput laut serta Islamic Science Park. "Harus ada kolaborasi privat sector, kampus, literasi keuangan syari'ah, pemerintah dan media", tandasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah mengatakan, BI terus berupaya untuk mengembangkan agar OPOP bisa terus berkembang sebagai target Pemprov Jatim.

“Tiga pilar OPOP yakni pesan trenpreneur, santri preneur dan socio preneur akan ikut kita gerakkan agar target bisa tercapai", tegas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah.

FESyar sendiri akan berlangsung hingga Sabtu 10 Oktober 2020 mendatang. Meski digelar secara virtual, suasana festival tetap tampak meriah. Selain adanya seminar virtual, coaching clinic, business matching dan sebagainya, dalam FESyar juga ada ekspo produk UMKM di Jawa Timur yang diikuti pelaku usaha. *(DI/HB)*