Jumat, 12 Februari 2021

Dampingi Kunker Panglima TNI, Gubernur Khofifah Pamerkan Kampung Tangguh Semeru Jadi Embrio PPKM Mikro

Baca Juga


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendampingi kunjungan kerja Panglima TNI Marsekal TNI Hadi TJahjanto bersama jajaran Pimpinan Mabes TNI meninjau pelaksanaan PPKM Mikro di Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut Kota Surabaya, Kamis 11 Februari 2021.


Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Memastikan efektifitas pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala Mikro di Indonesia, khususnya di Jawa Timur (Jatim) yang telah dimulai pada 09 Februari 2021 setelah adanya Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 3 Tahun 2021 tentang PPKM Berbasis Mikro, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi TJahjanto melakukan kunjungan sekaligus peninjauan di sejumlah tempat di Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendampingi kunjungan kerja (Kunker) Panglima TNI bersama jajaran pimpinan Mabes TNI meninjau pelaksanaan PPKM Mikro di Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut Kota Surabaya, Kamis (11/02/2021) kemarin.

Bersama jajaran Forkopimda Jatim, di antaranya Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto dan Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Gubernur Khofifah melihat secara dekat keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan PPKM berskala Mikro yang ditempatkan di Posko PPKM Mikro Kelurahan Kedung Baruk.

Gubernur Khofifah mengungkapkan,  pelaksanaan PPKM Mikro yang digaungkan Presiden Joko Widdo telah diinisiasi sebelumnya di Jatim dengan melaksanakan Kampung Tangguh Semeru.

Diungkapkannya pula, Kampung Tangguh Semeru di Jatim sebenarnya merupakan embrio dari PPKM Mikro. Maka, ketika para relawan dan satgas yang telah bertugas di Kampung Tangguh Semeru bisa difungsikan pada PPKM Mikro secara otomatis KTS terkonversi menjadi PPKM Mikro.

"Semuanya sudah menyatu di Kampung Tangguh Semeru dan kemudian di pertajam melalui PPKM Mikro. Terlebih, setelah adanya Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Berbasis Mikro", ungkap Gubernur Khofifah.

Tak hanya itu, pelaksanaan Kampung Tangguh sebagai satuan terkecil dari penanganan Covid-19 berperan signifikan selama ini. Sehingga, ketika diberlakukan PPKM Mikro langsung dapat dikonversi karena berbagai persyaratan telah terpenuhi. Misalnya, mereka telah melakukan edukasi dan disiplin prokes, isolasi skala mikro secara bergotong royong serta relawan dan satgas.

Kampung Tangguh yang saat ini disebut PPKM Mikro di Jatim, memiliki beberapa indeks ketangguhan yang bisa digunakan untuk mengukur kesiapan pelaksanaannya. Salah-satu indeksnya adalah Tangguh Logistik, Tangguh SDM, Tangguh Informasi, Tangguh Kesehatan, Tangguh Keamanan dan Ketertiban, Tangguh Budaya serta Tangguh Psikologis.

Saat ini, di Jawa Timur terdapat 93.206 RT. Dari jumlah itu, tercatat kategori Zona Merah terdapat di 210 RT, sementara 1.234 RT tercatat sebagai Zona Orange dan 10.023 RT kategori Zona Kuning serta 81.730 tercatat sebagai Zona Hijau.

Gubernur Khofifah menegaskan, bahwa terdapat beberapa strategi untuk mendapatkan efektifitas program ini. Yakni mengoptimalkan peran covid hunter, melaksanakan Posko Jaga Desa/ Kelurahan yang dalam pelaksanaan tugasnya melibatkan Satlinmas, Babinsa , Bhabinkamtibmas, Tokoh Masyarakat dan lainnya.

Atas hal itu, Panglima TNI Optimis PPKM Mikro di Jatim efektif turunkan Covid-19 dan sempat memuji keberadaan Posko di Kedung Baruk tersebut.

Usai melihat dari dekat pelaksanaan PPKM Mikro sekaligus menyaksikan langsung keterlibatan masyarakat dalam memutus penyebaran Covid-19, Panglima Hadi TJahjanto mengaku yakin dan optimis bahwa kegiatan yang dimulai dari tingkat RT/RW bisa efektif menurunkan angka penyebaran Covid-19. Terlebih, jika semua pihak saling bahu-membahu untuk meningkatkan kewaspadaan agar membantu dan menjaga satu dengan yang lainnya.

Tak hanya itu, kepedulian masing-masing masyarakat di lini terbawah menjadi modal penting agar penyebaran Covid-19 di Indonesia bisa berhasil ditekan, bahkan diturunkan.

Khusus di Posko PPKM Kedung Baruk, Panglima TNI memuji dan mengapresiasi peran-serta dan keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan untuk menciptakan soliditas yang kuat.

Panglima menyebut, kedatangannya ke Jatim untuk melihat langsung tenaga Tracer Covid-19 untuk membantu hingga tingkat desa melacak setiap kasus yang ada. Juga membantu kasus isolasi jika ditemukan masyarakat yang dinyatakan positif.

Sementara itu, Kampung Tangguh Semeru yang berbasis RT di Kedung Baruk sendiri saat ini telah berstatus Zona Hijau. Sementara itu pula, nantinya, tenaga tracer Covid-19 ini akan diperuntukkan untuk memperkuat dan membantu RT yang masih berada di Zona Merah.

Panglima TNI Hadi TJahjanto menegaskan, para Satuan Tugas ditingkat RT yang telah dinyatakan Zona Hijau harus tetap melaksanakan tugas sebagai petugas Protokol Kesehatan (Prokes).

"Setelah saya lihat tamu yang datang harus menggunakan masker dengan baik dan benar. Jika salah penggunaan akan diingatkan dan ditegur. Allhamdulillah di sini semua mematuhi, sehingga hanya mengawasi saja", tegasnya.

Panglima Hadi TJahjanto berjanji, berdasarkan laporan dari Ibu Gubernur Khofifah untuk RT Zona Merah yang berjumlah 210 RT, ia akan segera memerintahkan kepada Pangdam V/Brawijaya berkoordinasi dengan Kapolda Jatim untuk terus membombardir dan mengkeroyok RT yang masih Zona Merah.

"Kami akan bombardir dan mengeroyok dengan melakukan pelacakan, mengisolasi, memperketat dan melakukan pembatasan sosial ditunjang peraturan dari pemerintah daerah setempat. Saya yakin, lewat cara itu, 210 RT Zona Merah dengan sistem Kampung Tangguh berbasis RT bisa masuk dan menjadikan Zona Hijau", tutupnya.

Saat melakukan peninjauan di Kedung Baruk, Panglima TNI bersama Gubernur Khofifah berkesempatan meninjau Ruang Isolasi yang ditempatkan di Balai RW, Dapur Umum, Lumbung Pangan, Posko UMKM dan Posko Kesehatan. *(Hms/DI/HB)*