Baca Juga
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Pemkot Mojokerto Ani Wijaya saat menyampaikan sambutan sekaligus arahan dalam pembukaan Pelatihan Inkubasi Wirausaha Aksesoris di Rest Area Gunung Gedangan, Selasa (07/09/2021).
"Anggaran itu (Rp 13 miliar) akan menyasar sebanyak 4300 warga terdampak pandemi untuk dilatih dan dibekali ilmu kewirausahaan melalui inkubasi wirausaha", kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari usai membuka Pelatihan Inkubasi Wirausaha Aksesoris di Rest Area Gunung Gedangan, Selasa (07/09/2021).
Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan "Ning Ita" ini menerangkan, program pemberdayaan tersebut menjadi program prioritas yang akan disinergikan dengan program pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan amanah Inmendagri selama Pandemi Covid-19.
"Tujuannya agar masyarakat bisa bertahan di tengah pandemi sekaligus menghadirkan wirausaha baru. Karena sebagaimana diketahui Pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir telah menyebabkan dampak perekonomian yang luar biasa", terang Ning Ita.
"Dari 6.303 sasaran, tahun ini sebanyak 4.300 orang yang mendapatkan pelatihan inkubasi. Sisanya sebanyak 2003 sasaran akan dilaksanakan inkubasi di tahun 2022", lanjutnya.
Inkubasi ini merupakan langkah strategis demi membangkitkan perekonomian di tengah pandemi. Utamanya untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal agar dapat naik kelas sehingga mampu bersaing dengan produk-produk unggulan dari daerah lain.
"Ini merupakan bentuk upaya berkelanjutan yang sudah kita lakukan sejak tahun 2020 lalu", jelas Ning Ita.
Dijelaskannya pula, bahwa alokasi anggaran tahun 2021 ini terjadi peningkatan yang cukup signifikan, karena jumlah sasaran inkubasinya jauh lebih besar jika dibandingkan tahun sebelumnya
"Karena tahun lalu hanya sekitar seribuan sasaran, tahun ini bisa naik sampai 4300 sasaran. Ini akan terus kita lakukan upaya yang berkelanjutan, dimana tidak hanya inkubasi saja tapi kedepan bagaimana menjadikan sektor-sektor UKM ini produknya menjadi unggulan", jelasnya pula.
Ning Ita menyebut, sejauh ini hanya produk alas kaki Kota Mojokerto yang menjadi produk unggulan dari UMKM. Terkait itu, kedepan ia berharap muncul produk-produk serupa yang bisa menjadi unggulan dengan jenis yang berbeda, sehingga diversifikasi produk yang menjadi unggulan Kota Mojokerto ini semakin banyak.
"Kalau banyak kan kita bisa menjadikan kota ini sebagai kota UKM dengan varian produk yang bermacam-macam. Dan itu kategori unggulan semua, apalagi kalau sampai produk itu kedepan bisa kita dampingi dan bisa menjadi komoditas ekspor seperti halnya alas kaki", cetus Ning Ita.
Jika itu terjadi, lanjut Ning Ita, maka tidak hanya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat saja yang terangkat, tetapi juga bisa menyumbang devisa bagi negara. Menurut Ning Ita, Kota Mojokerto sejauh ini tidak memiliki sumber daya alam yang memadai, tetapi sebaliknya memiliki kelebihan pada sumber daya manusianya.
"Maka SDM di sektor UMKM inilah yang harus kita dampingi betul-betul secara berkelanjutan dari waktu ke waktu untuk menjadi potensi daerah yang memiliki daya saing dalam rangka mewujudkan Kota Mojokerto yang berdaya saing sesuai visi misi saya", pungkas Ning Ita.
Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Pemkot Mojokerto Ani Wijaya menerangkan, peminat inkubasi wirausaha aksesoris ini lumayan banyak.
"Dari peserta pendataan Dinsos tahun 2020 tercatat 150 orang peminatnya. Namun, setelah validasi Diskoperindag tinggal 70 orang. Dan, kami bagi menjadi 2 (dua) sesi, masing-masing sesi diikuti sebanyak 35 orang yang akan mengikuti pelatihan komoditi aksesoris kalung, bros dan gelang dari batu-batuan serta wire selama 5 hari dengan narasumber Dyah Risnawati, ahli aksesoris dari Surabaya", terang Ani Wijaya.
Ani menjelaskan, Pemkot Mojokerto telah menjalankan program inkubasi wirausaha dalam bentuk pendampingan dan pemberian modal usaha melalui APBD sejak tahun 2020 lalu.
"Bukti konkret hasil dari pendampingan UMKM tersebut adalah masuknya produk-produk UMKM lokal di pasar modern. Baik pada bidang kuliner, craft maupun suvenir", jelas Ani.
Ani menandaskan, pemberdayaan melalui pelatihan dan inkubasi yang selama ini dilakukan Pemerintah Kota Mojokerto, di antaranya pelatihan meningkatkan keterampilan IKM jajanan tradisional, pelatihan leather craft serta pelatihan teknik ECO print.
"Kemudian, pelatihan kerajinan Shibori, peningkatan ketrampilan bordir, pelatihan pembuatan anyaman bambu, pelatihan pembuatan suvenir cor kuningan, pembuatan suvenir berbahan fiber, business matching IKM alas kaki, pelatihan pendampingan inkubasi wirausaha dan masih banyak lainnya", tandasnya. *(Hms/HB)*