Baca Juga
Ketua KPK Firli Bahuri saat memberi keterangan dalam konferensi pers di Kantor KPK jalan Kuningan Persada – Jakarta Selatan, Jum'at (03/09/2021) malam.
Hasan Aminuddin adalah suami Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari yang duduk sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI dari Fraksi Partai Nasdem yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Bupati Probolinggo selama 2 (dua) periode.
Hanya saja, Puput Tantriana Sari selaku Bupati Probolinggo dan suaminya Hasan Aminuddin sekarang ini ditetapkan KPK sebagai Tersangka atas perkara dugaan tindak pidana korupsi jual-beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo tahun 2021.
"Semua keputusan yang akan diambil bupati (Red: Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari) harus dengan persetujuan suami bupati, termasuk pengangkatan pejabat harus lewat suaminya dan suaminya membubuhkan paraf dulu", ungkap Ketua KPK Firli dalam keterangan tertulis, Selasa (07/09/2021).
Adapun dalam kasus ini, Puput dan Hasan diduga memasang tarif untuk jabatan penjabat kepala desa di Kabupaten Probolinggo sebesar Rp. 20 juta per orang ditambah dalam bentuk upeti penyewaan tanah kas desa dengan tarif Rp 5 juta/hektar.
"Coba bisa bayangkan Pjs (Pejabat-sementara) Kades saja dijual-belikan. Tentu kita bertanya, berapa tarif jabatan camat, kepala sekolah, kepala dinas, Sekda dan jabatan publik lainnya di Pemkab Probolinggo", ujar Firli Bahuri dengan nada penuh tanya.
Firli berpendapat, para pejabat yang diangkat bupati seharusnya orang-orang nantinya yang akan membantu bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah dan melayani masyarakat.
Akan tetapi, lanjut Firli Bahuri, dalam perkara ini, belum bekerja mereka sudah harus menanggung beban akibat terjerat suap jual-beli jabatan tersebut. Firli pun menyatakan keprihatinannya atas perkara dugaan tindak pidana korupsi yang menjerat Puput dan Hasan yang notabene merupakan sosok penyelenggara negara.
"Tapi ini korupsi yang sangat kejam yang dilakukan penyelenggara negara yaitu bupati dan suaminya Anggota DPR-RI. Kalau ini terus terjadi, sulit rasanya masyarakat menerima pelayanan yang mudah, murah dan berkualitas terbaik", tandas Firli Bahuri.