Senin, 15 November 2021

Genjot Literasi Masyarakat, Gubernur Khofifah Dorong Perpustaan Terus Inovasi Digital Menuju Era Society 5.0

Baca Juga


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menjadi narasumber dalam Webinar Literasi untuk Kesejahteraan 'Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial secara virtual di VVIP Room Bandara Juanda Sidoarjo, Senin (15/11/2021).


Kab. SIDOARJO – (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong perpustakaan untuk terus mengembangkan inovasi terutama berbasis digital. Hal ini dikarenakan peran perpustakaan semakin penting karena tidak hanya membudayakan gemar membaca, tetapi juga meningkatkan literasi masyarakat untuk menghadapi era Society 5.0.

“Saat ini zaman sudah berubah dari dulunya kesulitan mencari informasi, sekarang ini kesulitannya adalah memilih dan memilah informasi. Di era keberlimpahan informasi saat ini, perpustakaan harus terus berinovasi secara digital, karena di era ini perpustakaan tidak hanya sekedar membudayakan gemar membaca, tapi juga diharapkan meningkatkan literasi digital", ujar Gubernur Khofifah saat menjadi narasumber dalam Webinar Literasi untuk Kesejahteraan 'Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial secara virtual di VVIP Room Bandara Juanda Sidoarjo, Senin (15/11/2021).

Gubernur Khofifah memaparkan, perkembangan teknologi memungkinkan setiap orang bisa mengakses dan mendapatkan informasi dari manapun. Hal ini selain memiliki dampak baik, juga memiliki dampak kurang baik, karena informasi yang tidak terukur tidak bisa dipertanggung-jawabkan.

Untuk itu, kata dia, kemampuan literasi yang harus dimiliki masyarakat adalah mampu memilih dan memilah informasi. Kemampuan ini, lanjutnya, bisa dilatih dengan kebiasaan membaca. Dan ini menjadi salah-satu peran penting perpustakaan.

Gubernur Khofifah pun memaparkan, saat ini Perpustakaan Jawa Timur sendiri mengembangkan sejumlah inovasi untuk meningkatkan literasi masyarakat. Di antaranya, menghadirkan layanan peminjaman dan pengembalian dengan konsep drive thrue. Perpustakaan Jawa Timur juga bisa diakses secara digital melalui aplikasi "dJatim" yang dapat diunduh di Playstore. 

“Saat  ini dengan transformasi digital yang bisa diakses oleh kita semua memungkinkan dan memudahkan kita semua untuk bisa melakukan sesuatu lebih efektif, lebih cepat, lebih murah dan bisa lebih mudah diakses oleh siapa saja. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat", papar Gubernur Khofifah.


Di Jatim ada perpustakaan yang memberikan layanan drive thru, baik untuk memesan buku secara online maupun pengembaliannya.


Melihat fenomena tersebut, Khofifah berharap agar perpustakaan juga dapat mengembangkan layanan berbasis inklusi sosial. Disamping itu, juga mampu memasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya yang ada, kemauan untuk menerima perubahan, menawarkan kesempatan berusaha serta melindungi dan memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM). 

“Seringkali kita menemukan entitas tertentu yang tidak mudah menerima perubahan. Dalam kondisi-kondisi seperti ini, maka literasi yang bisa membuka ruang-ruang sosial yang lebih inklusif sangat dibutuhkan. Bagaimana kita bersama bisa membuka ruang-ruang sosial yang lebih inklusif, pergaulan-pergaulan kita yang lebih intensif, serta interaksi-interaksi kita yang lebih bisa memahami tradisi adat istiadat juga lebih inklusif", ungkap Gubernur Khofifah, penuh harap

“Bagaimana sesungguhnya peningkatan produk literasi bisa mendorong kita lebih produktif? Literasi bisa mendorong kita untuk mewujudkan kesejahteraan. Karena, misalnya yang awalnya bersifat individual, kemudian literasi menginisiasi yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu yang akhirnya bisa mewujudkan kesejahteraan", tambahnya.

Gubernur Khofifah berharap, layanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan terus dikembangkan. Dijelaskannya, di Jatim ada perpustakaan yang memberikan layanan drive thru, baik untuk memesan buku secara online maupun pengembaliannya. Kemudian juga penguatan layanan perpustakaan digital berbasis android yakni ‘dJatim’, serta inovasi layanan Dolen (dongeng online).

“Bagaimana membangun format-format perpustakaan yang lebih friendly terhadap pengunjung, format-format perpustakaan yang membuat pengunjung untuk betah berlama-lama di perpustakaan itu. Tentu bahwa perpustakaan yang bisa membangun komunitas maka ia akan membangun kohesivitas diantaranya", jelas Gubernur Perempuan Pertama di Provinsi Jawa Timur ini.

Orang nokor satu di jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini menegaskan, bahwa pembangunan urusan perpustakaan akan mendapatkan perhatian penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, karena merupakan fondasi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi insan yang sejahtera, unggul dan berakhlak. Apalagi dalam era desrupif seperti sekarang ini.

“Perpustakaan merupakan fasilitas pembelajaran sepanjang hayat yang diperlukan oleh semua kelompok umur, dan sekaligus juga merupakan ruang publik yang terbuka untuk semua kelompok masyarakat tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan sehingga menjadi institusi publik yang paling efektif tidak sekedar untuk meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga sekaligus untuk memupuk semangat keterbukaan dan inklusif", tegas Gubernur Khofifah.

Ditandaskannya, sekarang ini di Jawa Timur terdapat 27.866 Perpustakaan yang terdiri dari 78 Perpustakaan Umum, 3.668 Perpustakaan Desa, 17.862 Perpustakaan Sekolah, 4.378 Perpustakaan Rumah Ibadah, 529 Perpustakaan Dinas, 305 Perpustakaan Perguruan Tinggi dan 1.046 Perpustakaan Pondok Pesantren. Keberadaan perpustakaan tersebut harus dikembangkan baik kuantitas maupun kualitas, minimal diselenggarakan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan.

Tidak hanya itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur juga memiliki berbagai bahan pustaka warisan budaya yang penuh dengan ajaran nilai-nilai luhur dan kearifan lokal. Seperti cerita Panji dari Kerajaan Kediri Abad ke-11 M karya Mpu Dharmaja. Koleksi naskah Panji ini sendiri telah ditetapkan sebagai 'Memory of the world'.

“Kita masih punya warisan lainnya, seperti dari jaman Singosari dan Majapahit yang perlu digali, dikaji, disimpan di perpustakaan dan dikemas ulang secara menarik agar menjadi bahan bacaan yang disukai masyarakat, sebagai upaya kita untuk melestarikan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal warisan budaya bangsa", tandas Gubernur Khofifah. *(DI/HB)*