Senin, 21 November 2022

Angka Stunting Terus Turun, Wali Kota Mojokerto Ajak Lintas Sektoral Kuatkan Komitmen

Baca Juga

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari (tengah) didampingi Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo dan Kepala Dinkes P2KB Pemkot Mojokerto dr. Triastutik Sri Prastini, Sp.A. saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan Audit Kasus Stunting di Ruang Sabha Mandala Madya Kantor Pemkot Mojokerto, jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto, Senin (21/11/2022) pagi.

Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Prevelansi angka stunting Kota Mojokerto terus menurun dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting Kota Mojokerto berada di angka 4,08 dan masih terendah di Jawa Timur.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menegaskan, capaian penurunan angka stunting di Kota Mojokerto adalah bukti wujud dari komitmen lintas OPD, lintas sektor dan lintas stakeholder.

“Kalau kita komitmen, kolaborasinya terus menerus, insya ALLAH zero stunting itu bukan sebuah wacana, Tapi pasti akan bisa diwujudkan di Kota Mojokerto", tegas Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat membuka kegiatan Audit Kasus Stunting di Ruang Sabha Mandala Madya Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto, Senin (21/11/2022) pagi.

Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan Ning Ita ini menjelaskan, kasus stunting tidak hanya menjadi urusan Dinas Kesehatan. Masing-masing sektor memiliki tugas pokok dan fungsi berbeda.

“Lintas sektor harus bersinergi, berkolaborasi dengan komitmen yang kuat sesuai dengan tugas dan perannya masing-masing untuk mewujudkan penurunan angka stunting secara graduatif sampai dengan terwujudnya goal yang terakhir yaitu Kota Mojokerto zero stunting", jelas Ning Ita.

Ning Ita juga menyampaikan, untuk mengatasi masalah stunting, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto juga mempunyai beberapa inovasi.

"Gempa Genting (segenggam sampah untuk atasi stunting) merupakan inovasi dari Kelurahan Prajurit Kulon yang sudah masuk dalam nominasi IGA 2022 dan Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) yang dilaunching pada September 2022 lalu", ungkap Ning Ita.

Ditandaskan Ning Ita, selain mencegah agar tidak ada kasus stunting baru, penanganan stunting juga harus diselesaikan secara bertahap hingga tuntas.

“Jangan sampai ada kasus stunting baru. Ini pencegahannya, penangannannya yang masih sisa tersisa kurang lebih 300 anak, kita selesaikan secara bertahap. Karena data kita sangat valid, sehingga pasti program itu bisa kita laksanakan tepat sasaran", tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto dr. Triastutik Sri Prastini, Sp.A. menyampaikan, untuk mencegah kasus stunting perlu dilakukan dari hulu ke hilir.

“Pencegahan kasus stunting ini harus dilakukan dari hulu ke hilir, yaitu sejak menjadi calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, balita, baduta, dan bagaimana harus dimonitor tentang pertumbuhan dan perkembangannya", kata Kepala Dinkes P2KB Pemkot Mojokerto dr. Triastutik Sri Prastini, Sp.A.

Dijelaskan dr. Trias, melalui audit kasus stunting bisa diketahui identifikasi resiko terjadinya stunting, mengetahui penyebab stunting, mengetahui penyebab resiko terjadinya stunting, menganalisa faktor resiko terjadinya stunting, sebagai upaya penanganan kasus dan pelaksanaan koordinasi lintas sektor dalam penanganan kasus stunting.

Turut hadir dalam kegiatan Audit Kasus Stunting kali ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo, para kepala OPD, Camat, Lurah, Kepala Puskesmas, Ketua TP-PKK se Kota Mojokerto serta menghadirkan Tim Pakar dari RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. *(law/an/HB)*