Senin, 29 Mei 2023

Silaturrahmi Wartawan MA Sepakat Tolak FORWAMA Versi 'Abal-Abal'

Baca Juga


Salah-satu suasana acara 'Silaturrahmi Wartawan MA' di lantai 2 ruang Diklat Media Biskom Jakarta, Sabtu 27 Mei 2023.


Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Arus penolakan terhadap pembentukan Forum Wartawan Mahkamah Agung (FORWAMA) versi 'abal-abal' makin deras mengalir. Sebagai salah-satu wujud reaksi keras terhadap pembentukan FORWAMA tanggal 20 Mei 2023 oleh segelintir oknum wartawan itu, muncul solidaritas mayoritas wartawan peliput kegiatan Mahkamah Agung di grup-grup WhatsApp MA dan sepakat menggelar pertemuan dengan tema "Silaturrahmi Wartawan MA" di Jakarta pada Sabtu 27 Mei 2023.

45 wartawan yang biasa meliput kegiatan di Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI) yang hadir dalam Silaturrahmi Wartawan MA RI yang digelar di lantai 2 ruang Diklat Media Biskom tersebut bermufakat membangun profesionalisme pers dan jaringan media yang berkualitas. 

Adapun tujuan dari digelarnya pertemuan tersebut, menurut tuan-rumah Soegiharto Santoso alias Hoky yang sekaligus sebagai salah-satu penggagas terbentuknya FORWAMA, bahwa Silaturrahmi Wartawan MA tersebut digelar sesungguhnya merupakan wujud tindak-lanjut terjadinya kisruh akibat adanya pembentukan FORWAMA tanggal 20 Mei 2023 yang dilakukan secara tidak demokratis. 

Selain itu, lanjut Hoky, tujuan digelarnya Silaturrahmi Wartawan MA RI tersebut untuk mengamankan petunjuk Ketua MA, Prof. Dr. H. M. Syarifuddin, SH., MH. yang sempat disampaikan saat kegiatan Refleksi Kinerja Mahkamah Agung Tahun 2022 pada 3 Januari 2023 lalu.

Lebih lanjut Hoky menjelaskan, bahwa pada saat itu, Hoky yang diberi kesempatan bertanya sempat menyampaikan kepada Ketua MA terkait rencana pembentukan FORWAMA yang telah dicita-citakan sejak tahun 2017. 

Dijelaskannya pula, bahwa Ketua MA Syarifudi saat itu juga menyatakan mendukung atas usulan dibentuknya FORWAMA serta diberi petunjuk untuk menghubungi Kabiro Hukum dan Humas MA, Sobandi. Jejak digitalnya pun hingga kini dapat diakses via link https://bit.ly/3Hb4wY0 karena merupakan akun Channel Youtube resmi MA, yang telah disaksikan lebih dari 7.300 Views. 

"Dukungan Ketua MA untuk pembentukan FORWAMA itu sudah kami koordinasi dengan Kepala Biro Hukum dan Humas MA Pak Sobandi. Beliau minta agar seluruh wartawan yang biasa meliput di MA dilibatkan. Itu yang harus kami amankan", jelas Hoky, wartawan senior pendiri Majalah Biskom sejak tahun 2001, usai pertemuan yang berlangsung sore hingga malam hari, Sabtu (27/05/2023). 

Sementara itu, Richard Aritonang, salah-satu penggagas FORWAMA ikut juga menyampaikan pendapatnya terkait pembentukan FORWAMA. "Saya tegas menolak pembentukan FORWAMA jika tidak dilaksanakan secara demokratis", ujar Richard. 

Senada dengan hal itu, Edo Hutabarat, salah-seorang wartawan senior yang turut hadir dalam 'Silaturrahmi Wartawan MA menyampaikan alasan sikapnya yang tegas menolak pembentukan FORWAMA secara sepihak.

"Kita di grup wartawan MA ada ratusan wartawan dan faktanya hanya belasan orang yang mengatasnamakan wartawan MA berani membuat pemilihan ketua FORWAMA", ujar Edo. 

Komentar penolakan atas pembentukan FORWAMA versi 'abal-abal' silih berganti disuarakan sejumlah peserta, termasuk Ronal, Daeng Linda dan Rosa. 

Dalam pertemuan ini pula, lahir sejumlah gagasan dari peserta Silaturrahmi Wartawan MA yang tertuang menjadi rencana program untuk memperkuat eksistensi wartawan MA. 

Salah-satu program yang akan dipersiapkan adalah pendataan keanggotaan wartawan peliput MA dan pendataan media yang aktif dalam pemberitaan ruang lingkup MA dan Peradilan di seluruh Indonesia. 

Selain itu terdapat rencana kegiatan Pelatihan Jusrnalistik tentang tekhnik menulis berita peradilan bagi wartawan peliput di MA, dan kegiatan Sertifikasi Kompetensi Wartawan dan Uji Kompetensi Wartawan peliput di MA.  Dan, tak ketinggalan usulan program tentang Diskusi Media dengan sejumlah Topik antara lain Pengawasan pers terhadap kinerja MA RI  dan Peran pers cegah praktek suap di MA RI serta Peran pers tingkatkan pelayanan publik di MA.

Ada juga usulan program untuk memperjuangkan kemudahan akses informasi di MA bagi wartawan, termasuk siaran pers, putusan MA dan informasi lainnya yang sangat dibutuhkan masyarakat yang berperkara di MA. 

Untuk mengimplementasi seluruh usulan program ini, seluruh peserta sepakat menunjuk salah-satu Srikandi wartawan MA, Lawtencia Lelly menjadi penanggung-jawab program. 

Penanggung-jawab program ini nantinya akan menjadi jembatan atau sebagai fasilitator untuk merangkul dan menyatukan seluruh kepentingan wartawan MA dalam mewujudkan semangat kebersamaan dan solidaritas yang tinggi di kalangan wartawan peliput MA. 

Selain itu, jika diperlukan akan dibentuk pula panitia bersama untuk pelaksanaan Musyawarah Pertama Forum Wartawan MA yang akomodatif, profesional dan melibatkan semua wartawan peliput MA. 

Karena sebelumnya, seluruh peserta sepakat menolak pembentukan dan pemilihan Ketua FORWAMA oleh segelintir orang mengatasnamakan wartawan MA. 

Menanggapi penolakan tersebut, Penggiat Media Watch Ferdinand Tobing mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat resmi kepada Ketua MA terkait isu Rasis dan SARA pasca pemilihan Ketua FORWAMA beberapa waktu lalu.

"Saya lampirkan link berita terkait isu rasis dan penggunaan logo atau lambang MA oleh FORWAMA pada 20 Mei lalu", ungkap Ferdinand, wartawan senior yang diundang khusus selaku Media Watch. 

Atas keterangan pihak Media Watch tersebut, seluruh peserta rapat kembali bersepakat untuk ramai-ramai meliput ke MA untuk konformasi sikap dan tanggapan Ketua MA terkait rasisme yang ditebar Ketua Panitia Pemilihan FORWAMA Jimmy Endey dan Ketua FORWAMA terpilih versi 'abal-abal' Emil Simatupang yang jelas-jelas mengandung unsur pidana. *(HB)*