Baca Juga
Kota SURABAYA - (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo mengingatkan, agar para Kepala Daerah untuk selalu menjaga kekompakan selama memimpin wilayahnya. Sebab, kekompakan merupakan salah-satu kunci keberhasilan Pemerintah Daerah. Hal tersebut disampaikan dalam acara Sumpah Jabatan dan Pelantikan serta Serah Terima Jabatan 17 Bupati-Wabup Walikota-Wawalikota masa jabatan 2016-2021 di Gedung Negara Grahadi Surabaya Jawa Timur Rabu (17/02/2016).
Dituturkannya juga, bahwa dalam menjalankan pemerintahan, semua kebijakan harus dirumuskan bersama. Jangan sampai salah satu pihak menjadi lebih dominan. “Kerukunan dan kekompakan harus terus terjaga. Jangan sampai ada wakil yang merasa dirinya seperti bupati atau walikota", tutur Pakde Karwo, sapaan karib Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.
Selain menjaga kekompakan antara Bupati ataupun Walikota dengan wakilnya, Pakde Karwo juga meminta kepada Bupati atau Walikota serta Wabup atau Wawalikota yang baru dilantiknya, agar selalu bersinergi dan berkoordinasi dengan DPRD Kabupaten/Kota, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten/Kota, Tokoh Agama (Toga) serta Tokoh Masyarakat (Tomas).
“Konsitusi kita mengatur bagaimana Kepala Daerah harus bersatu dan berkoordinasi yang baik dalam memimpin wilayah. Wajib bersatu koordinasinya antara Kepala Daerah dengan DPRD dan Forkopimda Kabupaten/Kota", tandasnya.
Menurutnya, otonomi di setiap daerah harus berpusat pada Program Nawacita yang digulirkan oleh Pemerintah Pusat. Otonomi berada dalam kerangka pasal 18 UUD 1945, bahwa NKRI dibagi atas Daerah-daerah Provinsi dan Daerah Provinsi dibagi atas Kabupaten dan Kota yang masing-masing memiliki pemerintahan daerah yang diatur oleh U Undang Undang.
“Artinya, otonomi adalah mengkreasikan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun tidak keluar dalam kerangka undang-undang", jelas Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.
Ia pun mengingatkan, bahwa dalam setiap menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus menyatu dengan Nawacita, sehingga harus bersinergi dengan DPRD. Itu merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Nawacita yang dibuat Presiden hukumnya wajib disesuaikan dengan RPJMD Gubernur, RPJMD Kabupaten/Kota. RPJMD pun harus memuat apa yang dilakukan Pemerintah lewat Nawacita. Kalau ada yang spesifik dibicarakan, tetapi tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundangan”, tegasnya.
Dalam kesempatan itu pula, Pakde Karwo mengapresiasi Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang ikut menyukseskan pembangunan di Jatim. Suksesnya Jatim berasal agregat program dan kebijakan yang dilakukan Pemprov Jatim dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jatim.
Atas kerjasama dari semua Bupati dan Walikota, kondisi makro ekonomi nilainya baik. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2015 yang mencapai 5,44 persen dengan inflasi 3,08 persen.
Gubernur Jatim Soekarwo juga meminta pada Kepala Daerah yang baru dilantik untuk mengoptimalkan lahan produktif guna mewujudkan ketahanan pangan. Sebab, kedudukan Jawa Timur sebagai penyangga dan merupakan provinsi yang memiliki kedaulatan pangan. Untuk itu, harus dibuatkan Perda untuk lahan produktif.
Berdasarkan data, setiap tahunnya lahan produktif yang beralih fungsi tetcatat sekitar 1.080 hektar. Namun, meskipun luas lahan produktif berkurang, tetapi produktivitas bahan pangan mengalami peningkatan. Sebagai contoh, pada tahun 2015 jumlah panen gabah kering giling di Jatim naik dari 13,02 juta ton menjadi 13,657 juta ton atau naik 650 juta ton.
Dua komoditi pangan utama tersebut mengalami surplus, yakni padi surplus hingga 4,94 juta ton. Angka ini dapat untuk mencukupi kebutuhan konsumsi penduduk sebanyak 43,3 juta jiwa dengan perhitungan konsumsi beras nasional sebanyak 114 kg/kapita per tahun.
Selain padi, komoditi jagung juga manunjukkan surplus sebesar 3,4 juta ton. “Sekitar 650 ribu ton kenaikan gabah kering giling di Jatim dan ini paling tinggi se-Indonesia. Hal ini, harus kita apresisasi. Hanya kedelai saja yang mengalami defisit, yakni sebesar 46,9 ribu ton", ungkap Pakde Karwo.
Lebih jauh, dipaparkan oleh pakde Karwo, bahwa kontribusi komoditas pangan Jatim sangat strategis terhadap nasional. Komoditas beras berkontribusi sebesar 19,76 persen kebutuhan nasional, jagung berkontribusi 40,37 persen kebutuhan nasional, gula berkontribusi 49,69 kebutuhan nasional, cabai rawit berkontribusi 32,53 persen kebutuhan nasional, daging sapi berkontribusi 21,40 persen kebutuhan nasional sedangkan bawang merah berkontribusi sebesar 24,10 persen kebutuhan nasional.
Sementara itu, pelantikan 17 Kepala Daerah hasil Pilkada serentak yang digelar pada 9 Desember 2015 lalu itu dibagi menjadi dua gelombang. Pelantikan gelombang pertama digelar pada pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB sedangkan gelombang Kedua digelar pada pukul 12.30 hingga 15.00 WIB.
Usai para Bupati-Wabup dan Walikota-Wawalikota dilantik, diagendakan akan dilakukan pembekalan oleh Gubernur Jawa Timur dan Menteri Dalam Negeri RI pada pukul 19.00 WIB di Grand City Surabaya, Jawa Timur.
Diketahui, Kepala Daerah yang dilantik pada gelombang pertama adalah pasangan Bupati dan Wabup Sidoarjo yakni Saiful Ilah dan Nur Achmad Syaifudin, Bupati dan Wabup Banyuwangi yakni Abdullah Azwar Anas dan Yusuf Widiatmoko, Bupati dan Wabup Situbondo yakni Dadang Wigiarto dan Yoyok Mulyadi, Bupati dan Wabup Mojokerto Mustofa Kamal Pasha dan Pungkasiadi, Bupati dan Wabup Sumenep yakni Busyro Karim dan Ahmad Fauzi, Bupati dan Wabup Gresik yakni Sambhari Halim Radianto dan M. Qosim, Bupati dan Wabup Lamongan yakni Fadeli dan Kartika Hidayati, Bupati dan Wabup Jember yakni Faida dan Abdul Muqit, Bupati dan Wabup Trenggalek yakni Emil Elestianto Dardak dan Moch. Nur Arifin.
Sementara untuk gelombang kedua, merupakan lanjutan acara pelantikan pada delapan Kepala Daerah dan Wakilnya. Masing-masing dari Kabupaten Kediri yakni Haryanti Sutrisno dan H. Masykuri, Kabupaten Malang yakni Rendra Kresna dan Sanusi, Kabupaten Blitar yakni Rijanto dan Marhaenis Urip Widodo, Kabupaten Ponorogo yakni Ipong Muchlisoni dan Soedjarno, Kabupaten Ngawi yakni Budi Sulistyono dan Ony Anwar, Kota Surabaya yakni Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana, Kota Pasuran yakni H. Setiyono dan Raharto Teno Prasetyo serta Kota Blitar yakni M. Samanhudi Anwar dan H. Santoso. *(DI/redaksi)*