Baca Juga
Kerusakan ruang kelas di SDN Kalen, Kecamatan Dlanggu Kab. Mojokerto tambah meluas.
Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Banyak fasilitas pendidikan didaerah tampaknya memang sengaja diabaikan. Entah memang menunggu jatuhnya korban terlebih dahulu karena terkena robohan bangunuan gedung atau memang kinerja Pemerintah setempat yang memang ngowos. Salah-satunya saja, kondisi ruang kelas di SDN Kalen Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto.
Di SDN Kalen ini, jangankan memasuki ruang kelasnya, untuk mendekati ruang kelasnya saja, murid SDN ini tak ada nyali. Yang mana, ketidak beranian mendekati ruang kelas itu bukannya disebabkan karena banyak hantu atau binatang buas ataupun banyak binatang berbisa diruang kelas SDN itu. Melainkan, karena kondisi fisik bangunan yang tak selayaknya disebut sebagai ruang belajar mengajar.
Sekilas saja, dibagian luar kelas II-A sudah nampak, bahwa plafon teras pada kelas ini dalam kondisi bogang sekira 2 x 2 meter-persegi lantaran jebol dan runtuh. Sementara plafon teras kelas IIB terlihat sudah nyaris ambruk. Hal inilah yang memungkinkan para murid tak berani untuk mendekati ruang kelasnya.
Informasi dilapangan menyatakan, bahwa atap dua ruang kelas SDN Kalen Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto ini telah dalam kondisi rusak sejak beberapa bulan yang silam. Karena kondisi plafon dua rung kelas yang digunakan belajar oleh 42 siswa kelas II itu rusak-parah, maka untuk mengantisipasi jatuhnya korban tertimpa rusakan plafon, pihak sekolah mengungsikan tempat belajar ke perpustakaan dan musholla sekolah.
Terpaksa, para murid pun harus rela belajar dengan berdesakan diruangan yang sempit dibanding kedua ruang kelas yang terletak di ujung barat SDN Kalen yang biasa ditempati murid kelas IIA dan IIB. "Kedua ruang kelas ini rusak sejak pertengahan 2015 lalu saat masuk ke semester dua. Sampai hari ini belum ada perbaikan", kata salah seorang guru SDN Kalen, Jum'at (29/04/2016) pagi.
Dijelaskannya, bahwa sejak plafon ruang kelas ambrol, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terpaksa kegiatan belajar-mengajar 42 murid kelas IIA dan IIB dipindahkan. Untuk sementara, karena harus tetap belajar, terpaksa para murid harus belajar diruang perpustakaan dan musholla sekolah. "Kerangka atapnya sudah rapuh dan termakan usia, karena ini bangunan lama. Anak-anak takut menempati ruangan ini", ujarnya.
Kendati direlokasi keruangan yang relatif aman, para murid merasa tak nyaman dalam belajar. Siswa kelas II-B harus berdesakan diruang perpustakaan sekolah yang berukuran 5x5 meter itu. Mereka pun harus berbagi tempat dengan rak-rak buku.
Sementara itu, murid kelas II-A direlokasi diruang bekas musholla berukuran 7x4,5 meter. Padahal, dengan jumlah murid 21 orang, ukuran ruang kelas yang ideal adalah 7x8 meter. "Disini ongkep (red. tidak nyaman/ panas), ada banyak rak buku. Inginnya kembali ke ruang kelas yang lama", ungkap Muhammad Taufiq Hidayat (8), salah seorang murid kelas IIB.
Akibat ditempati untuk kegiatan belajar-mengajar, fungsi perpustakaan sekolah pun tidak maksimal. Selain itu, kegiatan keagamaan 290 murid SDN Kalen juga terganggu. Untuk melaksanakan sholat, mereka harus berjalan sekitar 500 meter ke musholla kampung.
Dikonfirmasi atas keberadaan ruang kelas disekolah yang dikepalainya, Kepala Sekolah SDN Kalen Sukiyan mengungkapkan, bahwa rusaknya ruang kelas IIA dan IIB karena faktor umur. Yang mana, kedua ruang kelas itu dibangun tahun 1985 silam.
Dijelaskannya, jika selama puluhan tahun, plafon dan kerangka atap kedua ruang kelas tak pernah mendapatkan anggaran perbaikan. "Terakhir kali diperbaiki tahun 2012, itu pun hanya tambal sulam genteng yang rusak. Jadi kerangka atap dan plafon belum pernah diperbaiki", jelasnya.
Sukiyan mengaku, bahwa di awal tahun 2016, ia sudah melaporkan rusaknya dua ruang kelas itu ke Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Pihaknyapun sangat berharap tahun ini perbaikan segera direalisasikan. "Sinyal dari Kepala Dinas tahun ini akan diperbaiki. Namun, kapan realisasinya yang belum jelas. Kami berharap segera diperbaiki supaya anak-anak tak terganggu", pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Yoko Prayoko menyatakan, bahwa pihaknya sudah mengagendakan perbaikan. Kemungkinan bulan depan sudah akan dikerjakan pekerjaan renovasi dua ruang kelas itu."Sekarang masih tahap pembentukan panitia pembangunan", tutupnya. *(Yd/DI/Red)*