Jumat, 15 Juli 2016

Mentan RI Kecewa, Tiga Kali Kunker Di Kabupaten Mojokerto Tak Ditemui Bupati MKP

Baca Juga

     

Menteri Pertanian RI., Dr. Ir. Andi Amran Sulaimanx MP. saat memberikan sambutan ditengah panen raya jagung di Desa Kedung Lengkong Kec. Dlanggu Kab. Mojokerto, Jum'at (15/07/2016).

     

Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI) Andi Amran Sulaiman merasa sangat kecewa atas sikap Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa (MKP) yang tidak memandang sebelah mata terhadap kegiatan Kunjugan Kerja (Kunker) yang dilakukannya selama ini. Yang mana, hingga untuk 3 (tiga) kali Mentan RI melakukan Kunker di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur ini, tak sekalipun Bupati Mojokerto MKP mau menemuinya.

Saking kecewanya, hingga Andi Amran sempat mengungkapkan kemarahannya atas sikap Bupati Mojokerto MKP ditengah melakukan Kunkernya di Kabupaten Mojokerto, dalam rangka Peningkatan Luas Lahan Tanaman Sawit dan Jagung Petani di Desa Kedung Lengkong Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto.

"Kami kecewa, karena Bupatinya sulit ditemui. Sudah tiga kali kunjungan, tapi Bupati tidak pernah datang. Ini, kami sangat kecewa dengan Bupati", ungkap Mentan RI Andi Amran Sulaiman kepada sejumlah wartawan, Jumat (15/7/2016), dilokasi Kunker.


Menteri Pertanian RI Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman saat dalam Kunkernya di Kabupaten Mojokerto didampingi Wabup Pungkasiadi ditengah panen raya jagung di Desa Kedung Lengkong Kec. Dlanggu Kab. Mojokerto, Jum'at (15/07/2016).

Menurut Amran, hingga untuk yang ketiga-kalinya melakukan Kunker di Bumi Majapahit ini, tak pernah sekalipun Bupati Mustofa Kamal Pasha mau datang menemuinya. Padahal selama ini sudah banyak bantuan yang diberikan oleh Pemerintah pusat kepada Kabupaten Mojokerto. "Waktu perjalanan kesini, kami hanya tidur 2 sampai 3 jam saja. Tapi disini, kami sulit untuk ketemu Bupatinya", sergahnya.

Menurut Mentan RI juga, hingga 3 kali Kunkernya di Kabupaten Mojokerto dirinya hanya ditemui oleh Wakil Bupati Pungkasiadi saja. Yang mana, atas kejadian tersebut, Andi Amran pun akan mempertimbangkan sanksi terkait tidak hadirnya Bupati MKP hingga 3 kali Kunkernya di Kabupaten Mojokerto ini. "Soal kepastian sanksi, kita lihat nanti. Karena Wakil Bupatinya sangat baik", terangnya.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten (Kabag Humas Pemkab) Mojokerto Alfiah Ernawati saat dikonfirmasi menyatakan, bahwa Bupati MKP ada kegiatan keluar Daerah. "Agenda kegiatan hari ini, sudah diketahui Pak Bupati kemarin. Namun, ada kegiatan mendadak keluar Kota. Sudah ada disposisi, Pak Wabup yang ditugaskan hadir mewakili beliau", kilah Ernawati.

Ketika didesak dengan kalimat "Tapi ini kan ketiga kalinya Mentan tak ditemui Bupati...?", Erna pun berdakih, jika nanti akan disampaikan melalui tim teknis Dispertan kepada Bupati MKP. "Kalau dikatakan sudah tiga kali, kemungkinan yang sebelumnya bersifat tidak formal. Biar nanti tim teknis Dinas Pertanian yang menyampaikan ke Pak Bupati", dalihnya

Menteri Pertanian RI Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman saat berjabat-tangan dengan Wabup Mojokerto Pungkasiadi disela panen raya jagung di Desa Kedung Lengkong Kec. Dlanggu Kab. Mojokerto, Jum'at (15/07/2016).


Dalam kunjungan kerja program Peningkatan Luas Tambah Tanam dan Serap Jagung Petani Bumi Majapahit di Desa Kedung Lengkong Kecamatan Dlanggu, Jumat (15/07/2016) siang, dengan didampingi Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI) Andi Amran Sulaiman menyatakan, bahwa jumlah total impor jagung hingga bulan Juni 2016 telah turun drastis sebesar 47 persen, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Diungkapkannya pula, jika para petani lebih produktif lagi, tidak tertutup kemungkinan untuk menjadi pengeksport jagung. "Jangan import kalau petani bisa berproduksi, kita bahkan berpotensi menjadi pengeksport. Sejak awal Juni, impor jagung sudah mengalami penurunan hingga 50 persen, turun tiga angka dari yang sekarang 47 persen. Ini, karena produksi jagung lokal kita yang signifikan. Nggak perlu lah... kita ambil dari Amerika dan Argentina, kalau petani kita sudah mampu memenuhinya", ungkap Andi Amran.

Meski import merupakan salah-satu solusi untuk menambal selisih angka target produksi dan kebutuhan tersebut, Andi Amran berharap, untuk kedepan import jagung sudah tidak diperlukan lagi. Yang mana, berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (Balitbangtan), pada 2015 Indonesia mengimpor hampir 1,7 juta ton jagung. Adapun pada per Juni 2016, angka impor baru berada di kisaran 800.000 ton. Sementara target produksi jagung nasional pada 2016 adalah 21,35 juta ton, sedangkan kebutuhan jagung di Indonesia sekitar 23,4 juta ton per tahun.

Mentan RI bersama dengan Komisi IV DPR RI juga menjelaskan, jika Pemerintah telah menjalankan program Integritas Tanaman Kelapa Sawit dan Jagung dengan tujuan dapat membantu pendapatan petani. Program ini dijalankan, ketika umur kelapa sawit di bawah tiga tahun. Adapun peremajaan tanaman kelapa sawit yang berumur 25 tahun ke atas, adalah merupakan kesempatan untuk melaksanakan pola tanam tumpang sari dengan tanaman pangan atau tanaman semusim.

"Program Pemerintah yang kini berjalan adalah Intergritas Tanaman Kelapa Sawit—Jagung. Saat kelapa sawit umur dibawah 3—5 tahun, maka diantaranya bisa ditanami jagung. Artinya, petani bisa memperoleh penghasilan tambahan sebelum tanaman kelapa sawit menghasilkan buah", jelasnya.

Dipenghujung kegiatan, dilakukan penanda-tanganan kesepakatan atau MoU (Moment of Understanding) antara 3 perwakilan dari 18 Kelompok Tani (Poktan) di Provinsi Jawa Timur. Yakni Poktan Kabupaten Mojokerto, Poktan Kediri dan Poktan Pasuruan dengan PT. Charoen Pokphand.

Usai penanda-tanganan MoU tersebut, dilanjutkan dengan acara memanen jagung hasil kemitraan PT. Bisi dengan Kelompok Tani Lengkong. Andi Amran pun nampak tak-segan ikut turun memanen jagung hasil kemitraan antara Poktan setempat dengan PT. Charoen Pokphand.  *(DI/Red)*