Senin, 18 Juli 2016

Penjagaan Akses Masuk Ke Desa Lokasi KKN Kaesang Pangarep Diperketat

Baca Juga

           

Akses masuk ke Desa yang menjadi lokasi COP atau KKN Kaesang Pangarep.


Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Sejak dijadikan untuk kegiatan Community Outreach Program (COP) atau Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kaesang Pangarep putra Presiden RI Joko Widodo, pengamanan jalur masuk ke Desa Gumeng Kecamatan Godang Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur, diperketat. Yang mana, Kegiatan KKN pun berlangsung tertutup. 

Kaesang yang tercatat sebagai mahasiswa Singapore Institute of Management ini merupakan salah-satu dari 201 mahasiswa dari 15 Perguruan Tinggi dari 9 Negara yang sedang mengikuti kegiatan COP atau KKN diwilayah Kabupaten Mojokerto sejak Selasa (12/07/2016) lalu yang melibatkan 15 Perguruan Tinggi dari 9 Negara serta ratusan mahasiswa asing tersebut.

Setelah diterima oleh Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa, Kaesang dan ratusan mahasiswa lainnya langsung ditempatkan 2 Kecamatan di 5 Desa terpencil. Untuk yang ditempatkan di Kecamatan Jatirejo, para mahasiswa tersebut melaksanakan KKN di Dusun Lebaksari dan Dusun Siman Desa Jembul, di Desa Rejosari dan di Desa Gumeng. Sedangkan untuk yang ditempatkan di Kecamatan Gondang, para mahasiswa melaksanakan KKN di Desa Dilem dan Desa Jatidukuh.

Kaesang Pangarep beserta kelompoknya yang tengah melakukan KKN di Desa Gumeng selama 21 hari ini akan fokus mengerjakan sejumlah proyek yang nantinya dapat bermanfaat untuk warga Desa Gumeng, sekaligus untuk mempelajari kehidupan sosial, ekonomi maupun adat budaya masyarakat setempat. 

Hanya saja, kegiatan KKN Kaesang Pangarep bersama kelompoknya di Dusun Gumeng berlangsung tertutup. Tak hanya untuk kalangan wartawan saja, warga dari luar Kampung pun dilarang memasuki Desa terpencil ini. Bahkan, satu-satunya jalur masuk untuk menuju ke Gumeng pun dipasang portal yang dibuat dari bambu.

Sejumlah pemuda berjaga didepan portal yang dilengkapi dengan meja dan kursi, layaknya pos penjagaan. Meski tak tampak seorangpun adanya petugas dari unsur kepolisian maupun TNI ditempat penjagaan ini, namun setiap orang yang akan masuk ke Desa tersebut akan ditanya identitas dan maksud kedatangannya. Warga luar Kampung baru akan diijinkan masuk, dengan syarat jika hendak menemui kerabat yang tinggal di Dusun Gumeng dan harus meninggalkan KTP dimeja portal penjagaan.

Dari portal penjagaan, tak nampak sama sekali aktivitas para mahasiswa peserta COP, apalagi aktifitas Kaesang  Pangarep ditempat KKNnya. Praktis hanya tampak beberapa penduduk Dusun Gumeng yang sedang hilir-mudik mengangkut rumput ataupun hasil kebun serta beberapa orang yang harus kembali lantaran dilarang masuk Desa tersebut.

Susana Desa terpencil yang berada dilereng Pegunungan Anjasmoro inipun tampak sepi seperti biasanya. Satu-satunya petunjuk bahwa disitu sedang ada kegiatan COP atau KKN hanyalah spanduk ucapan selamat datang yang dipasang beberapa meter dari portal penjagaan. 

Selain menutup jalur akses untuk masuk ke Dusun Gumeng, warga setempat juga melakukan 'gerakan tutup mulut' saat dimintai keterangan perihal adanya kegiatan KKN Kaesang Pangarep putra Presiden Jokowi di Dusun mereka. Warga Dusun yang sehari-harinya dikenal ramah kini cenderung menutup diri.

"Orang luar Kampung tidak boleh masuk mas...! Nggak tahu kenapa beberapa hari ini penjagaannya 24 jam nonstop. Ada mahasiswa dari 9 Negara, termasuk puteranya Pak Jokowi..., kegiatannya apa mas...?? Saya nggak tahu sama-sekali", ujar Udiono (47), salah-satu warga Dusun Wiu yang sudah 20 tahun lebih menetap di Dusun Wiu tetangga Dusun Gumeng Desa Gumeng, serasa kembali bertanya pada wartawan.

Menurut Udiono, Dusun Gumeng memang sering menjadi sasaran kegiatan KKN mahasiswa. "Ya memang sering ada mahasiswa KKN di Desa ini. Tapi yang sekarang ini saya ndak tahu mas. Iya... memang itu ada spanduknya, tapi saya ndak tahu sebelumnya. Ya sekarang ini saya baru tahu setelah membaca spanduk itu. Saya kira itu spanduk sponsornya sabun atau rokok, makanya ndak saya baca. Rumah saya Dusun Wiu tetangga Dusun Gumeng. Letaknya diujung jalan ini, yang paling atas sana", kilah Udiono, yang sehari-harinya keluar Desa untuk bekerja sebagai tukang-batu di Kota Mojokerto.

Untuk menuju ke Kampung yang yang tergolong lumayan jauh dari pusat Kota ini, dibutuhkan waktu kurang-lebih 1 jam perjalanan darat dari Kota Mojokerto. Jika ditempuh dari Kecamatan Gondang, akan menyusuri jalan beraspal yang berkelok dan naik-turun sejauh sekitar 7 Km. Meski tidak lebar, satu-satunya jalur akses menuju ke Dusun Gumeng ini cukup mulus untuk dilewati dan dikawasan bisa cukup menarik untuk menjadi obyek wisata alam.  *(DI/Red)*