Jumat, 18 November 2016

Fatma Syaifullah Yusuf Kagumi Batik Produk Kota Mojokerto

Baca Juga

Wakil Ketua Dekranasda Jatim Fatma Syaifullah Yusuf saat mengunjungi stand produk warga Kota Mojokerto, Jum'at (18/11/2016).
Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus saat menyampaikan keterangan pers kepada sejumlah awak media, Jum'at (18/11/2016).


Kota MOJOKERTO —  (harianbuana.com).
Unik dan indahnya motif batik Kota Mojokerto membuat Wakil Ketua Dekranasda Jatim, Fatma Saifullah Yusuf kepincut. Usai membuka Gelar Kriya 2016 di anjungan Sunrise Mall, Jum'at (18/11/2016) siang sekitar pukul 11.20 WIB, istri Wagub Jatim Saifullah Yusuf ini mengaku kagum dan mengapresiasi 17 corak batik yang dipamerkan Dekranasda Kota Mojokerto. "Tujuh-belas motif batik Kota Mojokerto ini luar biasa. Bagus ya..., apakah ini sudah dipatenkan...? Harus segera dipatenkan", ungkap Fatma, seraya memberikan saran untuk segera dipatenkan.

Menurut Fatma Syaifullah Yusuf, potensi batik di Jatim saat ini sangat tinggi. Namun diakuinya, desain batik yang dihasilkan belum maksimal sehingga memiliki nilai komersial yang tinggi. "Di Jawa Timur, saat ini ada 38 Kabupaten/Kota yang mempunyai ciri khas desain batik berbeda. Tapi hanya sedikit yang berkategori bagus", ujarnya.

Disarankannya, agar desain batik itu memiliki ciri khusus dengan desain dan motif bagus sehingga mempunyai nilai komersial yang tinggi ketika dijual. Untuk itu, Fatma mendorong para desainer potensial di Jatim agar meluangkan waktu untuk membina perajin batik. Pasalnya, dengan cara ini, kualitas batik di Jatim dapat semakin meningkat dan bisa dipasarkan di tingkat nasional dan internasional. "Kami sangat membutuhkan desainer berbakat yang bisa mengajari perajin-perajin batik agar menciptakan motif berbeda dan bagus", pungkasnya.

Dikesempatan berbeda, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus menuturkan, bahwa pihaknya getol menumbuhkan industri kreatif agar terus berkembang di daerahnya. "Kita memfasilitasi mereka untuk menumbuhkan industri kreatif, yang endingnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat", tuturnya.

Upaya itu, dilakukannya dengan memfasilitasi pembuatan sentra batik melalui Dekranasda. Selain batik, agar Kota Mojokerto menjadi pusat industri sepatu, dia mendorong para pengrajin untuk membuat brand sepatu Mojokerto. "Sebagai sentra industri sepatu, kita dorong mereka untuk membuat brand sendiri. Dan untuk diketahui, produk sepatu warga Kota Mojokerto sudah sampai diluar pulau. Bahkan keluar negeri", jelas Wali Kota.

Sementara itu, pantauan dilapangan, ditemui nama-nama motif batik di Mojokerto yang sangat asing dan aneh terdengar ditelinga sebagian orang. Misalnya saja batik Gedeg Rubuh, Matahari, Mrico Bolong, Pring Sedapur, Gringsing atau Surya Majapait. Namun, ada ciri khas diantara sekian desain motif batik Mojokerto itu banyak mengambil corak alam sekitar kehidupan manusia.

Misalnya motif pring sedapur merupakan gambar rumpun bambu dengan daun-daun menjuntai. Ada burung merak bertengger. Warna dasarnya putih dengan batang bambu warna biru. Sedangkan daunnya warna biru dan hitam. Demikian pula motif gedeg rubuh, coraknya mirip seperti anyaman bambu yang miring. Kalau mrico bolong, motifnya berupa bulatan merica berlubang.
*(Yd/DI/Red)*