Baca Juga
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Sebagaimana tahun sebelumnya, kali ini, tradisi memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW, kembali digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto di dilapangan Raden Wijawa Kota Mojokerto pada Senin (12/12/2016) pagi. Yang mana, agenda tahunan yang digelar Pemkot Mojokerto bersama-sama TNI—Polri ini, juga diikuti oleh para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkup Pemkot Mojokerto, Camat, Lurah, RW, RT dan seluruh elemen masyarakat Kota Mojokerto.
Kegiatan dalam rangka memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW 1438 Hijjriyah yang kali mengambil tema 'Kenduri 5000 Tumpeng Layah' ini sangatlah meriah. Terlebih, agenda tahunan yang digelar Pemkot Mojokerto yang juga untuk menggerakkan laju peningkatan dunia pariwisata di Kota Mojokerto ini, juga diadakan arak-arakan tumpeng raksasa dan gunungan onde-onde yang kurang-lebihnya disusun setinggi 2 meter. Yang mana, jajanan onde-onde ini merupakan simbol jajanan khas Kota Mojokerto.
Sekitar pukul 08.30 WIB, acara yang melibatkan ribuan warga Kota Mojokerto ini dimulai dengan diawali diadakannya Pawai dan Parade Budaya dan arak-arakan tumpeng raksasa juga gunungan onde-onde yang kurang-lebihnya disusun setinggi 2 meter tersebut. "Acara ini kami kemas dalam suasana kebersamaan yang melibatkan TNI, Polri, Birokrasi dan ribuan masyarakat untuk kami ajak bersama-sama memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW 1438 Hujjriyah" tutur Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus kepada wartawan disela-sela acara Kenduri Layah.
Tak ayal, ribuan warga Kota Mojokerto dari berbagai lapisan berkumpul di Lapangan Raden Wijaya Kelurahan Surodinawan Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto untuk mengikuti Kenduri 5000 Tumpeng Layah. "Namun, sekarang ini yang sudah terkumpul hampir 6.000 tumpeng layah. Ini merupakan partisipasi masyarakat masing-masing RT, SKPD, dan Kepala Sekolah se Kota Mojokerto", ungkap Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus.
Usai dilantunkan shalawat secara bersama-sama yang dilanjutkannya dengan do'a, secara serempak warga menikmati tumpeng yang ditempatkan denan wadah layah. "Tradisi ini akan terus kami lestarikan untuk menanamkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, kecintaan kepada tanah air dan kecintaan kepada Kota Mojokerto", ujar Wali Kota Mas'ud Yunus.
Lebih jauh, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus menjelaskan, dipilihnya layah sebagai wadah tumpeng adalah karena sudah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat Kota Mojokerto, bahwa layah untuk wadah kenduri. Tempat makan dari dari bahan tanah liat yang ukurannya lebih besar dari cobek itu kini kian langka karena tergusur perabot dari bahan plastik. "Layah itu budaya lokal, dimana setiap peringatan Maulud Nabi masyarakat memakai layah sebagai wadah tumpeng. Sementara itu, pengusaha layah lokal saat ini kalah dengan plastik. Saya ingin, setiap tahun memberikan dukungan kepada para pengusaha layah agar omzet penjualan mereka ikut naik", pungkasnya.
Sebagaimana kondisi dilapangan, selain kenduri 5.000 layah, dalam peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW 1438 Hijjriyah kali ini juga diwarnai rebutan gunungan Onde-onde dan aneka kue basah. Tak urung, 2 (dua) gunungan onde-onde raksasa yang masing-masingnya disusun setinggi kurang-lebih 3 meter dan keduanya berisi total 10.000 kue khas Kota Mojokerto itupun dalam sekejap dibuat ludes oleh serbuan warga Kota Mojokerto.
*(DI/Red)*
BERITA TERKAIT :