Rabu, 01 Februari 2017

Air Bawah Tanah Diwilayah Kota Mojokerto Tak Layak Konsumsi

Baca Juga

Kandungan Unsur Mangan dan Bakteri E. Coli
Jauh Diatas Ambang Batas

Kepala Dinkes Pemkot Mojokerto, Christiana Indah Wahyu.

Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Dari hasil penelitian yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto, unsur-unsur yang terdapat dalam kandungan air tanah dikawasan Kota Mojokerto sudah tak layak untuk dikonsumsi. Pasalnya, unsur mangan (Mn) dan bakteri Escherichia Coli (ecoli) yang dikandungnya telah melebihi kewajaran ambang batas.

Dari hasil uji petik sampel air bawah tanah pada 18 Kelurahan se Kota Mojokerto yang dilakukna Dinkes Pemkot Mojokerto di Laboratorium Kesehatan Daerah (Lapkesda) atas kadar 8 mineral atau kimia anorganik yang terdapat dalam air bawah tanah, seperti besi (Fe), Klorida (Cl) dan kadar mangan (Mn), didapati adanyai unsur Mn yang melebihi ambang batas normal dalam sampel air bawah tanah dimaksud. Yakni, rata-rata kandungan Mn yang ada dalam sampel air tanah di 18 kelurahan adalah 1,4 mg/ltr. Sementara batas normal kandungan unsur Mn dalam tiap liter kandungan air layak untuk dikonsumsi adalah 0,5 mg/ltr.

Selain itu, hasil uji petik kandungan bakteri Escherichia coli (E. coli) dari 25 sampel air bawah tanah di 18 kelurahan, lebih dari 32 persennya tak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air minum. Pasalnya, karena terlalu besanya kandungan bakteri E.coli yang dikandung dalam sampel air bawah tanah itu. Sementara syarat air minum layak konsumsi, harus 0 (nol) bakteri E.coli. Sedangkan kandungan bakteri E. coli pada tiap sampel air bawah tanah tersebut, ternyata rata-rata mengandung 10 bakteri E. coli dalam tiap liternya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkot Mojokerto, Christiana Indah Wahyu mengungkapkan, banyaknya kandungan mineral Mangan yang mencapai dua kali lipat dari baku mutu, tak lepas dari kontur dataran Kota Mojokerto yang berbentuk cekungan, sehingga mineral dan sampah mengumpul di wilayah kota. "Kalau kandungan bakteri E. coli, memang cukup banyak, karena sebagian lingkungan punya sanitasi buruk", ungkanya kepada wartawan, Minggu (29/01/2017).

Dijelaskannya, bahwa dengan kondisi unsur mineral Mn yang sangat tinggi, maka air bawah tanah di Kota Mojokerto, sangat tidak layak untuk diminum. Jika langsung meminum, maka bisa menimbulkan kerusakan hati dan terjadi toksik pada alat pernafasan. Begitu pula dengan bakteri E. coli, yang bisa menyebabkan infeksi usus dan diare. "Bahkan, dari data pada 2016 kemarin, ada sekira 4000 penderita diare berat dan ringan yang ada di kota. Itu semua tak lepas dari kondisi air tanah dan kurangnya kebersihan atau cuci tangan", jelasnya.

Atas kondisi air bawah tanah di Kota Mojokerto yang sedemikian tercemarnya itu, Indah meminta kepada segenap warga Kota Mojokerto untuk menyaring air tanah dulu, jika memang masih memakainya. Dimana, cara pemakaian air tanah itu, dilakukan dengan menampungnya kedalam tandon air yang diberi filter hingga lima lapis, sehingga kandungan mineral Mn bisa tereduksi. Begitu pula dengan kandungan bakteri E. coli, juga bisa berkurang. "Yang tak kalah pentingnya, juga cara memasaknya. Biarkan mendidih selama lima hingga sepuluh menit dahulu", tandasnya.

Menurut Ch. Indah Wahyu, menilik kondisi air bawah di Kota Mojokerto yang sedemikian tercemarnya itu, sebaiknya warga Kota Mojokerto menggunakan air PDAM saja. Hanya saja, tetap diingatkannya untuk merebusnya terlebih dahulu untuk menjaga kemungkinan dan lebih amannya. "Memang sudah seharusnya warga menggunakan air PDAM, karena sudah melalui proses standart filterisasi. Namun, jika memakai air PDAM pun tetap harus direbus dulu hingga mendidih minimal tiga menit, agar aman diminum", pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Mangan adalah suatu unsur kimia yang memiliki simbol Mn. Logam mangan sendiri berwarna putih keabu-abuan yang termasuk dalam kelompok logam berat namun sangat rapuh dan mudah teroksidasi. Selain itu, Mangan miliki titik lebur yang tinggi hingga sekitar 1250 °C. Namun demikian, Mangan akan bereaksi dengan air hangat untuk membentuk mangan (II) hidroksida dan hidrogen. Mangan pun cukup elektropositif dan mudah melarut dalam asam bukan pengoksidasi serta memikiki titik cair yang tinggi.

Sementara itu, bakteri Escherichia coli (E.coli) adalah bakteri yang biasanya hidup didalam usus manusia dan hewan. Meski dari beberapa kasus bahwa bakteri E. coli hanya menyebabkan diare ringan, namun beberapa jenis bakteri E. coli tertentu seperti E.coli O157:H7 dapat menyebabkan infeksi usus serius yang mengakibatkan diare, sakit perut dan demam.

Bakteri E. coli dapat menginfeksi akibat air atau makanan yang terkontaminasi, terutama sayuran mentah dan daging yang tidak matang. Pada orang dewasa yang sehat, jika terinfeksi bakteri E. coli  biasanya akan pulih dari infeksi bakteri E.coli O157:H7 dalam seminggu. Namun, pada anak-anak dan lansia, orang dengan sistem imun yang lemah dan wanita yang sedang hamil, akan memiliki risiko yang lebih tinggi, bahkan bisa jadi akan mengalami gagal ginjal yang dapat mengancam nyawa atau dikenal dengan istilah hemolytic uremic syndrome.
*(Yd/DI/Red)*