Baca Juga
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Tingginya intensitas curah hujan diseputaran Mojokerto dalam beberapa hari terakhir ini, hingga jauh melebihi kemampuan sungai Sadar untuk menampung volume air. Tak ayal lagi, sungai yang membelah Kota Mojokerto menjadi 2 bagian inipun meluapkan kembali air kiriman dari beberapa daerah hingga membanjir wilayah disekitarnya. Bahkan, luapan air sungai tersebut ada yang hingga merendam rumah warga sampai setinggi 60 Cm.
Dampak banjir tahun ini yang hingga merendam 1.358 rumah warga 7 Kelurahan dari 3 wilayah Kecamatan yang ada di Kota Mojokerto membuat pihak berwenang setempat menerjunkan tim penanggulangan bencana. "Petugas kita sudah mendirikan dapur umum. Semalam kita juga membagikan 8.000 nasi bungkus kepada warga korban banjir," ungkap Kabag Humas Pemkot Mojokerto, Heryana Dodik Moertono, Rabu (22/02/2017) pagi.
Terkait antisipasi adanya dampak lain akibat banjir, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat telah menerjunkan belasan petugas medis dan paramedis. "Kita mengoptimalkan dua posko mobile ke lokasi. Juga satu posko tenda. Satu posko ditangani 4 orang petugas, yakni 1 dokter, 2 perawat dan 1 pelayanan obat", jelas kata Kadinkes Christiana Indah Wahyu, beberapa saat lalu.
Lebih jauh, Kadinkes Pemkot Mojokerto menerangkan, bahwa 4 Puskesmas di daerah bencana yakni Puskesmas Meri dan Pustu Gunung Gedangan dioptimalkan sepenuhnya. Dimana, sejak terjadinya banjir 4 hari silam pihaknya telah menangani 94 pasien korban banjir. "Enam orang terpaksa harus rawat inap, karena kondisi penyakitnya", terang Christiana Indah Wahyu.
Menurut Indah, pasien terbanyak akibat gatal-gatal, diare dan gejala tipes. "Tapi yang harus diwaspadai adalah penyakit lextoperosis yang mengancam nyawa. Untuk sakit ini penanganan harus cepat, sebab masa inkubasinya 7 hari langsung bstadium kritis. Pola penyakitnya ditandai panas, nyeri tungkai dan sesak nafas. Ini diakibat kotoran tikus", pungkasnya.
Selain itu, pihak Dinkes juga telah melakukan kaporitisasi sumur yang tergenang banjir untuk menjernihkan air. Sementara itu, petugas rumah pompa dari PU dan Kelurahan tetap stand-by dilokasi-lokasi rawan.
Pantauan wartawan, kondisi serupa bahkan bisa dikatakan lebih parah juga dialami sejumlah Desa maupun warga Desa di Kabupaten Mojokerto yang terletak disepanjang aliran sungai Sadar. *(Yd/DI/Red)*