Baca Juga
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Banjir di Kota Mojokerto yang mulai terjadi pada Senin (20/02/2017) malam akibat derasnya curah hujan ditambah luapan air sungai Sadar yang tak mampu menampung volume kiriman air dari berbagai wilayah, sehingga mememuntahkannya lagi dan menggenangi hampir semua kawasan pemukiman warga Kota Mojokerto, hinga saat ini disebagian kawasan belum ada tanda-tanda segera surut yang berarti.
Tiga wilayah Kecamatan yang ada di Kota Onde-onde ini, yakni Kecamatan Magersari, Kranggan dan Kecamatan Prajurit Kulon hampir semuanya turut terendam banjir dengan ketinggian bervariasi antara 20-80 cm. Terkait itu, krisis air bersih dan penyakit gatal-gatal mulai mengancam warga yang berada dilokasi bencana.
Menghadapi hal ini, Pemerintah setempat melakukan sejumlah upaya taktis. Yakni menerjunkan Search and Reshue (SAR), tim medis dan mengirimkan bantuan makanan serta air bersih. "Kita telah mendistribusikan bantuan makanan di daerah paling parah yaitu Gunung Gedangan dan Kelurahan Meri Kecamatan Magersari. Personil Tagana, Satpol PP, Linmas juga telah stand-by dilokasi untuk membantu warga", terang Kabag Humas Pemkot Mojokerto, Heryana Dodik Moertono, Selasa (21/02/2017).
Dihari kedua musibah banjir ini, Wali Kota Mojokerto telah menginstruksikan Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) untuk mengirim bantuan kepada masyarakat didaerah banjir. Mendapat instruksi dimaksud, Dinsos Pemkot Mojokerto pun langsung mendistribusikan bantuan berupa mie instan, telor, gula dan kopi.
Kabag Humas Pemkot Mojokerto menjelaskan, untuk mengambil langkah pengendalian air dan akibat pasca bnajir, pemenang otoritas setempat langsung menggelar rapat terbatas, Selasa (21/02/2017). Dalam rapat yang dilangsungkan diruang Nusantara Balai Kota ini diikuti sejumlah kepala SKPD terkait, seperti Plh. Kasatpol, Kadinsos, Kadinkes, Kepala DPPKA, Kepala Bappeko, para Camat serta segenap Lurah. "Atas arahan Wali Kota, dilaksanakan pemompaan air dimasing-masing rumah pompa, pembuatan dapur umum dengan lokasi Benteng Pancasila dan dijalan By-Pass. Tim medis juga disiagakan di Puskesmas Meri yang ikut peta berdampak", jelas Heryana Dodik Murtono.
Dalam siaran persnya, Kabag Humas Pemkot Mojokerto menerangkan, bahwa hingga saat ini kondisi banjir terparah terjadi kawasan Kelurahan Gunung Gedangan. "Saat ini, banjir masih menggenangi Lingkungan Meri dan Perum GPM Kelurahan Meri, Lingkungan Kuti, Kedungsari dan Lingkungan Keboan Kelurahan Gunung Gedangan; Lingkungan Miji Baru, Asrama Polisi, Lingkungan Ngaglik, Suratan dan Lingkungan Gatoel Kelurahan Kranggan; Perumdam, Murukan Kelurahan Surodinawan juga disejumlah wilayah Kelurahan Pulorejo", jelas Dodik.
Sementara itu, banjir yang terjadi di Kota Mojokerto, telah merendam ribuan rumah penduduk dan melumpuhkan aktivitas pendidikan di 7 sekolah. Ketujuh sekolah yang terpaksa tak bisa melangsung Proses Belajar Mengajar (PBM) itu ialah SDN Jagalan, MI Al Karimah, SDN Meri 1 dan 2, serta SD Permata, TK Permata dan SMPN 5 Kota Mojokerto.
Kepala SDN Jagalan, Hadi mengatakan, pihaknya terpaksa meliburkan para murid karena kondisi sekolah dan jalan menuju ke sekolah masih terendam banjir. Dia khawatir jika 120 murid dipaksakan masuk, justru akan membahayakan anak didik. "Kondisi masih banjir, kalau masuk khawatirnya anak-anak main air dan bisa terpeleset," ujarnya.
Hal yang hampir samapun diungkapkan Kepala SMPN 5 Kota Mojokerto Mohammad Sholeh, bahwa pihaknya terpaksa meliburkan aktifitas belajar-mengajar karena area sekolah terendam banjir. "Banjir masih merendam sekolah. Ketinggian air didalam kelas sekitar 35 senti-meter, sedangkan dijalan masih sekitar 65 senti-meter. Untuk menuju sekolah dikhawatirkan malah membahayakan anak-anak, ya... terpaksa anak-anak belajar dirumah", ungkap Moh. Sholeh
*(Yd/DI/Red)*
BERITA TERKAIT :
★Luapan Air Sungai Sadar Rendam Dua Wilayah Kelurahan Kota Mojokerto