Baca Juga
Kab. OJOKERTO — (harianbuana.com).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) mulai menjalankan program revitalisasi pendidikqn karakter dan pembenahan program pendidikan berbasis karakter yang difokuskan pada pengenalan nilai sejarah dan situs-situs kuno, sehingga bisa menjadi jujugan edukasi bagi para siswa dan bisa membangkitkan rasa bangga karena memiliki nenek moyang yang hebat dan tidak kalah dengan bangsa lain. Terkait itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendy melakukan Kunker (Kunjungan Kerja) ke Museum Majapahit di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, Sabtu (18/02/2017).
Saat mengunjungi Museum Majapahit di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto ini, Sabtu (18/02?2017), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendy menuturkan, bahwa pendidikan karakter bisa membangkitkan semangat kebangasaan dan kebanggaan atas keberadaan siswa sebagai bangsa Indonesia. Pihaknyapun berharap, dengan revitalisasi karakter, kedepannya situs-situs peninggalan sejarah bisa menjadi tempat tujuan para siswa sebagai jujukan edukasi. "Sehingga mereka tetap bisa bangga memiliki nenek moyang yang hebat dan tidak kalah dengan bangsa lain", tutur Muhadjir Effendy, Sabtu (18/02/2017), dilokasi.
Lebih jauh, Mendikbud memaparkan, bahwa untuk menyukseskan program pendidikan berbasis karakter, Pemerintah Pusat bakal menganggarkan program tersebut dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dimana, target utamanya dikhususkan untuk mengenalkan para siswa pada tempat-tempat peninggalan sejarah dengan cara mengunjungi secara langsung. "Salah satunya, adalah situs peninggalan Majapahit di Trowulan Kabupaten Mojokerto", papar Mendikbud RI, Muhajir Effendy
Terkait dengan terbatasnya anggaran, pihaknya optimis jika situs-situs peninggakan sejarah akan tetap terpelihara serta terjaga. Menurutnya, selain bisa membangkitkan semangat kebangasaan dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, juga bisa menambah income negara melalui Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). "Selain itu, ini bisa menambah pendapatan Negara melalui Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)", cetusnya.
Ditegaskannya, bahwa bagi para siswa tidak-ada pungungutan biaya karcis masuk. Namun, bagi wisatawan dan turis harus dikenakan biaya karcis masuk. "Kalau siswa, tidak masalah tidak ada pungutan biaya karcis masuk. Tapi, kalau wisatawan atau turis itu tidak bisa. Kalau banyak turis yang datang tapi tidak dipungut, itu tidak benar. Di Negara manapun juga tidak ada yang seperti itu", tegas pejabat yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Menurut Mendikbud RI Muhajir Effendy, dengan adanya pungutan biaya untuk tiket masuk, nantinya berbagai fasilitas penunjang harus dilengkapi. Seperti halnya sarana tempat ibadah, area parkir, juga sentra souvenir. "Tentunya pemberian area penjualan souvenir harus sesuai dengan karakter dan ciri khas masing-masing masing daerah", pungkas Mendikbud RI Muhajir Effendy.
*(DI/Red)*