Baca Juga
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Desakan terhadap pembenahan manajemen layanan RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto, semakin gencar disuarakan kalangan DPRD setempat. Sejumlah wakil rakyat Kota Mojokerto menilai, bahwa timbulnya antrean pasien hingga ratusan orang dihampir setiap poli kesehatan dan loket obat tiap harinya itu diakibatkan oleh buruknya manajemen dan miskinnya inovasi dari pihak manajemen.
Sebagaimana diungkapkan Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Umar Faruq, bahwa terjadinya antrean pasien di RSUD yang telah berlangsung sekian lamanya itu, harusnya dilakukan upaya inovasi untuk perbaikan pelayanan. "Persoalan antrean pasien di RSUD itu, terjadi sejak lama hingga sekarang. Harusnya, ini disikapi oleh pihak manajer dengan upaya inovasi untuk perbaikan manajemen pelayanan. Jjangan malah diabaikan", kecam Umar Faruq, Minggu (02/04/2017).
Politisi PAN Kota Mojokerto ini menyayangkan adanya kesan pembiaran ini,sehingga berimbas pada terlantarnya sejumlah pasien. "Kami sangat menyayangkan, Pemerintah telah mengucurkan anggaran hingga ratusan miliar untuk memberikan sarana prasarana layanan kesehatan kepada warga. Kenyataannya, masih ada saja yang sampai terlantar. Tampaknya, memang perlu untuk dirombak. Untuk itu, Pemkot akan kita desak", sesalnya.
Tuntutan adanya perbaikan manajemen layanan RSUD ini juga disuarakan anggota Komisi III, Yunus Suprayitno. Ia meminta SOP (Standar Operasi Pelayanan) dipampang secara terbuka, agar diketahui oleh masyarakat secara luas. "Kalau bicara SOP, saya kira RSUD punya. Namun, dimanakah slogan itu, tidak ada yang tahu", ujarnya.
Yunus Suprayitno menandaskan, SOP itu seharusnya diletakkan secara terbuka, agar diketahui pasien. Dikhawatirkannya, lambannya penanganan terhadap pasien yang hingga menimbulkan mengularnya antrean itu justru akan berpengaruh terhadap psikologi pasien. "Jelas kasihan kalau menunggu obat sampai lama seperti itu. Jangan sampai pasien yang sakit tambah sakit karena tidak terlayani dengan baik", tandas Yunus.
Ditegaskannnya, jikapun nantinya SOP pasien dipampang tetmrbuka, hendaknya jangan hanya dijadikan slogan saja. Melainkan, harus benar-benar dilaksanakan sebagaimana SOP kesehatan. "Kalaupun toh ada pampangan standart pelayanan, itu jangan sampai terkesan hanya slogan saja dan tidak sesuai dengan kenyataan. Pampang yang jelas SOP layanan pasien dan camtumkan nomor telepon pengaduan yang bisa dihubungi 24 jam. Sebab, kesehatan itu merupakan salah-satu kebutuhan utama", tegasnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Mojokerto Junaedi Malik menandaskan, agar manajemen RSUD segera mengubah maindsetnya. "Maindsetnya harus yang harus dirubah dulu. Tanpa itu semua, maka mustahil pelayanan terhadap masyarakat bisa maksimal", tandas Junaedi Malik.
Ditegaskannya, bahwa persoalan buruknya pelayanan pasien di RSUD ini akan dibawanya keranah rapat gabungan Komisi. "Ini nanti kami bahas secara intensif kedalam rapat gabungan komisi. Melalui rapat ini, maka akan segera disikapi dengan pemanggilan terhadap pihak manajemen RSUD", tegas Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Mojokerto, Junaedi Mal
Dikonfirmasi atas persoalan ini, Kabid Pelayanan Medis Didik tidak berada ditempat. Sementara, 2 orang petugas RS mengatakan jika dr Didik tengah cuti untuk ibadah umroh. Sedangkan Direktur RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo, yakni dr. Sugeng Mulyadi juga tidak berada di tempat.
*(Yd/DI/Red)*