Selasa, 04 April 2017

Konflik Penutupan Pabrik Karet PT. BNM Memanas, Polisi Amankan 64 Orang Bayaran

Baca Juga

Puluhan massa bayaran saat mengamankan diri didalam bak truk dengan pengawalan aparat Kepolisian setempat, Selasa (04/04/2017).

Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).-
Konflik penutupan pabrik pengolah karet PT. Bumi Nusa Makmur (BNM) di Desa Medali  semakin memanas. Ribuan warga Desa Medali dan sekitarnya, Selasa (04/04/2017) siang mengepung puluhn orang bayaran PT. BNM. Beruntung, aparat Kepolisian dari Polsek Puri dan Polres Mojokerto bergerak cepat untuk mengevakuasi puluhan pemuda bayaran yang mengaku dibayar oleh pihak pabrik penggolah karet PT. BNM.

Pantauan wartawan, sedikitnya ada 64 orang bayaran yang nyaris jadi sasaran amuk massa itu diamankan ke bak truk untuk selanjutnya dibawa oleh aparat Kepolisian ke Mapolres Mojokerto. Hanya saja, seorang koordinator dan 3 pemuda bayaran lainnya berhasil diamankan warga dan digelandang disalah-satu ruangan Balai Desa Medali. Namun, Polisi berhasil membawa salah-satu diantara pemuda bayaran itu. Sementara diseputaran Balai Desa Medali, tampak ratusan warga mengepung ketiga orang yang disandera oleh warga tersebut

Salah seorang koordinator massa bayaran yang berhasil diamankan warga, yakni Dwi Okta Prasetyo (26) asal Dusun Simpang Desa Sidoarjo Kecamatan Gedeng Kabupaten Mojokerto mengaku, bahwa dirinya terlibat dalam hal ini atas ajakan dari RW (inisial) pimpinan salah-satu LSM. "Saya aslinya Taman Sidoarjo, bekerja di Krian. Sebelumnya, kita sempat kumpul di Hotel Raden Wijaya. Kami dijanjikan dibayar Rp. 150 ribu jika sudah sampai dipabrik karet", ungkap Dwi Okta Prasetyo, Selasa (04/04/2017), diruang staf Pemerintah Desa Medali.

Menurut Dwi Okta Prasetyo, dirinya dan 2 orang temannya yang diangkut dua truk itu bertujuan untuk datang didepan pabrik karet dan berbaur dengan warga Medali yang stand-by diposko penjagaan selama 24 jam secara bergantian. Ketika didesak dengan pertanyaan, "Apakah dirinya bersama puluhan pemuda bayaran itu bermaksud hendak membongkar portal...?", Dwi Okta Prasetyo mengaku, hanya untuk duduk-duduk diposko yang didirikan warga persis didepan pabrik karet. "Kalau membongkar portal ya gak, kita hanya disuruh duduk-duduk saja", akunya.

Ribuan warga Desa Medali dan sekitarnya saat behadap-hadapan dengan puluhan orang bayaran dengan pengamanan ratusan aparat Kepolisian setempat, Selasa (04/04/2017).

Namun demikian, sejumlah warga menyatakan, jika Dwi Okta Prasetyo merupakan orang bayaran yang kerap datang saat sidang gugatan pabrik karet di PTUN Surabaya. "Saya mengetahui, jika orang ini ita-itu (Red: mondar-mandir sambil bersikap sok gagah) diarea ruang persidangan dengan membawa sekitar 60 orang bayaran", cetus Yatno ditengah dilakukannya intrograsi terhadap Dwi Okta Prasetyo.

Menurut Yatno, sepengetahuannya, RW adalah salah-satu pegiat salah-satu LSM. Namun, saat terjadi polemik antara pabrik pengolah karet PT. BNM dengan warga, mendadak RW yang ini malah mendukung pabrik pengolah karet PT. BNM dengan mengerahkan puluhan orang bayaran yang diduga preman itu untuk mendukung tetap beroperasinya pabrik pengolah karet yang limbahnya berbau seperti bau kotoran manusia yang mengering. "Waktu sidang PTTUN, saya terus memantau gerak gerik orang ini (Red: Dwi Okta Prasetyo). Ya ini orangnya, yang membawa massa di PTUN", pungkasnya, penuh yakin.

Selain Dwi Okta Prasetyo, 2 pemuda yang diamankan warga Medali masing-masing adalah Candra (32) warga Dusun Krajan Desa Curah Malang Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang dan Indra Sukirno (33) warga Dusun Ngabar Desa Ngabar Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Hanya saja, kedua pemuda bayaran ini mengaku jika tak mengetahui maksud dan tujuannya ketika diajak ke pabrik pengolah karet PT. BNM. Atas kejadian ini, keduanyapun mengaku menyesal. "Saya diajak jam 8 pagi, saat ngopi diwarung timurnya Tol dengan dijanjikan dikasih imbalan Rp. 150 ribu. Tapi, sampai sekarang belum dikasih. Yang ngajak saya janji kalau sudah sampai di pabrik karet baru dikasihkan uangnya", ungkap Indra Sukirno dengan wajah ketakutan.

Sementara itu, informasi dari warga menyebutkan, awalnya, warga mendapat informasi jika akan ada 2 truk yang mengangkut massa sekitar 60 orang bayaran yang mendapat komando untuk membongkar portal dan mengawal armada truk pengangkut barang milik pabrik pengolah karet PT. BNM. Atas informasi tersebut, membuat warga waspada, dan tampaknya benar adanya.

Hanya saja, kedatangan puluhan orang bayaran dengan menumpang 2 truk yang melintas dari arah By Pass Balongmojo menuju pabrik karet PT.BNM ini terhenti dengan adanya portal yang dibangun oleh warga. Karena gerak-gerik massa 2 truk itu mencurigakan, wargapun berinisiatif untuk dijadikan satu truk. Namun tidak diarahkan untuk menuju pabrik karet PT. BNM, melainkan diarahkan ke pertigaan balai Desa Medali.

Wal-hasil, kedatangan puluhan massa bayaran inipun langsung disambut oleh ribuan warga yang sudah berkumpul. Situasipun berubah mencekam, karena nyaris saja terjadi bentrok antara 60-an orang bayaran dengan ribuan warga Desa. Beruntung saja, dalam situasi yang sudah memanas itu, Kapolsek Puri AKP Airlangga Permady yang berada diatas truk berusaha menenangkan warga. Namun, karena kondisi ribuan warga itu semakin banyak dan tambah memanas, truk yang mengangkut 60-ab orang bayaran itu, dibawa ke Mapolres Mojokerto. Meski demikian, situasi di balai Desa Medali masih mencekam.
Ratusan aparat Kepolisian masih berjaga-jaga disekitar balai Desa Medali.
*(DI/Red)*