Rabu, 04 Oktober 2017

Diverifikasi Tim Penilai Kota Sehat Nasional, Kota Mojokerto Berpeluang Raih Penghagaan Kota Sehat Nasional

Baca Juga



Wali Kota Mojokerto Drs. H. Mas'ud Yunus saat menyerahkan cinderamata kepada Ketua Tim Verifikasi Lapangan Kota Sehat Nasional Widya Utami, Rabu (04/10/2017) siang, di pendopo Graha Praja Wijaya Pemkot Mojokerto.

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Kota Mojokerto, selama 2 (dua) hari dinilai oleh Tim Verifikasi tingkat Nasional dalam rangka penilaian Kota Sehat se-Indonesia. Tim Penilai Kota Sehat tingkat Nesional yang ketuai Widia Utami ini, hadir di TPA Randegan Kota Mojokerto pada Selasa (03/10/2017) pagi dan langsung disambut oleh Harlistyati Pembina Forum Kota Sehat, Siti Amsah Mas'ud Yunus Ketua TP PKK Kota Mojokerto, Asissten, segenap Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, Lurah serta segenap pengurus dan anggota Forum Kota Sehat Kota Mojokerto.

Kota Mojokerto sendiri termasuk dalam kategori dua tatanan penilaian Kota Sehat di Indonesia. Namun, Kota Mojokerto juga telah siap dengan penilaian delapan tatanan Kota Sehat. "Kita sebenarnya sudah siap delapan tatanan, tapi karena persyaratan untuk penilaian kota sehat harus memulai dengan dua tatanan maka kita awali dengan dua tatanan", terang Pembina Kota Sehat Kota Mojokerto Harlistyati yang juga menjabat Kepala Bappeko Mojokerto.

Jajaran Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Mojokerto, Dinkes Pemkot Mojokerto dan Bappeko Mojokerto saat foto bersama diarea TPA Randegan, Rabu (04/10/2017) pagi.

Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus dalam sambutannya saat evaluasi dihari terakhir verifikasi penilaian Kota Sehat, Rabu (04/10/2017) sian, di Pendopo Graha Praja Wijaya Pemkot Mojokerto menuturkan, bahwa pola hidup bersih dan sehat warga Kota Mojokerto tidak hanya merupakan tanggung-jawab Dinas Kesehatan saja. Melainkan, tanggung-jawab dari seluruh instansi baik pemerintah maupun swasta yang ada di Kota Mojokerto. "Pola hidup bersih dan sehat warga Kota Mojokerto merupakan tanggung-jawab kita bersama. Untuk itu, marilah terus kita pertahankan dan kita tingkatkan semangat gotong-royong dan kebersamaan ini", tutur Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus, Rabu (04/10/2017), dilokasi.

Lebih jauh, birokrat yang juga seorang ulama ini memaparkan arti penting untuk terus ditingkatkannya tingkat kesehatan warga Kota Mojokerto, demi terus meningkatnya SDM (sumber daya manusia) dan derajat ekonomi warga Kota Mojokerto. "Usaha peningkatan derajat kesehatan di Kota Mojokerto untuk membangun peningkatan sumber daya manusia menjadi permasalahan yang mendasar. Karena itulah program kesehatan menjadi prioritas utama disamping program pendidikan dan ekonomi", papar KH. Mas'ud Yunus.

Kyai Mas'ud Yunus pun menyampaikan, bahwa kolaborasi aktif antara Pemkot Mojokerto dan masyarakat untuk membangun lingkungan yang sehat harus terus dilakukan. "Saya telah melaksanakan program yang bernama Kasih Setia. Kampung Bersih, Sehat, Teduh, Indah dan Aman. Program ini memberikan dana setiap RW 50 juta yang penggunaannya kita terbitkan Perwali yang sudah kita tetapkan", ungkap Wali Kota Mojokerto KH. Mas'ud Yunus.

Lebih jauh, Wali Kota Mojokerto KH. Mas'ud Yujus membeberkan, bahwa permasalah umum disetiap perkotaan adalah masalah persampahan. Namun, bagi Kota Mojokerto, sampah justru merupah berkah bagi warga. Pasalnya, di Kota Mojokerto, warga bisa bayar pajak pakai sampah. Bahkan, bisa mendapat hadiah undian Umroh Gratis. Terkait itu, hampir disetiap RW telah dibentuk Bank Sampah. "Kami target tahun 2018 setiap RW sudah memiliki Bank Sampah. Tahun ini sudah 107 Bank Sampah di Kota Mojokerto. Ada juga program bayar pajak pakai sampah, ini untuk menumbuhkan semangat bahkan ada reward umroh gratis", beber Kyai Mas'ud Yunus.

Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Tim Penilai Kota Sehat Nasional Widia Utami sempat menyatakan kekagumannya atas kekompakan antara Pemkot dan masyarakat Kota Mojokerto. "Di Kota Mojokerto bagusnya adalah sinergi antara Organisasi Perangkat Daerah dalam hal ini Pemkot dan masyarakat. Karena banyak Kota yang saya datangi itu sukses dalam perwujudan, tapi tidak ada sinergi ke bawah. Tapi di Kota Mojokerto saya melihat banyak keinginan warga Kota Mojokerto yang diakomodir dan diwujudkan oleh Pemkot", tutur Widia Utami.

Jajaran Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Mojokerto, Dinkes Pemkot Mojokerto dan Bappeko Mojokerto saat foto bersama diarea TPA Randegan, Rabu (04/10/2017) pagi.

Tim Verifikasi Lapangan Kota Sehat Nasional saat memverifikasi Bank Sampah Induk Kota Mojokerto, Rabu (05/10/2017) pagi.

Widia Utami pun menyatakan salut atas langkah-langkah terobosan yang telah dilakukan Pemkot Mojokerto dalam kepemimpinan Mas'ud Yunus selaku Wali Kota Mojokerto. Salah-satunya telah mewujudkan program Kasih Setia. "Ini adalah program pemberdayaan masyarakat yang harus diapresiasi. Karena warga ikut terlibat dalam mewujudkan Kota Sehat dan merubah perilaku dengan mindset menuju sehat", ungkap Ketua Tim Penilai Kota Sehat Nasional Widya Utami.

Ketua Tim Verifikasi Kota Sehat Nasional menyatakan, bahwa Kota Mojokerto berpeluang besar mendapatkan piala Swasti Saba Padapa. Bahkan, tim verifikasi sangat berani menyampaikan Kota Mojokerto layak mendapatkan nilai delapan pada rapat terbuka di Pendopo Grahapraja Wijaya, Pemkot Mojokerto No.145 Jl Gajahmada, Kota Mojokerto. “Kota Mojokerto berpeluang untuk mendapatkan piala Swasti Saba Padapa. Kalau saya ditanya berapa nilai untuk Kota Mojokerto antara niali 0 sampai 10, secara pribadi saya memberi nilai 8 untuk Kota Mojokerto", tandas Ketua Tim Verifikasi Kota Sehat Tingkat Nasional, Widya Utami saat pemaparan evaluasi.

Lebih dalam, wanita muda yang sudah berpengalaman melakukan verifikasi kota sehat ini menegaskan, bahwa setelah dilakukan verifikasi lapangan, nantinya akan ada lagi tim verifikasi tersendiri yang akan melakukan verifikasi hasil verifikasi lapangan. “Saya tidak bilang dapat, tapi ada peluang untuk dapat", tegas Ketua Tim Verifikasi Kota Sehat Tingkat Nasional, Widya Utami.

Dijelaskannya, bahwa Kota Mojokerto mengajukan dua tatanan, pertama kawasan permukiman sarana dan prasarana yang sehat dan kedua masyarakat mandiri dan sehat. Sedangkan untuk kawasan permukiman sarana dan prasarana masih akan dilihat lagi. Memang kebanyakan di lokasi manapun yang tatanan satu biasanya tidak ada yang pas nilai minimal. “Nilai untuk masyarakat mandiri dan sehat sangat besar, malah melebihi dari apa yang saya lihat. Untuk daerah lain dengan beberapa kriteria saja sudah cukup. Biasanya di lokasi manapun bermasalah di permukiman karena infrastruktur yang menjadi masalah", jelasnya.

Dipenghujung sambutannya, Widya Utami menyarankan, kedepan agar Kota Mojokerto tidak hanya mengusulkan dua tatanan tapi mengusulkan empat tatanan atau lima tatanan. “Untuk tatanan masyarakat mandiri dan sehat sudah sangat banysk melebihi tatanan tetsebut. Saya kira, bisa dikembangkan untuk masyarakat sosial, Lansia dan difabel", pungkas Ketua Tim Verifikasi Kota Sehat Nasional, Widya Utami.

Sementara itu pula, dalam dua hari verifikasi penilaian Kota Sehat di Kota Mojokerto, tim verifikasi lapangan melakukan peninjauan dibeberapa lokasi. Diantaranya TPA Randegan, FKKS Kecamatan Magersari, Puskesmas Wates, Pokja Kelurahan Sehat Wates, Kampung Sayur Purwotengah, Hutan Kota Mojokerto, Aloon-aloon Kota juga Sekretariat Forum Kota Sehat Kota Mojokerto. Sedangkan hari kedua, tim verifikasi lapangan melakukan verifikasi di Posyandu Raung Merapi, Sanimas Margoratan dan Lingkungan Miji Baru 3. *(DI/Red)*