Baca Juga
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Target Iewan Prasetyo mendapatkan 2.000 pelanggan PDAM Kota Mojokerto pertahun tampaknya tak lebih dari sekedar pemanis bibir yang nyata memabukkan. Buktinya, hingga tiga bulan berjalan sejak menahkodai perusahaan plat merah itu, mantan pejabat PDAM Sidoarjo itu baru mengantongi lebih kurang 200 pelanggan baru. Sudah barang tentu, angka ini jauh dari target yang paling tidak dia harus mendapati 170 pelanggan baru perbulan. "Sudah ada tambahan 200-an pelanggan baru. Kalau targetnya sih 2.000 pelanggan pertahun", ungkap anggota tim Penyehatan PDAM Kota Mojokerto, Sumarmi Astutik, Senin (06/11/2017).
Sumarmi yang juga Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Setdakot Mojokerto inipun menerangkan sebaris upaya Iewan dalam mengejar impiannya. "PDAM menawarkan program pemasangan baru gratis ke masyarakat. Responnya, ya banyak yang ambil blangkonya, tapi sedikit yang mengembalikan", terangnya.
Pemkot sendiri, lanjut Sumarmi, tak tinggal diam. Dalam berbagai kesempatan, pihaknya senantiasa menghimbau masyarakat untuk menggunakan air produk PDAM Maja Tirta. "Pemerintah Daerah tak kenal lelah menyampaikan himbauan agar masyarakat menggunakan air PDAM. Kita juga berharap agar tiap OPD (Red: Organisasi Pemerintah Daerah) berlangganan PDAM. Yang ini draftnya kami susun untuk diteruskan Wali Kota dalam bentuk Surat Edaran", lanjutnya.
Kabag Perekonomian Setdakot Mojokerto inipun mengungkapkan, bahwa langkah yang diharapkan dapat terealisasi bulan ini tersebut, dapat diimbangi oleh PDAM Maja Tirta sendiri. "Langkah tersebut dapat menambah jumlah pelanggan meski tak signifikan. Dan harus didukung PDAM sendiri, sebab terobosan ini akan terkendala oleh ketiadaan pipa jaringan ke OPD", ungkap Sumarmi.
Ditegaskannya, selain terkendala oleh ketiadaan pipa jaringan ke OPD,
langkah tersebut juga menghadapi tantangan soal finansial. "Pemkot tidak lagi bisa memberikan bantuan dana lewat penyertaan modal. PDAM harus mencari sendiri ke Pusat agar semua program dijalankan", tegasnya.
Didesak dengan pertanyaan langkah-langkah apa saja yang sudah dilakukan oleh Dirut baru PDAM Maja Tirta, Sumarmi mengatakan jika tiga bulan sejak dilantik sebagai Dirut baru di PDAM Maja Tirta, Iewan Prasetyo sudah melakukan beberapa upaya. "Jadi selama ini pihak PDAM berusaha mendeteksi kebocoran pipa jaringan yang sampai 60 persen itu. Alhasil, kini dilakukan pembenahan pipa di Jalan Empunala, Gajahmada dan Jalan Ijen", kata Kabag Perekonomian Setdakot Mojokerto, Sumarmi.
Menurut Sumarmi, banyaknya kebocoran jaringan pipa air menjadi beban produksi PDAM Maja Tirta. "Pipa kita banyak yang bocor, karena sebagian besar pipa peninggalan Belanda. Hal ini akan menjadi kendala, karena PDAM harus menyuplai pelanggan-pelanggan baru", pungkasnya.
Sementara itu, usai dilantik sebagai Direktur-baru PDAM Maja Tirta Kota Mojokerto pada Selasa-sore 22 Agustus 2017 yang lalu, Iewan Prasetyo menyampaikan kepada sejumlah awak media, bahwa setidaknya ia butuh waktu 2 (dua) tahun untuk bisa membuat PDAM Maja Tirta 'tidak-rugi dan tidak-untung' atau balance. Itupun, harus disertai kepesertaan modal dari pihak Pemerintah setempat dan atau Pemerintah Pusat. "Setidaknya, dua tahun untuk mencapai BEP (Break Event Point). Selama dua tahun itu, sudah pasti butuh penyertaan modal dari Pemkot termasuk APBN seberapapun besarnya", kata Iewan Prasetyo, bebetapa saat setelah dirinya dilantik menjadi Direktur PDAM Maja Tirta Kota Mojokerto yang baru, Selasa (22/08/207) sore.
Meski saat itu dirinya terpilih sebagai Direktur PDAM Maja Tirta Kota Mojokerto melalui proses seleksi penyisihan kandidat yang dibilang ketat, Iewan tampak tak malu-malu berharap adanya suplai dana dari Pemkot untuk keberlangsungan hidup PDAM yang baru dinahkodainya itu, meski tak mengurai program seperti apa yang bakal ia terapkan. "Target penyehatan dua tahun. Dalam waktu dua tahun, akan kelihatan progresnya", janjinya, saat itu.
Tampaknya, suplai dana sebesar Rp. 7,4 miliar dari Pemkot Mojokerto kepada PDAM Maja Tirta Kota Mojokerto masih menjadi satu-satunya penyangga keberlangsungan hidup perusahaan plat merah yang berada diambang kejatuhan itu. Padahal, dengan diselenggarakannya 'lelang jabatan' untuk mengisi personil yang layak untuk menduduki jabatan Direktur pada Perusahaan Daerah tersebut, sejak awal ditujukan akan mampu mengangkat citra produsen air bersih di Kota Mojokerto yang selama ini bisa dikatakan 'Selalu Gagal Eksis'.
Seperti halnya dengan dirut-dirut PDAM Maja Tirta terdahulu yang selaku berakhir dengan 'Gagal Eksis', langkah awal yang akan ditempuh oleh Dirut PDAM Maja Tirta yang baru dilantik itu adalah dengan akan mengadakan evaluasi 'mengapa selama ini pelayanan PDAM hanya bisa dilakukan pagi sore saja. "Saya punya resepnya, tapi harus saya pilah satu-persatu, kenapa bisa seperti itu. Paling tidak, dibutuhkan waktu 10 tahun untuk bisa untung", cetusnya, saat itu.
Disisi lain ia mengakui kondisi PDAM di Kota Mojokerto lagi tidak bagus-bagusnya. "Lain dengan kondisi PDAM di Surabaya. Disana tinggal duduk-duduk sudah untung. Sedangkan untuk mengatasi kebocoran sehingga tidak tercemar bakteri ecolli, akan kita cari pipa yang bocor itu dan kita ganti dengan baru", jelasnya, saat itu pula. *(Yd/DI/Red)*
BERITA TERKAIT :
*Janji 10 Tahun Baru Bisa Untung, Ternyata Direktur Baru PDAM Masih Bergantung Aliran Modal Dari Pemkot Mojokerto...?