Minggu, 25 Februari 2018

DR. Rizal Ramli Hadiri Puncak Perayaan Harlah APKLI Ke-25 Di Trowulan

Baca Juga

25 PKL setelah secara simbolis menerima bantuan modal usaha.

Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Puncak perayaan Hari Lahir (Harla) Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) ke 25 tahun 2018, digelar di pusat area peninggalan Kerajaan Mojopahit di Trowulan Kabupaten Mojokerto sejak Sabtu (24/02/2018) malam kemarin sampai hari ini, Minggu (25/01/2018) pagi hingga sore.

Pantauan Harian BUANA, acara puncak perayaan Harlah APKLI ke-25 diawali acara do'a bersama pada Sabtu (24/02/2018) malam, di Komplek makam Siti Inggil. Dilanjutkan Minggu (24/02/2018) pagi, dilaksanakan acara Kirap Obor Kolosal dari Siti Inggil menuju Pendopo Agung sejauh 5 km, dengan membentangkan bendera merah putih kolosal sepanjang 125 meter dan bendera APKLI dengan ukuran yang sama.

Presiden APKLI dr. Ali Mahsun menerangkan, perayaan Harlah APKLI ke 25 ini mengangkat tema 'Menyuarakan PKL Menggugat untuk Indonesia Berdaulat' dengan maksud mengingatkan Pemerintah agar lebih mengutamakan ekonomi kerakyatan. “Kegiatan ini untuk menegakkan ekonomi rakyat, karena perekonomian di Indonesia sebagian besar sudah dikuasai oleh para kapitalis dan bangsa asing", terang Ali Mahsun, Minggu (25/02/2018)


Kirab Bendera Pusaka, Minggu (25/02/2018).

Dijelaskannya, ada beberapa program yang diusung APKLI untuk peningkatan kesejahteraan PKL diantaranya kerjasama dengan bank untuk kredit tanpa agunan juga program perumahan bagi para PKL. “Selama ini, PKL kalau pinjam modal di bank tidak pernah dipercaya. Sedangkan untuk golongan tertentu, melalui telopon saja langsung cair. Terpaksa para PKL akhirnya pinjam ke rentenir. Sebagian besar PKL juga kesulitan untuk kredit rumah. Hal inilah yang akan kita perjuangkan", jelasnya.

Ali Mahsun berharap, agar pihak-pihak yang selama ini tidak memikirkan keberadaan dan nasib para PKL untuk segera bertobat. Jika tidak, maka pihaknya akan melawan. "Kepada pihak-pihak yang selama ini menindas PKL dan menyengsarakan PKL, kami harapkan secepatnya bertaubat. Jika di negara ini masih terjadi penjajahan terhadap PKL, maka saya yang akan memimpin langsung perlawanan tersebut", tegas Ketua Umum APKLI dr. Ali Mahsun.

Dalam usia APKLI 25 tahun ini, lanjut Ali Mahsun, pihaknya akan terus memperjuangkan hak-hak konstitusi PKL yakni dengan lima program revolusi. Di antaranya revolusi lahan usaha, revolusi bank keuangan PKL, revolusi distribusi dan pergudangan, revolusi teknologi informasi serta revolusi pendampingan dan percepatan PKL. "Diharapkan dari program tersebut, PKL akan mendapatkan kesejahteraan dan peningkatan perekonomian di Indonesia", lanjutnya.

Menariknya, dalam acara yang dihadiri oleh Direktur Bank Jatim R. Soeroso, Wakil Gubenur Banten Andika. SSos. MAP, sesepuh APKLI Jenderal TNI (Pur) Djoko Santoso dan Ketua Dewan Pembina APKLI DR. Rizal Ramli, Yayasan PKL juga menyerahan bantuan bagi para Keluarga PKL. Mulai dari bantuan beasiswa pendidikan bagi puluhan siswa tingkat SD hingga SMA yang nilainya Rp. 500 ribu hingga Rp. 1 juta per-siswa, bantuan bagi asongan, bantuan KURK tanpa agunan untuk 25 PKL sebesar Rp. 25 juta per-PKL.

Dalam sambutannya, DR. Rizal Ramli menyampaikan, agar pihak tertentu yang selama ini tidak memperdulikan nasib para PKL agar segera melakukan introspeksi diri dan segera berbuat untuk memperbaiki ekononi rakyat. Ditegaskannya, jika ia bertekad dan akan terus melakukan perlawanan terhadap semua pihak yang akan menjajah PKL. 

Sebelumnya, sebanyak 2.250 PKL juga melakukan kirab kebangsaan yakni menggelar arak-arakan bendera Merah Putih sepanjang 125 meter dari Siti Inggil Raden Wijaya menuju Pendopo Agung Trowulan. Yang mana, Kirap obor kolosal di Trowulan, diikuti sekitar 2525 PKL Berseragam APKLI yang wakili sekitar 25.000 anggota AKLI se Indonesia. Selain itu, Kirab Obor Kolosal juga diikuti Pengurus APKLI Se Indonesia, TNI, POLRI, Tokoh Agama dan Tokoh Adat.


Ketua Umum APKLI dr. Ali Mahsun (menaiki kuda) saat mengekuti prosesi kirab, Minggu (25/02/2018).

Pada Sabtu 24 Februari 2018 sekira pukul 20.00 s.d 22.00 WIB bertempat di Pendopo Situs Petilasan Raden Wijaya Siti Inggil Desa Bejijong Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, dilaksanakan kegiatan Istighosah Akbar dan Kirab Obor Merah Putih PKL dengan tema ”Menggugat Untuk Indonesia Berdaulat'.

Tampak hadir dalam acara Kira Obor yang diikuti oleh sekitar 300 orang ini antara lain  Ali Mahsun M. Biomed (Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia), Sdri. Ratu Shofie Yulinar (Wakil Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia). Bpk. Adi Mulyono (Ketua Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia Jatim). Sdr. Eko Prastiyo ( Sekretaris Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia Jatim).

Tampak hadir pula dalam acara ini Boy F. Tarigan (Ketua Bid. Infokom dan Jaringan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia). Sdr. Matroji (Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia Kab. Mojokerto), Jumain  (Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia Kab. Mojokerto ), Drs. Kartiwi (Sekretaris Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia Kab. Mojokerto).

Tak ketinggalan, tampak dilokasi acara diantaranya Gunadi (Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia Kota Mojokerto), Yasin (Bendahara Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia Kab. Mojokerto), Ismanto (Tokoh Pemuda Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia Kab. Mojokerto) juga Abd Gofur (Juru Kunci Petilasan Raden Wijaya Makam Siti Inggil).

Adapun Rangkaian kegiatan sebagai berikut: Pukul 20.00 WIB, acara dimulai, sambutan dr. Ali Mahsun M. Biomed (Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia) intinya :
a. Marilah kita selalu mensyukuri nikmat dan karunia Alloh SWT yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan sehingga kita dapat menghadiri kegiatan ini.
b. Bahwa 25.000.000 (dua puluh lima juta) orang penduduk Indonesia menjadi PKL (Pedagang Kaki Lima) untuk itu mari kita bersama – sama menegakkan ekonomi rakyat untuk menyelamatkan kesatuan RI yang kita cinta ini.
c. Kita tidak boleh melupakan jasa leluhur bangsa.
d. Raden Wijaya adalah pejuang bangsa ini dan kita harus perlu tiru perbuatannya yang selalu membela dan menyatukan bangsa ini secara tulus ikhlas.
e. Saya selaku pimpinan PKL (Pedagang Kaki Lima) berharap ketulusan hati untuk melakukan doa nusantara agar tidak dijajah kembali
f. Jangan kita pernah lemah kita tidak mau dijajah kembali oleh orang asing.yang hanya mengambil kekayaan hasil bumi kita selama bertahun-tahun.

Pada pukul 20.35 WIB melingkarkan Bendera APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia) di makam Raden Wijaya (Brawijaya 1) sepanjang 50 meter oleh seluruh Ketua DPD APKLI (Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia) diiringi sholawat yang selanjutnya melingkarkan Bendera Merah Putih di area pagar makam Raden Wijaya (Brawijaya 1) sepanjang 200 meter sebagai simbolis persatuan dan kesatuan NKRI dan diiringi lagu Satu Nusa Satu Bangsa. Dan, pada sekitar pukul 21.45 WIB diadakan pembacaan do'a lintas agama. *(DI/Red)*