Sabtu, 10 Maret 2018

Hati Sebagai Raja

Baca Juga

H. Machfud Machradji.


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Audzubillahiminasysyaithanirrajim
Bismillahirrahmanirrahim

Nabi Muhammad Rasulullahi Shallahualihiwasallam bersabda dalam hadits Ibnu Mas’ud:

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam hati ada segumpal daging yang kalau dia baik maka akan baik pula seluruh anggota tubuh, dan kalau dia rusak maka akan rusak pula seluruh anggota tubuh, ketahuilah di adalah hati.” (Muttafaqun alaih).


Surat Asy-Syams Ayat 9-10:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu.” (HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik ).


Surat Al-Mujadilah Ayat 22:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.


Surat Al-Isra' Ayat 37:

وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.

التَّقْوَى هَهُنَا التَّقْوَى هَهُنَا التَّقْوَى هَهُنَا ويُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ [ثَلاَثَ مَرَّاتٍ] بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ
الْمُسْلِمَ كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُّهُ وَعِرْضُهُ

Takwa itu disini! Takwa itu disini! Takwa
itu disini! –dan beliau mengisyaratkan ke dadanya (Tiga kali). Cukuplah bagi seorang telah berbuat jelek dengan merendahkan saudara muslimnya. Setiap muslim diharamkan atas muslim lainnya dalam darah, kehormatan dan hartanya. (HR Al Bukhori dan Muslim ).


Berdasar bebarapa nash-nash Al-Qurian dan hadits diatas. Digambarkan bahwa diri manusia atau dalam tubuh manusia itu sebuah kerajaan. Tentu saja sebuah kerajaan pasti ada sosok Raja, Perdana Menteri, Hulu balang pelaksana kegiatan dan sarana.

Kerajaan dalam diri manusia itu Hati sebagai rajanya, Akal pikiran sebagai perdana menteri dan Nafsu atau hawa ataupun hawa nafsu sebagai hulu baling, tentara, aparat atau petugas kerajaan serta mata dan telinga sebagai sarananya. Jika kerajaan manusia dipimpin oleh raja yang kuat, penuh iman dan taqwa maka kerajaan akan berjalan dengan baik, lancar, adil dan makmur membuat rakyatnya aman tenteram, sejahtera dan berkemakmuran.

Raja akan menggerakkan nafsu baiknya, menghentikan nafsu jahatnya, memerintahkan akal yang penuh dengan ilmu dan hikmah untuk memerintahkan mata, telinga, organ tubuh berbuat kebaikan atau amal sholeh. Memberikan shadaqah kepada yang miskin, membantu kepada yang kekurangan, melindungi yang tertindas, menyekolahkan anak2 yatim dan miskin, membangun tempat-tempat peribadatan, belajar, fasilitas umum masyarakat yang berguna, mencegah maksiat dan kemungkaran, memberantas persekusi, ketidakadilan dimasyarakat, penindasan, penyiksaan, intimidasi, pelanggaran ham, pencemaran Lingkungan Hidup, korupsi dll.

Potensi rusaknya kerajaan dalam diri manusia timbul dari nafsu sebagai aparat kerajaan. Nafsu yang telah dipengaruhi syaithan berpenyakit sombong, iri, ujub bangga diri, rakus melampaui batas, serakah terhadap kekuasaan, gila harta, pencitraan, gila kekuasaan dll. Begitu parahnya penyakit itu sehingga nafsu jahat begitu kuatnya mengalahkan kekuatan hatinya. Nafsu mengalahkan hati. Nafsu menjadi raja. Perbuatan atau kebijakan dengan kemampuan akal dilakukan walau hati menolaknya.

Kalau sudah demikian, maka jadilah sosok manusia jahat, yang dilakukan hanya maksiat durhaka atau melanggar peritah Allah Swt melawan kebaikan. Yang kelihatan hanya judi, zina, main perempuan, kumpul kebo, hisap sabu, minum-minuman keras, foya-foya makan minum, kawin cerai-kawin cerai, merendahkan martabat wanita, mencuri, merampok, korupsi, penyalahgunaan wewenang jabatan, menelantarkan anak istri dll.

Perangi syaithan dan penyakit hati. Tanamkan dengan kuat iman dan taqwa dalam hati. Tunduk dan patuhlah kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuaya yang mencitakan dan merawatmu. Semoga bermanfaat saudaraku.
Wassalam. *(M2/DI/Red)*