Jumat, 09 Maret 2018

Qalbu Dan Kekuatannya

Baca Juga


H. Machfud Machradji.


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Audzubillahiminasysyaithanirrajim
Bismillahirrahmanirrahim

Up

Surat Al-Hajj Ayat 46:

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu.” (HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik ).


Surat Asy-Syams Ayat 9-10:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam hati ada segumpal daging yang kalau dia baik maka akan baik pula seluruh anggota tubuh, dan kalau dia rusak maka akan rusak pula seluruh anggota tubuh, ketahuilah di adalah hati.” (Muttafaqun alaih).


Surat Al-Isra' Ayat 36:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ

“Maka takutlah kalian kepada fitnah dunia dan takutlah kalian kepada fitnah wanita, karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil adalah dalam masalah wanita.” (HR. Muslim).


Surat Yusuf Ayat 53:
)
۞ وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.


Qolbu adalah gumpalan (darah, daging) yang berada di dalam dada (shudur), yaitu tempat yang akan berbintik hitam (gelap)  jika berbuat kejahatan atau berbintik putih (bersinar) jika berbuat kebajikan, sehingga dapat menyimpan dan menjaga kefujuran atau ketaqwaan, yang dengannya mampu mengaktifkan atau menonaktifkan potensi sam’a, abshor, fuad, akal, faqih.

Menyimpan dan mengelola ilmu yang diperoleh dari hasil pendayagunaan sam’a dan abshor (Penerima dan Perekayasa Ilmu), fuad (Pengingat dan Pentransformasi ilmu), akal (Penjaga dan Pengontrol ilmu), faqih (Mengontrol Sistem Prosedural, sehingga prosedur kerja menjadi mudah dikerjakan).

Ilmu (prosedur, tatacara, aturan, hukum) inilah yang akan digerakkan oleh nafsu sehingga berbentuk amal perbuatan (Kejahatan atau Kebajikan), yang mana perbuatan tersebut selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi qolbu itu sendiri. Jadi, Qolbu dapat dikatakan sebagai Pengendali Sistem Ilmu dan bersama-sama Nafsu membentuk Sistem Ilmu dan Amal”.

Ada 3 (tiga) bagian penting dalam diri manusia. Yaitu qalbu (hati), mata dan telinga. Dari ketiga bagian penting tersebut, hati merupakan bagian yang paling penting. Hati berfungsi sebagai pengendali serta sensor dari setiap gerak langkah atau perbuatan manusia yang dilakukannya. Pola tingkah, tingkah laku, perkataan, perbuatan, amalan yang dilakukan manusia itu digerakkan atau dikendalikan oleh hati manusia itu sendiri.

Manusia yang hatinya baik dan bersih digambarkan hatinya putih, maka dipastikan akhlaq, perilaku, perbuatan yang dilakukan olehnya merupakan perbuatan baik, bermanfaat, amal shaleh, mulia, jujur, adil, sedap dipandang mata, menyejukkan dan menyenangkan.

Sebaliknya manusia yang hatinya jelek, kotor, hitam, maka dipastikan akhlaq, perilaku, perbuatan yang dilakukannya merupakan perbuatan jelek, jahat, kotor, hina, khianat, buruk, menyakitkan, jorok, pahit dipandang mata, menyengsarakan dan menyakitkan.

Hati mempunyai kekuatan yang dasyat berupa iman, taqwa, tawakal dan sabar. Jika kekuatan ini benar ada dan kuat, maka kekuatan hati manusia ini akan mampu mengalahkan fitnah, ujian, godaan syetan, nafsu keinginan, pengaruh iblis. Jadilah ia hatinya bersih, putih dan amal shaleh yang dilakukannya.

Keinginan manusia alias nafsu manusia, yang kadang melampaui batas karena terlalu kuat, ditambah dorongan syaitan dan iblis menyebabkan kedudukan nafsu menjadi mampu mengalahkan hati. Jika lekuatan hati kalah dengan kekuatan nafsu, jadilah hatinya menjadi kotor, hitam, gelap dan jahat, kemudian lahirlah sosok manusia yang akhlaqnya maupun perbuatannya jelek, jahat, kotor, hina, khianat, buruk, menyakitkan, jorok, pahit dipandang mata, menyengsarakan dan menyakitkan.

Hati yang bersih atau putih, melahirkan perbuatan baik dan amal shaleh hadiahnya syurga yang penuh dengan kenikmatan. Adapun Hati yang hitam, gelap dan penuh noda melahirkan perbuatan buruk dan jelak hadiahnya dari Allah Swt neraka jahanam yang sangat pedih dan menyakitkan.
Jagalah hait, rawatlah hahi jauhilah penyakit hati yaitu musyrik, kafir, sombong, dengki dan membanggakan diri (ujub).
Semoga bermanfaat saudaraku.
Wassalam. *(M2/DI/Red)*