Sabtu, 10 Maret 2018

Legislator Sorot Beredarnya Botol Limbah Medis Berisi Kuteks Dilingkungan Sekolah

Baca Juga

Botol limbah medis berisi cairan Kuteks
Botol medis berisi vaksin KB berlabel Cyclofem

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Beredarnya 'kuteks' atau cat kuku dalam kemasan botol bekas vaksin suntikan KB melalui sejumlah pedagang mainan yang biasa mangkal diseputar lokasi sekolah tingkat dasar di Kota Mojokerto, membuat sejumlah kalangan merasa was-was, temasuk kalangan Legislator kota setempat. Mereka khawatir, jika botol bekas vaksin KB itu terkontaminasi suatu virus atau bakteri yang bisa membahayakan kesehatan para siswa lantaran memakai kuteks yang dibeli dari pedagang mainan di sekolahnya.

Dikonfirmasi atas beredarnya kuteks dalam kemasan botol bekas vaksin KB ini, Komisi III DPRD Kota Mojokerto meminta agar pihak dinas terkait segera berkoordinasi untuk menangani persoalan tersebut. "Ini harus menjadi perhatian dan segera ditangani. Dinas terkait harus segera berkoordinasi untuk sesegera mungkin melakukan langkah-langkah penanganan. Lebih baik antisipasi daripada timbul masalah yang lebih serius baru bertindak", ujar anggota Komisi III DPRD Kota Mojokerto M. Gunawan, Sabtu (10/03/2018).

Namun demikian, anggota Komisi III DPRD Kota Mojokerto ini mewanti-wanti, agar dalam penanganan persoalan ini dilakukan dengan bijak dan tetap memperhatikan norma kemanusian. "Namun, dalam menangani persoalan itu pihak instansi terkait harus tetap mempehatikan sisi kemanusian. Karena mereka (Red: para pedagang mainan anak) mendapatkan barang dagangannya dengan cara membeli dari pedagang grosir lalu menjualnya lagi dengan harapan untuk mencukupi hajat hidupnya. Mereka pun juga punya keluarga untuk dihidupi dari berdagangnya. Jadi, harus dilakukan dengan dengan langkah-langkah bijak untuk menanganinya", tandasnya.

Dijelaskannya, langkah-langkah bijak untuk menangani persoalan yang ia maksud, dimisalkannya dengan mendata para pedagang mainan anak-anak yang biasa mangkal di sekolah-sekolah lalu membeli contoh barang yang dipersoalkan dan dilakukan penelitian terhadap barang tersebut.

"Misal, membeli beberapa xample (Red: contoh) kuteks dari beberapa pedagang dan ambil barangnya secara acak sambil mendata identitas para pedagang. Selanjutnya, lakukan penelitian terhadap barang-barang itu. Apapun hasilnya, kumpulkan para pedagang yang biasa mangkal di lingkungan sekolah-sekolah. Beri mereka pembinaan sebagai bekal dalam berdagang mainan anak. Intinya, selesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru", pungkas M. Gunawan.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, beberapa hari belakangan ini beredar kuteks dalam kemasan botol bekas vaksin KB yang dijual oleh sejumlah pedagang mainan anak yang biasa mangkal didepan sekolah-sekolah jenjang SD/MI di Kota Mojokerto.

Seperti halnya temuan adanya pedagang mainan anak yang biasa mangkal didepan MI depan RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo, di Surodinawan Kota Mojokerto, yang menjual kuteks dalam kemasan botol bekas vaksin KB berlabel Cyclofem.

Kontan saja, temuan kuteks dalam kemasan botol bekas vaksin KB berlabel Cyclofem itu langsung membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto turun lapangan untuk melakukan penyelidikan. “Kami tadi sudah ambil contoh beberapa kuteks, ada beberapa yang kami bawa ke kantor. Tim dari Dinkes Kota Mojokerto kini tengah melakukan penyelidikan", kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Mojokerto Ch. Indah Wahyu.

Dijelaskannya, walaupun botol kuteks tidak ada label, namun botol kemasan yang ditemukan sama persis dengan botol aslinya yang berlabel Cyclofem,  pihaknya akan melakukan penyelidikan hingga diketahui siapa produsennya. "Mereka (Red: para pedagang mainan anak) mengaku mendapatkan barang dari kawasan Jombang. Tapi, ada juga yang mengaku mendapatkan barang dari pedagang grosir mainan yang ada  di Kota Mojokerto", jelasnya.

Kepala Dinkes Pemkot Mojokerto menegaskan, pihaknya telah mendata para pedagang mainan anak yang biasa mangkal disekolah-sekolah yang ada di Kota Mojokerto dan akan melakukan pembinaan terkait pengelolaan dan pengolahan limbah medis maupun limbah B3. “Sudah kami data. Dalam waktu dekat, akan kita lakukan pembinaan. Jangan sampai tidak dikelola dengan benar, sehingga bisa menyebabkan penyebaran inveksi yang tidak terduga", tegasnya.

Ditandaskannya, karena barang tersebut ditemukan dilingkungan sekolah, maka Dinkes Kota Mojokerto berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat. "Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memberi himbauan ke pihak sekolah, anak-anak, orang tua dan guru, agar lebih mewaspadai keamanan makanan dan mainan", tandasnya. *(DI/Red)*