Minggu, 11 Maret 2018

Kalahkan Syaithan !

Baca Juga

Machfud Machradji



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Assamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Audzubillahiminasysyaithanirrajim
Bismillahirrahmanirrahim.


Surat Al-Hijr Ayat 39-40:

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,

إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".

إِنِّى لأَنْظُرُ إِلَى شَيَاطِينِ الإِنْسِ وَالْجِنِّ قَدْ فَرُّوا مِنْ عُمَرَ

“Sungguh aku melihat setan dari kalangan manusia dan jin lari dari ‘Umar.” (HR. Tirmidzi no. 3691. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

( إن اﻟﻤﺆﻣﻦ ﻟﻴﻨﺼﻰ ﺵﻴﻄﺎﻧﻪ آﻤﺎ یﻨﺼﻰ اﺣﺪآﻢ ﺏﻌﻴﺮﻩ ﻓﻰ اﻟﺴﻔﺮ )رواﻩ أﺣﻤﺪ

Artinya: "Sesungguhnya
orang mukmin akan dapat mengendalikan (mengalahkan) syaithannya sebagaimana salah seorang dari kalian yang dapat mengendalikan untanya ketika bepergian" (HR. Ahmad).

إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ – أَوْ أَمْسَيْتُمْ – فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ ، فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَحُلُّوهُمْ ، وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا

“Jika hari mulai gelap tahanlah anak-anak kalian (untuk keluar rumah) karena saat itu setan sedang berkeliaran. Jika telah lewat sebagian malam biarkanlah mereka. Tutuplah pintu-pintu dan ucapkanlah bismillah, karena sesungguhnya setan tidak akan bisa membuka pintu yang tertutup.” (HR. Bukhari no. 5623 dan Muslim no. 2012).


إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ

“Jika seseorang memasuki rumahnya lantas ia menyebut nama Allah saat memasukinya, begitu pula saat ia makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Kalian tidak ada tempat untuk bermalam dan tidak ada jatah makan".

Ketika ia memasuki rumahnya tanpa menyebut nama Allah, seketika iti pula setan pun mengatakan (pada teman-temannya), “Saat ini kalian mendapatkan tempat untuk bermalam".

Ketika ia lupa menyebut nama Allah saat makan, maka setan pun berkata, “Kalian mendapat tempat bermalam dan jatah makan malam”. (HR. Muslim no. 2018).


Nafsu merupakan bagian yang ada dalam diri manusia yang bersifat fithrah. Nafsu penting , karena tanpa nafsu atau nafsunya mati maka hidup tanpa keingingan dan cita-cita. Tentu aktifitas manded, cita-cita deadlock, dunia sepi, aktifitas kosong, hidup diada arti, bias jadi manusia akan matio karena tak makan dan tak minum.

Tapi ada sifat nafsu yang jelek, buruk serta jahat. Jika dilepas nafsu akan selalu mengajak kepada keburukan, kejahatan, kehinaan dan kedhaliman. Nafsu ini yang kemudian dipilih dan dijadikan alat syathan untuk menggoda, mempengaruhi, merayu, menipu manusia sehingga nafsu terkesima dan terbuai serta terjerumus kepada keinginan syaithan. Hati menjadi gelap, terkunci dikalahkan oleh nafsu yang sudah dalam kendali syaitan.

Manusia yang demikian pada akhirnya tersiksa, terhina, malu bukan kepalang bila belangnya terbongkar. Ibarat pepatah  Hidup tak hendak, mati tak mau. Neraka tempatnya.


Ayat dan hadits diatas merupakan pelajaran bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara mengalahkan syaithan, karena telah mengetahui kelemhannya. Syaithan, sebagaimana yang pernah disampaikan dalam kajian terdahulu, bukanlah makhluk terentu atau khusus. Akan tetapi, syaithan merupakan sifat yang ada pada siapapun yang aktivitasnya buruk dan negative. Syaithan bisa dari manusia, jin, benda-benda dll.

Kuncinya jika ingin mengalahkan syaitah adalah, menjadi orang yang ikhlas dalam beribadah dan beramal sholeh serta ibadahnya benar-benar lillhi ta’ala bukan karena manusia (linnas), ingin dipuji, ingin tenar, ingin berkuasa, ingin dihormati, ingin jadi pejabat, penguasa maupun pimpinan.

Yang kedua imam kuat dan berani. Kuat iman, tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah Swt, sabar memegang syariat agama Islam, kokoh pegang prinsip akidah. Dan kemudian berdo’a memohon perlindungan kepada Allah Swt dari syaithan yang terkutuk. Baca do’a dan bacaan tertentu yang diperintahkan dan dituntunkan oleh Rasulullah Saw. Syaitan pasti kalah. Semoga bermanfaat saudaraku. Wassalam. *(M2/DI/Red)*