Minggu, 16 September 2018

Kirab Agung Bumi Nuswantara 2018, Digdaya Maha Patih Gajah Mada

Baca Juga

Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi beserta istri saat mengikuti prosesi Kirab Agung Bumi Nuswantara 1952 Saka atau Tahun 2018, Minggu (16/09/2018) siang


Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Digdaya Maha Patih Gajah Mada menjadi tema Kirab Agung Bumi Nuswantara 1952 Saka atau Tahun 2018, yang digelar Minggu (16/09/2018) siang, di Pendopo Agung Trwoulan, menjadi puncak dari seluruh rangkaian event tahunan Ruwat Agung Bumi Nuswantara tahun ini.

Kirab dengan start di Pendopo Agung Trowulan dan finish di komplek Makam Troloyo itu, dihadiri Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi dan istri, segenap unsur Forkopimda dan para kepala OPD di lingkup Pemkab Mojokerto.

Selain itu, acara yang agenda tahunan Pemkab Mojokerto tersebut diikuti ratusan peserta dari SMA, MA, Paskibraka serta komunitas Trawas Trashion Carnival dengan menampilkan pertunjukan penuh warna dan atraktif tentang kuasa Patih Gajah Mada pada masanya.

Kirab, diawali terlebih dihulu dilakukan arak-arakan Bendera Gulo Klopo sepanjang 15 meter dan miniatur ayam jago, mengelilingi halaman tempat acara berlangsung. Dalam kirab tersebut, juga dilakukan prosesi penyerahan pusaka Pataka Majapahit (lambang Majapahit) kepada Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi.


Salah-satu prosesi Kirab Agung Bumi Nuswantara 1952 Saka atau Tahun 2018, Minggu (16/09/2018) siang

Disusul prosesi penyerahan tiga pusaka lainnya yakni umbul-umbul Gulo Klopo (Sang Saka Merah Putih) kepada Dandim 0815 Lelkol Kav Hermawan Weharima, Songsong Gringsing Udan Riwis (payung susun tiga) kepada Kajari dan Tombak Samudra kepada Kapolres Mojokerto, AKBP Leonardus Simarmata.

Dalam sambutanya, Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi berharap, kirab tahun ini hendaknya menjadi moment pengenalan dan pengakraban budaya-budaya asli leluhur pada masa lalu dan kedepannya tetap dilestarikan melalui agenda wisata. Ia pun berharap agar Kabupaten Mojokerto, senantiasa diliputi ketentraman, harmonis, dan kondusif.

“Ruwat Agung Bumi Nuswantoro adalah aset penting Kabupaten Mojokerto, di sektor wisata budaya yang harus dilestarikan. Kita juga berdoa agar Kabupaten Mojokerto senantiasa diliputi ketentraman, adem ayem dan kondusif. Seperti tema wayang kulit Ruwat Agung Bumi Nuswantoro 2018 ini yakni Wahyu Katentreman", ungkapnya.

Dalam rangkaian acara Kirab Agung Bumi Nuswantara 2018 ini, juga di pagelaran kesenian tradisional wayang kulit dengan lakon 'Wahyu Ketentreman: Mewujudkan Masyarakat Tata Tentrem Kerta Raharja' oleh Dalang Ki Marto Purbo Carito.

Sebagaimana dilaporkan Kepala Disparpora Kabupaten Mojokerto, Djoko Widjayanto dalam sambutan sekaligus laporanya.  “Perlu kami sampaikan rangkaian agenda Ruwat Agung Nuswantoro 1952 Saka Tahun 2018 dimulai dari festival, Gelar Macapat dan Unduh-Unduh Patirtaan pada Rabu 12 September 2018. Dilanjutkan Ruwatan Sukerto, Mangesti Suro dan Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Wahyu Ketentreman: Mewujudkan Masyarakat Tata Tentrem Kerta Raharja, oleh Dalang Ki Marto Purbo Carito, yang digelar pada Kamis 13 September 2108. Selanjutnya ditutup dengan Kirab Agung Bumi Nuswantara sebagai hari ini sebagai acara puncak", lapornya. *(DI/Red)*