Sabtu, 17 November 2018

BNNP Jatim:  Bandar Besar Sabu Mojokerto Masuk Jaringan Anggota DPRD Sumut

Baca Juga

BNNK Mojokerto saat menggelar Pers Release 3 (tiga) tersangka jaringan pengedar Narkoba yang dikendalikan Achmad Sulem dan barang bukti sabu seberat 372,87 gram.

Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim mendeteksi ada 54 jaringan Narkoba yang beroperasi di Jatim. Salah-satunya, berhasil dibongkar di Kota Mojokerto pada Selasa 13 Nopember 2018 dengan barang bukti 372,87 gram sabu dan 3 (tiga) tersangka yang sudah diamankan.

"Mulai Januari (Red: 2018), sudah kita lakukan pengintaian. Yang kita ungkap di Mojokerto tanggal 13 November kemarin, termasuk bandar besar yang sudah kita intai satu tahun", terang Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Bambang Budi Santoso, Sabtu (17/11/2018).

Brigjen Pol Bambang Budi Santoso menjelaskan, jaringan Narkoba Mojokerto yang dikendalikan Achmad Sulem disebut sindikat kelas kakap, karena nilai transaksi jual-beli Narkoba termasuk besar. Bahkan, jaringan ini punya sekitar 20 tabungan (ATM) dengan saldo yang fantastis. Puluhan rekening itu, dikhususkan untuk transaksi Narkoba.

Dijelaskannya pula, Achmad Sulem Cs merupakan jaringan yang terkoneksi dengan seorang bandar di Aceh yang jaringannya tersebar di beberapa daerah. Bahkan ada oknum anggota DPRD di Sumatera Utara (Sumut) yang disebut terlibat dalam sindikat ini.

“Ada oknum anggota dewan di Sumut yang terlibat memasukkan Narkotika. Ternyata jaringannya ada di sini (Mojokerto). Mereka mengader orang-orang yang tidak akan menyangka akan direkrut sebagai sindikat, tapi kita temukan barang bukti di rumahnya luar biasa", jelas Brigjen Pol Bambang Budi Santoso.


Tiga tersangka Achmad Sulem bandar sekaligus pimpinan sindikat sabu serta dua anggotanya, Ali Maskur dan Saiful Anam yang digerebek BNNK Mojokerto dan BNNP Jatim, Selasa (13/11/2018) lalu.

Lebih lanjut, Brigjen Pol Bambang Budi Santoso memaparkan, jaringan Narkoba memang termasuk kejahatan yang sulit di berantas. Hal itu, dikarenakan sindikat Narkoba kebanyakan menggunakan sistem ranjau yang selalu melahirkan sel-sel baru, kendati induknya (jaringan lama) sudah terbongkar.

“Makanya, penanganan Narkotika tidak akan pernah selesai karena mereka sistemnya sistem ranjau. Hantam sini lalu bisa muncul delapan jaringan yang mungkin jaringan baru", paparnya.

Dipaparkannya pula, jaringan narkoba memang termasuk kejahatan yang sulit diberantas. Penyebabnya, jaringan narkoba kebanyakan menggunakan sistem ranjau yang selalu melahirkan sel-sel baru kendati induknya (jaringan lama) sudah terbongkar.

“Makanya, penanganan narkotika tidak akan pernah selesai karena mereka sistemnya sistem ranjau, hantam sini lalu muncul delapan jaringan yang mungkin jaringan baru", paparnya pula.

Sosok dan penampilan mereka, lanjut Brigjen Pol Bambang Budi Santoso, tak mencolok atau bahkan jauh dari kecurigaan maupun tudingan masyarakat. Para pengedar ini biasanya menyamar dalam berbagai profesi pekerjaan.

“Ada yang kamuflasenya di sini dengan berjualan cilok. Ya tentu orang-orang enggak akan menyangka. Terkait itu, kita tidak hanya melakukan penangkapan terhadap para pengedar Narkoba saja, tapi juga melemahkan sumber pendanaan dengan menelisik aset yang dimiliki", lanjutnya.

Lebih jauh, Brigjen Pol Bambang Budi Santoso menguraikan, para pengedar Narkoba saat ini memiliki pola distribusi yang berbeda dibanding sebelumnya. Dimana, dalam suatu pengiriman, mereka menggunakan jalur distribusi yang berlainan.

Selain itu, para pengedar Narkoba juga tidak menggunakan kurir lokal sebelum Narkoba sampai ke tempat tujuan. Mereka pun mempertimbangkan nilai Narkoba dalam pendistribusiannya.

“Mereka itu dari Aceh jalan darat, sampai di Jogja dia terbang (Red: jalur udara). Kemudian dia turun, terus nyambung sama bus antar kota antar provinsi. Mareka tidak menggunakan kurir setempat sebelum sampai ke tempat tujuan", urainya.

Ditandaskannya, BNNP Jatim akatn terus melakukan pemantauan beberapa jalur, terutama jalur udara dengan rute penerbangan baru.

“Seperti Surabaya ini membuka rute (Red: penerbangan) baru dari Kuala Lumpur ke Banyuwangi. Nah, kita juga pelototi itu, karena mereka rata-rata dari Banyuwangi langsung menyebrang ke Bali", tandasnya.

Terkait itu, BNNP Jatim mengharapkan peran semua lapisan masyarakat dalam pemberantasan Narkoba. Pihaknya pun menghimbau, agar masyarakat tidak segan dan takut untuk melaporkan ke pihak berwenang jika mengetahui hal-hal dan gelagat yang mencurigakan. *(DI/HB)*